Kanal
Dongkrak Pendapatan Desa, Bumdes Kuningan Jaya Lakukan Terobosan Ini di HSU
AMUNTAI, Ribuan ekor benih ikan Betok (Papuyu) ditebar ke dalam kolam biflok oleh Kades Pararain beserta unsur Muspika, Kanit Binmas Polsek Danau Panggang, Ketua BPD dan tokoh masyarakat Desa Pararain, Kecamatan Danau Panggang, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Minggu (5/1) petang.
Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk usaha desa melalui budidaya ikan pepuyu dengan teknik bioflok yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Kuningan Jaya. Program ini bermula dari saran dan masukan mahasiswa fakultas perikanan ULM Banjarbaru yang pernah melakukan KKN beberapa tahun silam. Disusul studi ke tempat budidyaa ikan bioflok di Banjarbaru untuk mengetahui proses pengelolaan serta manfaat dari panen ikan biofik.
Dari ketertarikan akan hasil budidaya ikan dalam jumlah yang lumayan dengan bioflok tersebut, membuat aparat desa mewujudkannya dengan melakukan penguatan modal Bumdes dengan menginvestasikan dana desa puluhan juta rupiah.
“Berangkat dari kesadaran kami dan seluruh aparatur desa dan didukung oleh BPD untuk meningkatkan PAD, karena dana desa belum tentu setiap tahun didapat serta semangat untuk mensejahterakan warga desa pararainlah yang menyebabkan kami melakukan inovasi dengan berbudidaya ikan dengan bioflok ini dan bahkan merupakan bumdes pertama yang berbudidaya ikan dengan bioflok” ujar Kades Pararain Abdullah disela kegiatan
Lebih lanjut dikatakannya, setelah nantinya berhasil dengan usaha tersebut, pemerintah desa akan membantu Rumah Tangga Miskin (RTM) yang tercatat di PKH dengan usaha bioflok bumdes dengan 1 kolam untuk 1 RTM nya sehingga masyarakat desa pararain semakin sejahtera.
Sementara itu Yadi, selaku konsultan teknis lulusan fakultas perikanan ULM Banjarbaru sebagai pengusul usaha bioflok mengakui Bumdes Kuningan Jaya merupakan Bumdes pertama yang melakukan budidaya bioflok di HSU. “Selama ini yang ada kebayakan hanya milik orang pribadi di Amuntai,” ujarnya.
Dirinya menyebut bahwa ada tiga keunggulan budidaya ikan dengan teknik bioflok, selain hemat tempat, hemat air dan juga hemat pakan. “Karena tempat yang digunakan dapat dengan luas 2 meter persegi saja, air yang digunakan tidak terlalu banyak serta pakan dengan perbandingan yang lebih sedikit dari budidaya ikan dengan kolam tanah dan ikan yang dihasilkan juga banyak,” beber Yadi.
Dari 12 kolam yang dimiliki Bumdes yang dengan sepuluh kolam berisi 1.500 sampai 2.000 ekor dan dua kolam untuk air cadangan. Diharapkan dapat memanen ikan dalam 9 bulan kedepan sebanyak 8-9 ekor per kilogramnya atau sekitar 8000 kg sekali panen.
“Dengan pangsa pasar yang juga sudah siap Kepal Desa dan seluruh aparatur desa dan BPD yakin, Desa Pararain akan semakin maju dan sejahtera,” pungkasnya.(dew)
Editor : Chell
-
HEADLINE1 hari yang lalu
Sejarah 1 Mei 1952 : Dari Afdeeling Amoentai Menjadi Kabupaten Hulu Sungai Utara
-
Kota Banjarbaru3 hari yang lalu
Dear Pencari Kerja: Ratusan Lowongan Kerja Tersedia di Banjarbaru Job Fair 2024
-
Kota Banjarbaru2 hari yang lalu
Laga Terakhir Timnas Indonesia Berharap Juara Ketiga Piala Asia U-23
-
Kota Banjarmasin2 hari yang lalu
Asa Warga Banjarmasin Timnas Indonesia Masuk Olimpiade Paris 2024
-
HEADLINE3 hari yang lalu
Kadis Pariwisata Tala dan Bendahara Disidang Kasus Korupsi Retribusi Asuransi Wisata
-
Kabupaten Hulu Sungai Utara2 hari yang lalu
Cabang Musabaqah Syarhil Qur’an Kafilah HSU Putra Putri Lolos ke Final