INTERNASIONAL
Eksperimen Kontroversial, Anak Babi Campuran Monyet Lahir di China
BEIJING, China melakukan eksperimen kontroversial dengan melahirkan anak babi yang memiliki DNA monyet. Untuk pertama kalinya dua anak babi campuran dengan DNA monyet lahir di China.
Penelitian yang dikembangkan oleh sebuah tim ilmuan di China melaporkan bahwa kedua anak babi tersebut hanya bertahan hidup selama seminggu sebelum akhirnya mati, walaupun keduanya dalam kondisi normal.
“Ini adalah laporan pertama selama periode campuran babi-monyet,” kata Tang Hai di State Key Laboratory of Stem Cell and Reproductive Biology, Beijing, China, seperti yang diberitakan NewScientist, saat dilihat Senin (9/12).
Dilansir dari detik.com, Percobaan hewan ini ditujukan untuk transplantasi organ, tetapi hasil menunjukkan masih terdapat jalan yang panjang untuk mencapainya. Tang Hai memodifikasi sel-sel monyet secara genetik sehingga mereka menghasilkan flourescent protein yang disebut GFP. Hal ini dapat memungkinkan peneliti melihat sel dan mengambilnya dari sel induk yang telah dimodifikasi untuk menyuntikkannya ke dalam embrio babi lima hari setelah masa pembuahan.
Dari hasil percobaan sepuluh anak babi lahir namun, hanya dua anak babi yang memiliki DNA campuran. Anak babi campuran ini memiliki organ yang sebagian terdiri dari sel-sel monyet, seperti jantung, hati, limpa, paru-paru, dan kulit. Namun, proporsi sel-sel ini masih rendah antara 1:1.000 dan 1:10.000.
Tang Hai mengatakan bahwa penyebab kematian anak babi campuran ini masih tidak jelas, karena anak babi yang tidak memiliki DNA campuran pun ikut mati. Tim penelitian menduga bahwa kematian anak babi dikarenakan oleh proses IVF bukan proses chimera (pencampuran genetik). IVF tidak bekerja dengan baik pada babi sama seperti pada manusia maupun hewan lainnya.
Tang Hai mengatakan tim ini sedang bekerja menciptakan hewan campuran yang sehat dengan proporsi sel-sel monyet yang lebih tinggi. Jika itu berhasil, langkah selanjutnya adalah mencoba membuat babi di mana satu organ tersusun hampir seluruhnya dari sel monyet.
Penelitian ini mendapat kecaman dari komunitas ilmiah, mereka berpendapat untuk tidak menciptakan chimera (pencampuran genetik) karena masalah etika. Ahli ilmu saraf Douglas Munoz di Queen’s University di Kingston, Kanada, kepada Daily Mail mengatakan bahwa proyek penelitian seperti ini benar-benar membuat dia takut secara etis.
“Bagi kita untuk mulai memanipulasi fungsi kehidupan dengan cara seperti ini tanpa sepenuhnya tahu cara mematikannya, atau menghentikannya jika terjadi kesalahan benar-benar membuat saya takut,” ujarnya.
Namun, sampai saat ini China tidak menunjukkan tanda-tanda akan menghentikan penelitian ini.(fay/dtc)
Editor : Chell
-
Kota Banjarmasin2 hari yang lalu
Nobar Piala Asia U-23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota Banjarmasin
-
Kota Banjarmasin2 hari yang lalu
Polresta Banjarmasin Tengah Selidiki Kasus Bayi Meninggal Saat Persalinan
-
HEADLINE19 jam yang lalu
Lelaki di Banjarmasin Habisi Kakak Ipar, Jasad Dibuang ke Wilayah Kintap
-
HEADLINE3 hari yang lalu
Kasus Cuci Uang Narkoba Fredy Pratama, Sang Ayah Divonis 20 Bulan Penjara
-
Kabupaten Hulu Sungai Utara2 hari yang lalu
Pengedar Sabu di Desa Paminggir Seberang Diringkus Polisi
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Relokasi Normalisasi Sungai Kuranji di Cempaka Warga Ada yang Tak Setuju