Connect with us

HEADLINE

Aditya-Iwansyah Borong Koalisi Besar, Pilkada Banjarbaru Bisa Tarung Head to Head


Nadjmi-Jaya Akan Pilih Jalur Independen?


Diterbitkan

pada

pertarungan Pilkada Banjarbru bisa head to head antara Aditya-versus Nadjmi Foto : rico

BANJARBARU, Deklarasi pencalonan Aditya Mufti Ariffin bersama AR Iwansyah sebagai calon Walikota dan Wakil Walikota Banjarbaru, bisa mengerucutkan pertarungan dalam Pilkada 2020 nanti menjadi head to head dengan calon petahana Nadjmi Adhani yang bergandeng dengan Darmawan Jaya Setiawan.

Memang, masih ada Partai Gerindra Banjarbaru yang masih memungkinkan untuk mengajukan calon sendiri. Tapi hitungan di atas kertas, akan berat juga bagi partai bentukan Prabowo Subianto tersebut untuk menang jika tanpa kekuatan cadangan.

Saat deklarasi Rabu (10/6) di kediaman keluarga mantan Gubernur Rudy Ariffin di Banjarbaru, Aditya dan Iwansyah menegaskan tak hanya maju berbekal kekuatan PPP dan Golkar saja. Meskipun hitungan di atas kertas,  pada pemilu 2019 lalu kedua partai tersebut merupakan kekuatan tiga besar di parleman. Dimana Partai Golkar dengan 22.143 menempatkan sebagai parpol dengan suara terbanyak dan berhak mendapatkan 5 kursi di parlemen. Sedangkan PPP Banjarbaru menjadi juara 3 dengan meraih 4 kursi di dewan.

“Tentunya kita juga akan melibatkan partai lain dalam koalisi. Komunikasi intensif telah lama kami lakukan selama ini bersama para pimpinan parpol. Jadi kami akan maju dalam koalisi besar. Ada empat sampai enam parpol yang kemungkinan nanti akan merapat,” terang Aditya.

Lalu, partai apa saja yang akan merapat? “Tunggu saja nanti, dalam waktu dekat ini pasti akan disampaikan,” tambahnya.

Jika merujuk pada paket politik antara Ketua DPD Partai Golkar Kalsel Sahbirin Noor, saat membuka Konferda PDIP Kalsel beberapa waktu lalu, maka tidak menutup kemungkinan PDIP juga akan menjadi partai penyokong. Apalagi, Iwansyah merupakan Ketua DPD Partai Golkar Banjarbaru yang disebut sudah mengantongi restu dari Paman Birin-panggilan Sahbirin Noor.

Selain PDIP, kemungkinan yang ada dalam barisan gerbong Aditya-Iwansyah adalah Nasdem, PKB, dan PAN. Mengingat, dua parpol tersebut—selain PAN, merupakan bagian dari koalisi nasional pendukung capres Jokowi beberapa waktu lalu. Sehingga komunikasi politik tentunya akan lebih lancar dilakukan.

Dukungan Nasdem, juga diperkuat sebagai ‘berkah’ atas pilihan Aditya untuk maju di Banjarbaru. Sebab jika mantan anggota DPR RI tersebut maju di Pilkada Kabupaten Banjar, tentunya bertemu dengan jago Nasdem di Banjar, yakni Wakil Bupati Banjar Saidi Mansyur yang kemungkinan besar akan maju dalam Pilkada nanti. Sehingga suara Saidi Mansyur tentunya lebih solid di daerah tersebut.

Terkait kemungkinan tersebut, sejumlah pimpinan parpol seperti PDIP, PAN, PKB dan Nasdem belum memberikan konfirmasi. Ketua DPC PDIP Banjarbaru Wartono saat dihubungi kanalkalimantan.com, belum berkomentar.

Sebelumnya, Ketua DPD DIP Kalsel Mardani H Maming mengatakan, akan menjadi penyokong Partai Golkar dalam Pilkada. Terutama untuk pemilihan gubernur, dengan harapan bisa menyandingkan kadernya untuk berduet bersama Paman Birin.

“PDIP siap mengajukan kadernya sebagai wakil gubernur. Sedangkan apakah koalisi Pilgub nanti akan turun ke bawah hingga Pilkada di kabupaten/kota, tentunya akan dibicarakan kemudian,” kata Mardani ketika itu.

Petahana Lewat Jalur Independen?

Di sisi lain, terampasnya kendaraan Partai Golkar dari petahana Nadjmi Adhani dan perahu PPP dari Darmawan Jaya, membuat duet ini harus memutar ulang strategi. Pasalnya, sebelum kendaraan politik terampas dengan majunya Aditya-Iwansyah, pasangan Nadjmi-Jaya sudah memiliki kartu sakti untuk melanjutkan pemerintahan dua periode.

Kini, gara-gara deklarasi Aditya-Iwansyah yang membawa gerbong besar parpol, maka incumbent harus melirik kemungkinan maju melalui independen. Kecuali, ada deal khusus Nadjmi dengan Gerindra untuk melakukan koalisi tanpa syarat. Artinya, Gerindra menjadi penyokong paket Nadmi-Jaya dalam Pilkada nanti.

Pada pemilu lalu, Gerindra yang mengantongi 16,2% suara. Ia membuntuti dengan selisih suara 1996 dari Partai Golkar dengan meraup 20.147 suara. Untuk itu, Gerindra berhak mendapatkan 6 kursi dewan.

Nadjmi sendiri, masih belum bisa dikonfirmasi terkait pertarungannya nanti dengan Aditya dan Iwansyah. Namun sebagai petahana, untuk maju melalui jalur independen bukan menjadi hal yang terlalu berat. Sebab ia sudah memiliki modal suara selama empat tahun lebih memimpin Banjarbaru.(rico)

Reporter:Rico
Editor:Cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->