Connect with us

Bisnis

Kalsel Tak Serius Kelola Ekonomi Digital dan Revolusi Industri 4.0


Pemerintah Masih Andalkan Ekonomi Sektor Tambang dan SDA


Diterbitkan

pada

Kalsel harus mampu mendorong perkembangan ekonomi berbasis ekonomi digital dan revolusi industri 4.0. Foto : Arief Rahman

BANJARMASIN, Kepala Tim Pusat Pengembangan dan Penelitian Kementerian Perindustrian Moko Nugroho berharap pemerintah daerah lebih serius mendorong inovasi berbagai produk lokal pada era ekonomi digital dan revolusi industri 4.0 sekarang.

Hal tersebut diungkapkannya saat seminar ekonomi dan bisnis dengan tema “Era Disrupsi Ekonomi Digital dan Revolusi Industri 4.0” di Aula Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Banjarmasin, Kamis (25/10).

“Saya lihat banyak sekali produk olahan khas Kalsel yang potensial untuk dijual dengan pasar yang lebih luas di era ekonomi digital sekarang. Namun karena minim inovasi teknologi menjadikan produk tersebut hanya bisa terserap di pasar lokal,” ungkapnya.

Contoh saja, produk jamu olahan yang ada di Kampung Pejabat di Kota Banjarbaru, karena hanya diproduksi secara tradisional tanpa sentuhan teknologi menjadikan produk tersebut tidak bisa dipasarkan secara luas karena cepat basi.

“Harusnya pemerintah daerah melalui dinas terkait bisa hadir untuk melakukan pembinaan dalam rangka membantu pengusaha membuat produk jamu yang bisa dikemas dan tahan lama. Dengan demikian produknya bisa dijual tidak hanya di tingkat lokal saja,” katanya.

Lalu contoh lainnya adalah produk kopi khas Kabupaten Banjar yang dilihatnya juga punya potensi, namun tidak diberdayakan dengan peralatan tradisional oleh para petani. Padahal jika mereka dibina dengan bantuan peralatan modern hasil produksi kopi khas Kabupaten Banjar tersebut bisa lebih meningkat.

“Kalau meningkat kualitasnya, harganya pun bisa dijual dengan lebih tinggi. Selain tidak itu menutup kemungkinan kopi lokal ini bisa kita ekspor tidak hanya antar daerah, namun bahkan antar negara,” tambahnya.

Sementara itu, Ekonom World Bank Alief Rezza melihat pemerintah daerah di Kalsel masih belum serius dalam memaksimalkan peluang ekonomi baru di era ekonomi digital dan revolusi industri 4.0 sekarang.

“Kalsel masih terjebak pada sektor ekonomi bidang pertambangan dan minim inovasi dalam rangka mendorong pengembangan ekonomi baru yang jauh lebih ramah lingkungan, memiliki masa depan yang menjanjikan dan sesuai dengan perkembangan zaman,” bebernya.

“Kami tentunya mengingatkan sektor pertambangan ini tidak bisa diandalkan terus menerus, karena bisa habis dan tidak bisa diperbaharui lagi. Akan lebih baik hendaknya Kalsel mulai sekarang bisa lebih serius dalam mendorong pembangunan infrastruktur untuk membangun kawasan industrinya,” jelasnya.

Dilain pihak, Asisten Direktur Perwakilan BI Wilayah Kalsel M Siroth setuju jika dikatakan ekonomi Kalsel masih didominasi oleh produk primer seperti batu bara. Bahkan sektor industri Kalsel juga masih didominasi oleh industri berbasis Sumber Daya Alam (SDA).

“Hingga saat ini belum ada industri di Kalsel yang masuk kategori berteknologi tinggi. Padahal penciptaan industri dengan kandungan teknologi yang semakin tinggi diperlukan untuk memberikan posisi daya saing yang lebih baik,” pungkasnya. (arief)

Reporter : Arief
Editor : Abi Zarrin Al Ghifari


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->