Connect with us

Kota Banjarbaru

5 Bulan Asuransi Pertanian Tak Cair, DKP3 Banjarbaru Sebut Masih Proses!

Diterbitkan

pada

Kasus gagal panen banyak terjadi di Banjarbaru akibat banjir. Foto: ilustrasi

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Petani Banjarbaru keluhkan banyaknya kasus gagal panen disebabkan musibah banjir dan serangan hama padi. Di sisi lain, asuransi pertanian untuk menalangi kasus gagal panen tak kunjung cair.

Petani bisa mengklaim asuransi pertanian kepada PT. Jasindo dengan disposisi Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarbaru dalam program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).

Para petani telah mengajukan usulan pencairan asuransi, namun belum ada pencairan oleh PT. Jasindo. Seperti disebutkan Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Karya Bakti, Palam, Kota Banjarbaru, Yansyah menyampaikan, tahun 2022 untuk wilayah Palam terutama kelompok tani Karya Bakti ada 5 orang yang masuk dalam klaim asuransi AUTP.

“Sekali bayar Rp 36 ribu per hektare dan sudah disubsidi pemerintah. Sudah 5 bulan lebih pengajuannya, kami bingung untuk mengadunya kemana,” ujarnya.

 

Baca juga: Awasi Coklit Data Pemilu 2024, Bawaslu HSU Lakukan Pengawasan Melekat hingga Uji Petik

Dirinya menginginkan jika ini program dari pemerintah maka harus ada kejelasan tentang pencairan yang mereka usulkan kepada pihak pemerintah maupun PT. Jasindo.

“Jangan dibiarkan (tanpa kejelasan), masalahnya bisa menciutkan niat para petani (untuk bercocok tanam),” sebutnya.

Yansyah sekali lagi berharap agar asuransi yang mereka usulkan agar dapat secepatnya dicairkan. Agar para petani bisa kembali melakukan cocok tanam jika area persawahan sudah memungkinkan bisa ditanami padi.

“Kami sudah kordinasi (dengan dinas terkait), namun belum ada kejelasan terkait pencairan yang mereka usulkan,” tuntasnya.

Sementara itu, Kepala DKP3 Kota Banjarbaru, Abu Yajid Bustami mengakui memang saat ini program AUTP untuk usulan pencairan pada akhir 2022 lalu belum bisa dicairkan. Hal ini dikarenakan perbaikan pemberkaaan.

Baca juga: Unjuk Rasa Diguyur Hujan, Mahasiswa Sentil Jalan Putus di Tanbu Tak Diperbaiki

“Kami sudah kirimi surat, akan tetapi belum ada tindaklanjut dari PT. Jasindo,” ucapnya.

Disebutkan Abu Yajid, PT. Jasindo untuk tahun 2023 ini berhenti memberikan asuransi bagi para petani yang sawahnya terkena musibah banjir. PT Jasindo hanya memberikan asuransi kepada petani yang sawahnya terkena hama ataupun penyakit.

Akan tetapi dirinya masih mengupayakan agar Kota Banjarbaru tetap mendapatkan asuransi baik hasil pertaniannya terkena hama hingga musibah banjir.

Disebutkan Abu Yajid, hingga saat ini pihaknya masih berupaya melakukan pencairan terhadap 3,34 hektare lahan yang gagal panen di Kelurahan Palam. Usulan ini merupakan pengajuan pada akhir tahun 2022 lalu.

“Kadang pengajuan ini ada berkasnya yang kurang, sehingga perlu adanya perbaikan,” sebutnya.

Dijelaskan Abu Yajid, asuransi tersebut bisa dilakukan pengusulan jika intensitas serangan hama terhadap tanaman padi di atas 75 persen.

Baca juga:Unjuk Rasa Mahasiswa di Rumah Banjar, 55 Wakil Rakyat Semua di Luar Daerah

Ia mengungkapkan, asuransi tersebut untuk melindungi petani jika terjadi serangan hama dan gagal panen, petani bisa mengklaim asuransi agar tetap bisa menanam padi lagi.

Diakuinya, program asuransi ini belum berjalan optimal berjalan sebab tidak semua petani di Banjarbaru mendapat asuransi. Sehingga, pihaknya merencakan pada tahun 2023 bisa 60 – 100 persen petani bisa diikutkan asuransi.

“Kita berharap semua petani bisa diasuransikan baik itu petani mandiri maupun yang lainnya,” pungkasnya.(kanalkalimantan.com/ibnu)

Reporter: ibnu
Editor: cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->