Connect with us

HEADLINE

Jalur Feri Ditutup, Sopir Minta Jembatan Kayu Tangi Dibuka, Truk Sudah 5 Hari Tak Bisa Kirim Barang

Diterbitkan

pada

Antrean truk pengangkut barang pokok yang akan ke Kalteng tak bisa kirim pasokan. Foto : putra

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Kemacetan panjang kendaraan bermotor terjadi di jalan Brigjend H Hasan Basri, sejumlah orang berkerumun di depan halte Universitas Lambung Mangkurat (ULM).

Macet tak bisa terurai ini terjadi menyusul antrean puluhan truk karena tak bisa melewati jalur lingkar jalan Gubernur Syarkawi yang kondisinya rusak parah akibat banjir, Sabtu (23/1/2021).

Aksi ini penutupan ruas jalan dari dalam kota Banjarmasin menuju Handil Bakti otomatis membuat kendaraan roda dua dan roda empat menumpuk hingga di depan kampus STIE Banjarmasin.

Para sopir mengaku sudah berhari-hari tidak bisa melintas dan menuntut pemerintah membuka akses jembatan Kayu Tangi untuk mereka lalui menuju Kalimantan Tengah.

Sempat para sopir menyeberang dengan menggunakan feri, belakangan feri penyeberangan yang ada di Alalak mulai memberatkan kocek mereka.

“Awalnya kami menyeberang naik feri. Namun harganya belakangan naik. Kalau dihitung-hitung uang saku kami habis di jalan, dan saat ini jalur penyeberangan feri ditutup,” ucap salah satu sopir, M Rasad (32).

Penutupan jalur feri tersebut, menurut sopir truk, karena warga Desa Brangas, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala (Batola) menolak untuk menaikkan truk ke feri, karena sempat terjadi insiden truk yang menimpa salah satu rumah warga.

“Mulai kemarin hari, Jumat (21/1/2021), jalur penyeberangan feri ditutup warga, karena ada sempat jatuh mobil angkutan menimpa rumah warga,” katanya.

Sopir truk angkutan barang lainnya, Andi (37) mengaku bersama rekan sopirnya akan tetap menutup jalan bagi pengendara lainnya, selama keinginan mereka tidak dikabulkan.

“Rata-rata di sini sudah 2 hari, bahkan ada yang 5 hari lalu. Makan di sini kami ngutang sama teman. Kami akan tetap bertahan di sini hingga dikabulkan, kami minta kebijaksanaan pemerintah,” ujarnya.

Sementara itu terlihat antrean truk angkutan sepanjang Jalan Brigjend Hasan Basri hingga Kayu Tangi ujung, sebelum perbatasan Kota Banjarmasin-Kabupaten Barito Kuala.

Pantauan Kanalkalimantan.com truk-truk barang expedisi ini kebanyakan akan menuju ke daerah Kalimantan Tengah, untuk menyuplai kebutuhan pokok maupun barang lainnya.

Terputusnya jalur penyeberangan feri para sopir mengakui pihak penerima berang menyayangkan dengan terlambatnya pasokan barang dari angkutan mereka.

Hingga berita ini diturunkan, Kepala Dinas Perhubungan Kalsel, Rusdiansyah masih melalukukan rapat dengan pihak PT WIKA yang menjadi kontraktor jembatan Kayu Tangi.

“Jika akses jalan untuk angkutan berat di jembatan Kayu Tangi lama yang posisinya berdampingan dengan jembatan baru dibuka, dikhawatirkan menimbulkan getaran pada pengerjaan jembatan baru,” katanya.

Sembari menunggu keputusan untuk truk-truk angkutan bahan pokok, truk expedisi diminta mengurangi beban muatan, jika diperbolehkan lewat jembatan kayu tangi lama. (kanalkalimantan.com/putra)

 

Reporter : Putra
Editor : Bie

 

 

 

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->