Connect with us

DISHUT PROV KALSEL

KPH Hulu Sungai Kembangkan Produk Hutan Non Kayu

Diterbitkan

pada

Pertemuan Kadishut dengan jajaran KPH Hulu Sungai Foto : Dishut

KANDANGAN, Setelah mengikuti acara Gerebeg Sahur bersama Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor di Desa Hamak Timur, Kecamatan Telaga Langsat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kepala Dinas Kehutanan Prov Kalsel, Hanif Faisol Nurofiq beserta jajarannya langsung berkunjung ke kantor Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Hulu Sungai, Jumat (17/5).

Kedatangan Kadishut ini sekaligus melakukan rapat membahas progres kegiatan – kegiatan yang berjalan di KPH Hulu Sungai. Pada kesempatan itu, Hanif menggelorakan agar ASN kehutanan tidak lagi gagap teknolgi (Gaptek) di era digital.

“Kita sedang melalui proses Revolusi Industri 4.0. Melalui informasi teknologi atau media online. Kita wajib menguasai teknologi dan aktif di dunia digital. Kita gunakan untuk berkomunikasi, berpromosi, membuka jejaring kerja sama dan menyosialisasikan kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dalam menunjang kerja. Sehingga akan memudahkan memberikan pemahaman kepada dunia luar tentang pembangunan kehutanan yang sudah dan sedang dilaksanakan,” papar Hanif.

Khusus untuk jajaran KPH Hulu Sungai, ia meminta agar instansi ini harus bangkit dan membawa nama unit kerja ke tingkat nasional. Dengan cara menggali dan mengembangkan produk – produk hasil hutan yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“KPH Hulu Sungai dianugerahi potensi alam yang melimpah. Diantaranya bambu seluas lebih dari 3,000 hektare. Pangsa pasar produk bambu tusuk sate/pentol terbuka, teknologi mesin pengolahnya tersedia, tinggal membina masyarakat untuk mengerjakannya. Kita bantu agar pasarnya bagus,” katanya.

Selain itu, lanjut dia, di wilayah ini juga ada produk madu dan kayu manis yang harus dikembangkan untuk bisa memenuhi permintaan pasar. Dan pemanfaatan hutan yang tidak kalah menjanjikan yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yaitu jasa lingkungan.

“Kalsel memiliki 2 agenda nasional. Yaitu Pasar Terapung dan Bamboo Rafting (Belanting Paring). Bambu Rafting ada di Kecamatan Loksado, di wilayah kelola KPH Hulu Sungai. Melalui even ini kita dongkrak kunjungan wisatawan ke Desa Wisata Haratai melalui promosi online yang intensif,” tegasnya.

Dengan cara itu meningkatkan dan memperbaiki hasil hutan bukan kayu (HHBK), ketergantungan masyarakat dengan produk hutan kayu semakin berkurang. Karena ada produk bukan kayu yang bernilai ekonomis. “Dengan demikian, hutan tetap lestari, masyarakatnya sejahtera,” tutupnya. (risna/kphhs)

Reporter :Risna/kphhs
Editor :Cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->