Connect with us

HEADLINE

Bersama Kelompok Nelayan Kembangkan Kelotok Wisata di Stasiun Riset Bekantan

Diterbitkan

pada

Kelompok Nelayan Peduli Lingkungan (KNPL) Muara Kanoco kini memiliki unit usaha kelotok wisata. foto: www.bekantan.com

KANALKALIMANTAN.COM, MARABAHAN – Kawasan hutan mangrove rambai hingga ke Stasiun Riset Bekantan, Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala (Batola) kaya akan keragaman flora dan fauna khas lahan basah.

Potensi wisata alam itu sayang terlewat begitu saja, melalui pemberdayaan masyarakat nelayan, memberikan pehamana pentingnya memelihara lingkungan dan peningkatan ekonomi masyarakat melalui penyedia jasa pemandu wisata dan kelotok wisata, itu yang dilakukan Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia.

Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) menggandeng Kelompok Nelayan Peduli Lingkungan (KNPL) Muara Kanoco kini memiliki unit usaha kelotok wisata. Digunakan untuk wisata susur sungai di kawasan hutan mangrove rambai.

Tidak hanya ekosistem alam dan habitat Bekantan saja yang diperhatikan SBI. Keberadaan KNPL Muara Kanoco tidak luput dari perhatian mereka. Binaan SBI ini kini miliki kelotok wisata yang bisa digunakan untuk wisata susur sungai mangrove rambai.

Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) menggandeng Kelompok Nelayan Peduli Lingkungan (KNPL) Muara Kanoco kini memiliki unit usaha kelotok wisata. foto: www.bekantan.com

Ketua Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) Amalia Rezeki mengatakan, SBI memiliki program unggulan, salah satunya pemberdayaan masyarakat nelayan. Adapun tujuannya untuk meningkatkan pemahaman terhadap pentingnya memelihara lingkungan dan peningkatan ekonomi masyarakat. Seperti melalui penyedia jasa pemandu wisata dan klotok wisata. Dikarenakan kawasan mangrove rambai memiliki potensi wisata alam.

“Melalui kemitraan dengan kelompok nelayan, kami mencoba mengenalkan jasa pemandu wisata. Serta penyedia jasa klotok wisata, bagi wisatawan minat khusus untuk melakukan susur sungai di kawasan hutan mangrove rambai hingga ke Stasiun Riset Bekantan, yang kaya akan keragaman flora dan fauna khas lahan basah,” kata Amalia

Dosen biologi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini mengatakan, usaha  jasa penyedia klotok ini sudah lama dikenalkan kepada masyarakat nelayan setempat. Dikenakan ketika ia menerima tamu dari mahasiswa Universitas New Castle, Australia pada juli 2018 lalu. Saat itu sekitar 30 mahasiswa menyewa klotok nelayan untuk susur sungai sekaligus observasi satwa liar khas lahan basah di kawasan stasiun riset bekantan.

Kawasan hutan mangrove rambai hingga ke Stasiun Riset Bekantan, Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala (Batola). foto: www.bekantan.com

“Melihat potensi yang cukup tinggi bagi peningkatan ekonomi masyarakat, khususnya bagi kelompok nelayan. Maka SBI mencoba menggandeng kelompok nelayan setempat yang bersedia menjadi penyedia jasa pemandu wisata dan jasa klotok untuk kegiatan wisata susur sungai,” beber Amel seraya mengatakan klotok yang digunakan adalah klotok kecil yang sehari-hari biasa dipakai untuk mencari ikan, namun sudah dicat dan ditata yang bagus.

“Kami juga memberikan pelatihan tentang tata cara menerima dan mengantar wisatawan, khususnya wisatawan asing. Di samping itu diberi bekal pengetahuan tentang flora serta fauna khas lahan basah. Dan yang terpenting tentang safety bagi penumpang,” tukasnya.

Sementara itu, Arbain ketua KNPL Muara Kanoco, mengaku sangat senang dibina SBI untuk mengembangkan usaha wisata mangrove rambai. Terutama sebagai pemandu wisata, sekaligus penyedia jasa kelotok untuk susur sungai dikawasan hutan mangrove rambai yang tersisa di kampungnya.

Lebih lanjut Arbain mengatakan kegiatan jasa pemandu wisata dan penyewaan klotok tersebut, telah dapat meningkatkan penghasilan mereka, disamping sebagai nelayan sungai. Untuk itu Ia sangat berterimakasih dengan Amalia Rezeki ketua SBI yang telah bersedia membina KNPL hingga menjadi kelompok yang lebih maju. (kanalkalimantan.com/rdy)

Reporter : rdy
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->