Connect with us

HEADLINE

Korban Terakhir Kelima Ditemukan, Pencarian Longsor di Pendulangan Intan Pumpung Ditutup

Diterbitkan

pada

Evakuasi korban longsor pendulangan intan Pumpung, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru berlangsung hingga dinihari pukul 04.30, Selasa (9/4/2019). Foto : rico

BANJARBARU, Setelah melalui proses pencarian yang cukup panjang, korban terakhir atau korban kelima longsor di lokasi pendulangan intan tradisional di Pumpung, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru akhirnya berhasil dievakuasi.

Jasad terakhir yag tertimbun longsoran tanah yaitu Askom alias Tony, ditemukan pada Selasa (9/4/2019) sekitar pukul 04.27 Wita dini hari.

Baca Juga : Sudah Dua Korban Longsor Pendulangan Intan Pumpung Ditemukan

Diungkapkan Rekanan Emergecy yang berada di lokasi kejadian, Muhammad Zaini, usai dievakuasi korbang langsung dibawa ke rumah duka. Namun hanya beberapa saat, denyut nadi korban dirasa masih ada.

“Korban tadi sempat ada denyut nadi waktu di rumah. Lalu saat dibawa ke IGD Puskesmas Cempaka, nafas korban sudah tidak ada lagi,” ujarnya.

Upaya pencarian sepanjang malam sejak Senin (8/4/2019) siang kemarin hingga jelang subuh tadi, dilakukan oleh tim gabungan baik itu Polri, TNI, Basarnas, BPBD, Rekanan Relawanan, dan seluruh elemen masyarakat. Bantuan fasilitas maupun sarana untuk menunjang proses pencarian korban terus didatangkan baik itu mesin genset, lampu penerangan hingga dibuatnya dapur umum.

Baca Juga : Dua Korban Kembali Ditemukan, Petugas Maksimalkan Pencarian Korban Terakhir

Seperti yang diberitakan sebelumnya, longsor yang terjadi di lokasi pendulangan intan ini terjadi pada Senin (8/4/2019) pukul 14.30 Wita. Longsoran di lubang pendulangan intan ini , diduga terjadi karena kondisi tanah labil yang bercampur pasir dan kerikil basah akibat hujan yang turun sejak pagi hari.

Saat kejadian diketahui ada 7 pendulang yang sedang melakukan pekerjaan rutin harian sebagai mata pencaharian. Dua diantaranya berhasil selamat karena posisinya saat itu sedang berada di atas yaitu Ardi dan Ipul. Sedangkan kelima pendulang intan lainnya tidak berhasil selamat dan tertimbun tanah dengan kedalaman 13 hingga 15 meter.

Proses pencarian 5 korban yaitu Dumat, Aulia alias Aau, Jumat, Oval, dan Askom alias Tony pun harus memakan waktu selama 12 jam lebih sejak siang hari hingga pukul 04.30 Wita. Pasalnya cuaca yang hujan disertai angin yang kencang membuat lingkungan di sekitar lokasi kejadian menjadi sulit untuk dapat diturunkannya alat berat.

Bahkan dikatakan Kepala Basarnas Banjarmasin, Mujiono pihaknya yang menggunakan Termal Detektor dalam operasi SAR korban longsor, juga tidak efektif. Alhasil proses pencarian dilakukan secara manual

“Kita gunakan untuk membantu menemukan lokasi tubuh korban tapi kurang efektif karena berlumpur,” katanya.

Kini usai ditemukannya korban terakhir yaitu Askom, operasi pencarian korban longsor telah ditutup. Seluruh korban telah berada di masing-masing rumah duka .

“Operasi SAR dinyatakan selesai dan ditutup,” ujar Kepala Basarnas Banjarmasin.

Menjadi catatan, tragedi ini tidak menjadi kali pertama di lokasi pendulangan intan tradisional di Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru. Menurut laporan warga sekitar, longsor memang kerap kali sering terjadi beberapa tahun terakhir dan tidak sedikit pula yang menimbulkan korban jiwa bahkan jumlahnya sudah puluhan, meski warga sendiri tak punya angka tepatnya.

Oleh karena itu, Wakil Walikota Banjarbaru, Darmawan Jaya mengatakan pihaknya akan mengkaji sistem pendulangan atau pertambangan intan di kota Banjarbaru. Menurutnya, sistem mendulang intan dengan cara lama akan jauh lebih aman.

“Sistem yang dipakai orang tua kita dulu, selama 25 tahun hanya satu saja korban meninggal. Jadi menambangnya bisa turun ke bawah, dan membuat lorong ke kiri dan kanan. Itu safetynya lebih baik dan bisa dikembangkan untuk kegiatan wisata di bidang pertambangan,” ujarnya saat membantu proses pencarian para korban. (rico)

Reporter:Rico
Editor:Bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->