Connect with us

Kota Banjarmasin

Hujan Turun yang Membuat Petugas Posko Karhutla Sedikit Bernafas Lega

Diterbitkan

pada

Petugas Pokso Karhutla Dinas Sosial terus waspada Foto: Mario

BANJARMASIN, Kesiapsiagaan menghadapi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) menjadi tuntutan para petugas di Posko Karhutla. Namun, turunnya hujan beberapa hari terakhir membuat para petugas bisa bernafas sedikit lega. Paling tidak, hujan akan mengurangi munculnya titik api yang memicu kebakaran di sejumlah kawasan.

Bagaimana tidak, luas lahan yang terkena dampak Karhutla di sejumlah daerah di Kalsel saat ini telah mencapai 2.005 hektare yang didominasi kawasan gambut dan lahan kosong. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, Wahyudin mengatakan, luas lahan yang terbakar itu merupakan akumulasi sejak 1 Januari hingga 14 September 2018. “Luas lahan terbakar mencapai 2.005 hektare itu tersebar di sejumlah daerah rawan Karhutla, terutama lahan gambut yang sangat mudah terbakar di musim kemarau,” ujarnya.

Selama kurun tersebut, juga telah terjadi 552 kali kebakaran hutan dan lahan sehingga menyebabkan luas lahan terbakar mencapai ribuan hektare. Ia mengatakan, dari 13 kabupaten dan kota di Kalsel, luasan lahan terbakar paling banyak terjadi di Kota Banjarbaru yang mencapai 467,03 hektare dengan lokasi paling banyak di lahan gambut.

Menyikapi hal tersebut, petugas posko Karhutla pun harus terus waspada. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Kepala Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Dinas Sosial Kalsel, Achmadi. “Sejak dikeluarkan (arahan) Gubernur berkenaan  dengan kesiap-siagaan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Kalimantan Selatan, Dinas Sosial merupakan salah satu dari yang ikut menidaklanjuti penangan,” ungkapnya.

Posko yang sudah berdiri sejak satu bulan yang lalu ini akan terus ada hingga dicabutnya tanggap darurtat kebakaran hutan dan lahan. “Ini sudah memasuki peralihan musim, mudah-mudahan tidak ada lagi kebakaran hutan dan lahan. Dan turunnya hujan bisa menurunkan ketagangan bagi kami,” ujarnya.

Ada duah buah posko yang disediakan oleh Dinas Sosial. Pertama, di halaman Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Jalan Suprapto, Banjarmasin dan kedua ada di Panti Sosisal Bina Remaja “BUDI SATRIA” di Jalan A. Yani Banjarbaru. “Kita ada satu unit tangki dan satu unit mesin portable yang setiap saat begerak,” jelasnya.

Alasan kenapa Dinas Sosial memilih satu posko diletakkan di wilayah Banjarbaru, karena di sana titik api lebih banyak dan mereka mencoba untuk memberi back up untuk Bandar Udara Syamsudin Noor agar tidak terjadi lagi pesawat yang  delay karena asap.  “Untuk jaga-jaga hal itu terjadi lagi. Beberapa waktu yang lalu kan kejadian ada delay karena asap begitu pekat, jadi kita bisa  masuk untuk memberi pemadaman, paling tidak untuk mengurangi asap,” jelasnya.

Dinas Sosial berfungsi bukan pada saat tanggap darurat melainkan pasca kejadian bencana. “Tetapi, pemadaman juga merupakan tugas tambahan. Kalau tugas pokok kita pasca kejadian. Apabila masyarakat memerlukan pengungsian, kita bertanggung jawab untuk memberikan bagi perlindungan, kesehatan, sandang dan pangan. Untungnya kabut asap kali ini tidak separah beberapa tahun yang lalu,” terangnya.

Setiap poskonya disediakan hingga 15-20 orang lebih dan standby 1×24 jam. “Tapi kalau jam kerja selesai di sini, kita ada posko lagi di belakang Jalan Cendrawasih. Mereka di sana standby di luar dari jam kerja,” terangnya.

Pihak Dinas Sosial menghimbau agar masyarakat tidak membakar lahan yang berlebihan dan membakar hutan untuk kepentingan lain karena asap yang disebabkan selain mengganggu kesehatan, aktivitas masyarakat dan bahkan mengganggu perekonomian.(mario)

Reporter: Mario
Editor: Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->