Connect with us

Kota Banjarbaru

Kasus Dua Bayi Dibuang di Banjarbaru, Ini Kata Psikolog dari Universitas Lambung Mangkurat

Diterbitkan

pada

Dosen FK ULM, Rika Vira Zwegery SPsi MPsi Psikolog. Foto: ibnu

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Warga Banjarbaru digegerkan dengan 2 bayi yang ditemukan pada tempat dan waktu yang berbeda.
Menjadi sebuah keprihatinan bagi semua pihak, masih menjadi pertanyaan bagaimana kesiapan orangtua dalam menyambut buah hati yang menjadi dambaan sepasang suami istri.

Rika Vira Zwegery SPsi MPsi Psikolog mengatakan, berkaca pada kasus pembuangan dua bayi di Kota Banjarbaru, perlu ada kesiapan calon orangtua sebelum mempunyai anak.

“Penting banget bagi pasangan ingin menikah untuk mempersiapkan diri, seperti persiapan fisik, mental dan finansial. Banyak hal yang perlu disiapkan dalam menjalin biduk rumah tangga,” ujar dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Lambung Mangkurat (ULM), kepada Kanalkalimantan.com, Kamis (8/12/2022) siang.
Menurutnya banyak hal yang perlu diperhatikan sebelum pasangan menjalin sebuah hubungan ke arah lebih serius (pernikahan).

“Ini penting dipersiapkan, daripada harus memikirkan atau mempersiapkan acara pernikahan yang mewah. Pun dengan tujuan menikah harus diluruskan dulu, apakah menikah karena banyak tekanan dari orang lain, misalnya banyaknya pertanyaan kapan menikah? atau tekanan dari usia yang sudah cukup belum tentu siap untuk menikah, ini juga harus digaris bawahi,” jelas lulusan Psikologi S1 Universitas Islam Indonesia (UII) Jogjakarta.

 

Baca juga  : Bayi yang Dibuang di Palam dalam Kondisi Sehat, Begini Syarat Adopsi Anak

Khusus kesiapan mental, dijelaskan Vera, pengasuhan sudah disiapkan sejak memilih pasangan, bukan dari sudah punya anak baru melakukan pengasuhan.

“Banyak hal yang harus kita ketahui, karena jadi orang tua merupakan proses pembelajaran seumur hidup, bukan hanya sekadar mendapatkan keturunan, tetapi kita bertanggung jawab untuk kelangsungan hidupnya (anak) baik secara fisik maupun psikologis,” tuturnya.

Ditekankannya dalam psikologis anak sangat penting dihadirkan orangtua, bukan hanya menyiapkan ASI, Asa dan Asuh.

“Kita (orangtua) tidak hanya menyiapkan makan dan minumnya saja, tetapi juga harus membentuk psikologinya dia (anak), bagaimana kita (orangtua) menyediakan cinta, kasih sayang dan kepedulian kepada anak, ini merupakan bagian penting dalam parenting,” tekannya.

Baca juga : Rugikan Negara Rp 451 Miliar, Dugaan Korupsi PT Pertamina Patra Niaga di Banjarmasin Sejak 2009

Dibeberkannya, penerapan psikologi pada anak ini sering diabaikan orangtua dalam tanggung jawab sebagai orangtua kepada anak.

“Dalam kasus yang terjadi di Banjarbaru (pembuangan bayi), saya tidak bisa bilang pasti tapi bisa terjadi, mungkin orangtuanya belum siap menjadi seorang orangtua,” beber perempuan kelahiran 1 September 1987 ini.

Maka dari itu, calon orangtua penting belajar parenting sebelum menikah. Karena setelah menikah banyak penyesuaian diri ketika pasutri memiliki seorang anak.

“Banyak faktor yang mempengaruhi kesiapan seseorang itu menjadi seorang ibu, seperti masa-masa bayi baru lahir (new born) terdapat masa lumayan sulit. Apalagi bagi seorang yang awalnya single kemudian punya anak, banyak kasus baby blue syndrome kemudian ibunya menjadi depresi juga bisa jadi menjadi salah satu faktornya,” ungkap jebolan profesi psikolog S2 Universitas Gadjah Mada.

Kemudian tambahnya, secara psikologis orangtua butuh penyesuaian diri, apalagi baru mempunya bayi yang new born (baru lahir), sehingga banyak menimbulkan perubahan dalam hidupnya seperti sering begadang karena mendengar tangisan bayi, perubahan pada bentuk tubuh setelah melahirkan, harus beradaptasi dengan keluarganya, suaminya tidak membantu dan banyak faktor yang mempengaruhi kesiapan calon seorang ibu. (Kanalkalimantan.com/ibnu)

Reporter : ibnu
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->