Connect with us

INTERNASIONAL

6 Tradisi Unik Jumat Agung dari Berbagai Belahan Dunia

Diterbitkan

pada

Sejumlah jemaat mengikuti Misa Jumat Agung sebagai rangkaian Paskah 2016 di Gereja Katedral, Jakarta, Jumat (25/3).

KANALKALIMANTAN.COM – Jumat Agung diperingati sebagai hari peringatan penyaliban Yesus Kristus. Dalam Alkitab, pada Minggu sebelum paskah, Yesus dicambuk dan diperintahkan untuk memikul salib ke puncak Golgota. Di sana ia disalibkan dan kemudian dihukum mati.

Tentu, hari ini menjadi hari penting bagi umat Kristiani dan Katolik. Meski sejak awal sejarah Kekristenan Jumat Agung adalah simbol kesedihan dan penebusan dosa, tak sedikit tradisi unik yang dilakukan masyarakat untuk memperingati Jumat Agung.

Untuk mengetahui lebih jauh, apa saja tradisi untuk memperingati Jumat Agung di beberapa negara di dunia, berikut yang Suara.com lansir dari 19 Dutch.

1. Bunyi lonceng hingga 33 kali

Seperti hari libur lainnya, Jumat Agung memiliki tradisi yang kental. Sementara berbagai daerah telah berpegang pada tradisi tertentu, tak sedikit yang menggunakan salib seukuran manusia sebagai salah satu dekorasi perayaan.

Di New York, kamu mungkin juga pernah mendengar lonceng berbunyi di banyak gereja pada hari ini Lonceng ini dibunyikan tepat 33 kali pada akhir kebaktian, sekali untuk setiap tahun dalam kehidupan Yesus.

2. Menerbangkan layang-layang di Bermuda

Berbicara tentang tradisi, beberapa di antaranya kurang umum dibandingkan yang lain. Di Bermuda, orang-orang akan menerbangkan layang-layanf pada Jumat Agung untuk memperingati kebangkitan.

Mengapa? Mungkin karena mereka memiliki pantai yang menakjubkan untuk dinikmati sepanjang tahun, tetapi tradisi ini sudah ada sejak awal abad ke-19.

3. Melarang tarian di Jumat Agung

Ada satu negara di dunia yang melarang tarian pada hari Jumat Agung. Di Jerman, warga menyebutnya sebagai Sourowful Day (atau hari yang penuh dengan kesedihan).

Mereka merenungkan kesedihan penyaliban pada hari Jumat Agunf, membuat tindakan menyenangkan seperti menari sesuatu yang tidak disukai kebanyakan orang.

4. Pawai di Quito, Ekuador

Lelaki yang disebut cucuruchos di Quito. Ekuador, memulai pawai setiap Jumat Agung dengan mengenakan jubah ungu dan topeng runcing. Mereka bergabung dengan peniru Yesus yang membawa salib kayu besar melalui jalan-jalan.

Acara tersebut disebut Prosesi Peniten dan dihadiri hingga 250.000 orang. Tapi tidak ada perayaan. Inti dari pawai tanpa alas kaki yang sering melibatkan cambuk ini sebenarnya adalah penebusan dosa.

5. Pub di Irlandia akan tutup

Pub buka sepanjang tahun seperti halnya bar di negara lain, tetapi minum segelas bir pada Jumat Agung di Irlandia hampir tidak mungkin.

Alkohol tidak digunakan untuk merayakan hari raya keagamaan, menyebabkan sebagian besar pub tutup untuk menghormati tanggal tersebut.

6. Puasa di Jumat Agung

Sementara sebagian besar warga New York siap untuk makan makanan lezat bersama keluarga dan teman-teman setelah khotbah Jumat Agung mereka selesai, ada sejumlah umat Kristen yang justru berpuasa hingga akhir pekan sampai pesta Paskah mereka.

Kelompok yang berbeda mempraktikkan metode puasa yang berbeda juga. Beberapa tidak makan sama sekali dan hanya mengizinkan air, sementara yang lain mengizinkan makan kecil atau dua setiap hari menjelang pesta besar. Ini adalah praktik menarik yang hanya diketahui sedikit orang.(Suara)

Editor : Suara

 

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->