Connect with us

HEADLINE

Jalur Alternatif Haul Sekumpul Marabahan – Martapura Rusak Parah, Berlubang Penuh Kubangan

Diterbitkan

pada

Kondisi jalan alternatif Marabahan-Martapura di Desa Rajai Landung, Kabupaten Banjar. Foto: ist

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA – Nyaris tak bisa dilewati, bak medan off road jalur alternatif penghubung Marabahan ke Martapura hancur berlumpur di wilayah perbatasan kedua daerah bertetangga.

Lantaran kondisinya yang sulit untuk dilewati kendaraan bermotor, jamaah Haul ke-18 KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani (Abah Guru Sekumpul) yang berencana akan melewati jalur lintas kabupaten di Desa Tajau Landung, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, dianjurkan memilih jalur lainnya.

Jalan milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan di perbatasan Kabupaten Banjar dan Kabupaten Barito Kuala, yang biasanya dilewati warga dari Hulu Sungai atau sebaliknya itu, kini kondisi aspal tak lagi terlihat. Terkelupas, penuh gelombang, berlubang, berkubang air, becek bercampur batu dan tanah berlumpur.

Jalur alternatif melalui Batola ini biasanya dipilih para pelintas untuk memangkas waktu perjalanan ke jalan Martapura Lama di Kabupaten Banjar, ketimbang harus memutar lewat jalur utama di Jalan Gubernur Syarkawi atau Kota Banjarmasin.

 

Baca juga  : Catat! Ini Nomor Mekanik Bengkel bagi Kendaraan Bermasalah saat Haul ke-18 Sekumpul Sepanjang Kalsel-Kalteng-Kaltim

Di Kecamatan Jejangkit, Barito Kuala, jalannya bagus dan mulus, sebagian baru dilakukan pengaspalan. Namun, jangan kaget ketika memasuki jalan di ujung Desa Tajau Landung, Kabupaten Banjar, kondisinya berbalik 360 derajat.

Tidak jarang pengendara roda 2 yang melintas tergelincir, pun roda 4, juga roda 6, jika dipaksakan ban kendaraan bisa amblas dan terperosok di dalam lubang jalan bercampur lumpur.

Sadar jalan itu kini sulit untuk dilalui, Pahrurraji Kepala Desa Tajau Landung, mengimbau warga untuk berhati-hati ketika melintasnya.

“Roda dua berhati-hati jalan licin. Bagi pengguna jalan roda empat mobil kecil, sedan agak susah, kalau mobil agak tinggi, masih bisa tembus,” katanya.

Dia mengatakan kondisi jalan itu semakin diperparah ketika terjadi hujan, kedalaman lubang jalan yang digenangi air susah diprediksi.

“Jadi pengguna jalan roda 2 harus sangat berhati-hati, agar menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” himbaunya lagi melalui pesan suara yang diterima Kanalkalimantan, Rabu (25/1/2023) siang.

Baca juga  : Bacakan Pledoi, Mardani Maming Melawan Tuntutan Penjara 10,5 Tahun

Imbauan juga datang dari Camat Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Mukti Wahono. Jamaah Haul Abah Guru Sekumpul yang berencana melalui jalur Jejangkit agar berhati-hati lantaran jalan di perbatasan kecamatan, tepatnya di Desa Tajau Landung, Kabupaten Banjar kondisinya sedang rusak.

“Kepada yang terhormat, jamaah Haul Abah Guru Sekumpul yang berencana melewati jalur Jejangkit baik yang masuk melalui Ray 7 Kecamatan Mandastana, maupun Desa Sungai Bambam, Kecamatan Rantau Badauh, kami imbau untuk hati-hati, karena jalan di daerah Tajau Landung setelah jembatan Desa Simpang Lima dalam kondisi rusak,” imbaunya.

Rekayasa Arus Lalu Lintas

“Roda empat tidak boleh melintasi jalan Kecamatan Jejangkit menuju tempat haul,” ujar Kasat Lantas Polres Batola, Iptu Royke Darean, Selasa (24/1/2023) tadi.

Untuk roda 4 ke atas yang ingin menuju lokasi Haul Abah Guru Sekumpul diarahkan untuk menggunakan jalur utama. Jalan Marabahan-Banjarmasin menuju jalan Lingkar Utara. Pembatasan ini berkaca dari haul tahun sebelumnya. Terjadi kemacetan total di perbatasan Kabupaten Banjar dengan Kecamatan Jejangkit.

“Dua minggu yang lalu kami melakukan cek lokasi, jalan perbatasan Jejangkit dan Kabupaten Banjar, sempit. Jalan juga memperihatinkan,” tambahnya.

Baca juga  : Begini Rekayasa Lalin saat Haul ke-18 Guru Sekumpul, Kantong Parkir di Masjid Alkaromah Martapura

Berdasar pada pengalaman terdahulu Royke berkeyakinan kalau roda 4 masuk, akan terjadi kemacetan yang panjang. “Pengaturan lalu lintas ini dari pagi hari hingga malam hari saat acara nanti,” ujarnya dalam rekaman audio yang diterima.

Selain itu, Royke mengungkapkan, pihaknya juga melakukan pengaturan lalu lintas di perbatasan Batola dan Kalteng. Di perbatasan Kalteng, mobil roda 6 akan diberhentikan sementara pada Kamis (26/1/2023) besok.

“Akan kita berhentikan untuk roda 6 ke atas. Bila diizinkan, akan mengakibatkan kemacetan atau tertumpuk,” ujarnya. (Kanalkalimantan.com/kk)

Reporter : kk
Editor : kk


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->