Connect with us

ACT KALSEL

Ketegaran Warga Lombok dalam Menghadapi Bencana


Berkaca dari Upaya Lombok Bangkit Pasca Gempa (3)


Diterbitkan

pada

Warga Lombok enggan mengemis bantuan untuk menutupi kebutuhan mereka. Foto : desy

SEJAK awal yang ku bayangkan adalah tenda, pengungsi, anak-anak yang diam dalam dukanya, atau banyak kotak amal di sepanjang jalan. Bukankah ini yang menjadi kebiasan di Kalimantan Selatan, jika terjadi kebakaran, puting beliung, maupun musibah lainnya.

Lombok tidak begitu! Pada 29 Juli Lombok Utara dihantam gempa 6,5 SR belum beranjak dari trauma berpusat di Lombok Timur gempa kembali menyapa dengan dengan lebih hebat tercatat 7,0 SR tepat di tanggal 5 agustus 2018 pukul 19.00wita. Gempa ini mengakibatkan 585 orang lebih meninggal, ada 417.529 warga kehilangan tempat tinggal masih menurut data BNPB pasca masa tanggap darurat dicabut ada 38.919 warga luka-luka, 906 tempat ibadah rusak, 1.154 sekolah rusak, dan 18 jembatan penghubung putus.

Masyarakat Lombok tetap tegar dalam dukanya. Tidak ada kotak amal di sepanjang jalan menuju Lombok. Padahal rumah, bangunan gedung, perkantoran, sekolah, rata dengan tanah.

“Banyak juga warga yang tidak ingin dibantu. Berikan saja bahan mentah dan kelengkapannya kami akan memasak sendiri. Sehingga banyak camp pengungsi yang membuat dapur umum sendiri,” cerita Iqbal, Marketing Komunikasi ACT Nusa Tenggara Barat.

Budaya malu mereka jika dibantu begitu besar. Tidak ingin bergantung meski dalam duka mereka masih saling bantu mengumpulkan uang, bahkan mereka bersama-sama mengolah makanan untuk dikirim ke korban terdampak gempa dan tsunami di Palu.

Sepanjang jalan protokol di Ibu kota Nusa Tenggara Barat (NTB) Mataram jika malam telah tiba banyak komunitas anak muda mengedarkan kotak sumbangan bertuliskan “Donasi untuk korban gempa dan tsunami Palu dan Donggala”. Bukan hanya mengedarkan kotak sumbangan mereka juga bernyanyi di jalur lampu merah, tertib dan menghibur.



“Memberikan bantuan bagi warga Lombok itu menyenangkan. Tidak ada mental peminta-minta dari mereka, ini tidak pernah saya temui didaerah terdampak bencana didaerah lain. Lombok luarbiasa, mereka tertib juga tidak ada yang nge-crek (minta sumbangan dijalan),” cerita Ading yang memiliki nama lengkap Didin Fahrudin relawan ACT dari Jakarta yang sudah 2 bulan di Lombok.

Lain Ading lain pula cerita Fuad dan Habiba relawan kalimantan Selatan yang ditugaskan ACT Kalsel. Bagi Fuad petani dan sekretaris parpol yang berasal dari Tanah Laut ini, menjadi relawan adalah kesempatan untuk menembus batas kemampuan diri,”saat menjadi relawan kita harus menjadi apasaja diluar keahlian kita. Harus siap.”

“Alhamdulillah masih bisa berguna bagi sesama, kalau kita menolong orang lain Allah juga akan menolong kita,” ungkap Habiba yang juga menjadi ketua untuk program IFE. Program pemberian makanan bagi anak dan balita korban gempa yang berposko di desa Jenggala Kecamatan Tanjung Lombok Utara. Meninggalkan pekerjaan, harus berusaha keras meyakinkan orang tua demi bisa berangkat menjadi relawan berminggu bahkan berbulan-bulan tanpa dibayar, bertemu mungkin saja memasak untuk orang yang bahkan tidak dikenal.

Ketegaran relawan terbayar ketika mereka disambut para pengungsi di camp mereka dengan senyum, tertib bahkan para relawan kalsel yang bertugas di Desa Bayan Lombok Timur sudah sangat akrab dengan warga sekitar posko mereka. Dengan lincah lidah mereka memanggil “Inak” untuk Ibu dalam bahasa sasak dan “Amaq” untuk Bapak/ayah. Percampuran budaya Banjar dibumi suku Sasak tengah mereka padukan ditengah kehancuran beton di sekelilingnya.

Ah… Lombok bukan hanya memiliki panorama alam yang cantik tapi juga budaya manusia yang santun. Manusia mana yang tidak akan jatuh cinta padanya, para relawanpun rela bahkan ingin masa tugasnya tidak berakhir di Lombok. Hanya saja Sulawesi Tengah telah memanggil. Boleh saja para relawan silih berganti datang tapi program pasca bencana yang telah digagas ACT akan tetap berlangsung hingga Lombok tegar berdiri, hingga target pembangunan 10 ribu shelter terbangun, hingga nelayan kembali kelaut, hingga petani bisa kembali keladangnya, hingga bocah-bocah Lombok kembali menari ditepi pantai, hingga itu semua terwujud percayalah relawan hebat itu masih akan bersamamu Lombok.

Dan kita masih bisa memberi arti bagi senyum dan bahagia mereka dengan terus memberikan donasi sedikit dari kita besar artinya bagi saudara kita di Lombok, Palu dan Donggala. Terus salurkan donasi pada kanalkalimantan peduli bersama ACT di rekening kemanusian BNI Syariah 8660 2910 1806 0001. (Desy)

Reporter : Desy
Editor : Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->