HEADLINE
AS Hengkang dari Afghanistan, China Siap Gantikan
KANALKALIMANTAN.COM – Berkenaan dengan penarikan militer AS di Afghanistan, China menyatakan siap untuk memajukan hubungannya dengan Taliban, namun sejumlah pakar kebijakan luar negeri menilai Beijing tetap khawatir atas hal yang dapat terjadi selanjutnya. Mereka juga berpandangan negara di Asia Timur itu kemungkinan tidak mencurahkan komitmen terkait keamanan dan ekonomi yang luas ke Afghanistan dalam waktu dekat.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken, Selasa (17/8/2021) berbicara dengan Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi mengenai perkembangan di Afghanistan. Departemen Luar Negeri menyatakan keduanya membahas situasi keamanan dan upaya masing-masing negara untuk membawa warganya ke tempat yang aman.
“China tetap berhubungan dan berkomunikasi dengan Taliban Afghanistan atas dasar menghormati sepenuhnya kedaulatan Afghanistan dan kehendak semua pihak di negara itu dan memainkan peran konstruktif dalam mencari solusi politik untuk masalah Afghanistan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying hari Senin dalam jumpa pers.
Pernyataan Hua itu dinilai sebagai indikasi terbaru bahwa China meletakkan dasar untuk mendukung Taliban sebagai pemerintah yang sah di Afghanistan.
Baca juga: 901 Napi Lapas Banjarbaru Terima Remisi Kemerdekaan, 14 Napi Langsung Bebas
Pada 28 Juli 2021, Wang Yi bertemu dengan kepala politik Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar di Tianjin. China berharap Taliban Afghanistan akan “bersatu dengan berbagai partai politik dan kelompok etnis untuk membentuk struktur politik yang luas dan inklusif.”
Taliban mengungkapkan harapannya untuk mengembangkan hubungan baik dengan China dalam pembangunan kembali Afghanistan dan tidak akan pernah membiarkan pasukan mana pun menggunakan wilayah Afghanistan untuk menyakiti China, menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, Selasa (17/8/2021).
Meski menyambut baik sikap Taliban, Beijing juga khawatir tentang potensi dampak negatif pada keamanan dan ekonomi setelah penarikan pasukan AS, menurut Andrew Small, peneliti senior dari German Marshall Fund of the United States.
AS, China, Rusia dan Pakistan, bersama-sama menyatakan tidak mendukung pembentukan pemerintahan Afghanistan dari mana pun yang “dilakukan secara paksa.”
Keempat negara itu merupakan anggota dari kelompok yang disebut Extended Troika on Peaceful Settlement di Afghanistan.
Sebagian pengamat regional menguraikan Washington dan Beijing berkepentingan bagi penyelesaian politik secara damai di Afghanistan. Namun, Small menjelaskan AS dan China secara relatif, jarang “bekerja sama dengan erat selama dekade terakhir” karena kedua negara terus mengarah pada hubungan persaingan.
Analis lainnya termasuk Seth Jones, direktur Program Keamanan Internasional di Pusat Studi Strategis dan Internasional yang berbasis di Washington DC skeptis tentang kerjasama substansial AS-China di Afghanistan karena “tepat berada di tengah-tengah” Belt and Road Initiative (Inisiatif Sabuk dan Jalan) Beijing. (voa/mg/lt)
Editor : kk
-
PLN UIP3B KALIMANTAN2 hari yang lalu
Sukses Gelaran PLN Electric Run 2024, Ajak Masyarakat Kurangi Emisi Karbon
-
DPRD BANJARBARU3 hari yang lalu
Serah Terima Palu, Gusti Rizky Pimpinan Sementara DPRD Banjarbaru 2024-2029
-
Pemilu 20243 hari yang lalu
Dilaporkan Bagi Sembako saat Kampanye, Said Abdullah Klarifikasi ke Bawaslu Banjarbaru
-
Bisnis3 hari yang lalu
Bank Neo Commerce Sapa Banjarmasin, Hadirkan Layanan Keuangan Digital Neobank
-
HEADLINE2 hari yang lalu
KPK Soroti E-Katalog Pasca OTT di Kalsel
-
Infografis Kanalkalimantan2 hari yang lalu
10 Oktober: Hari Kesehatan Mental Sedunia, Mengapa Diperlukan?