Connect with us

Kota Banjarbaru

Wow, Mesin Daur Ulang Plastik Ini Bisa Hasilkan Bensin dan Solar


Penemuaan Mahasiswa Jurusan FMIPA ULM-SMK PGRI Banjarbaru


Diterbitkan

pada

PENGOLAH BBM, Dari hasil sampah plastik, penemuan mahasiswa ULM Bersama SMK PGRI Banjarbaru hasilkan mesin pengurai sampah menjadi BBM. Foto : devi

BANJARBARU, Sampah menjadi masalah besar krusial yang saat ini tak pernah habis dibahas dari berbagai sudut, mulai dampak negatif hingga manfaat positif. Manusia kini dituntut lebih kreatif dalam memanfaatkan sampah yang kian banyak dan semakain beragam, menimbulkan efek pencemaran lingkungan baik itu di tanah, udara maupun air.

Lewat tangan kreatifm siapa sangka dari bahan limbah yang sulit didaur ulang, limbah plastik bisa diolah menjadi energi terbarukan. Penemuan itu dilakukan mahasiswa Jurusan Kimia FMIPA ULM (Universitas Lambung Mangkurat) bersama siswa SMK PGRI Banjarbaru yaitu bahan bakar dari limbah plastik.

Plastik yang dipakai beragam, mulai dari botol plastik, kantong plastik, kain perca dan bahan lain yang tidak bisa didaur ulang atau dipergunakan kembali.

Salah satu mahasiswa, Nurul Qamariah mengatakan, bahan bakar ini merupakan ide bersama dengan dosen pembimbing mereka yaitu Tanto Budi Susilo.

Awal mula munculnya ide membuat limbah plastik ini menjadi sampah berasal dari keprihatinan mereka melihat sampah yang bertebaran di Banjarbaru khususnya Sungai Kemuning. Setelah diambil sekaligus untuk membersihkan sungai, sampah plastik dibersihkan dari tanah dan sampah organik yang terdapat di dalamnya.“Sungai Kemuning sangat sayang jika banyak sampah,  ini sekaligus untuk mengurangi sampah yang ada di Kota Banjarbaru,” ujar Nurul.

Tanto Budi Susilo, sanga dosen pembimbing penemuan bahan bakar dari limbah plastik mengungkapkan, bahan bakar yang bisa dihasilkan dari alat tersebut adalah bensin, solar dan sisanya adalah aspal.

Saat proses pembuatan, sampah bersama oli bekas dimasukkan ke dalam reaktor pengubah sampah plastik menjadi bahan bakar. Kemudian dipanaskan dengan suhu lebih dari 300 derajat celsius. Setelah itu bahan bakar disalurkan melalui belalai gajah (tabung penghantar) oleh alat reaktor dengan bahan baja tebal. Kemudian penyaluran bahan dibagi dua, bensin dan solar. Khusus bahan bakar yang lebih ringan akan masuk ke selang untuk bensin, dan bahan yang lebih berat masuk ke selang solar, sisanya adalah aspal.

“Karena masa bensin itu lebih ringan daripada solar, jadi dia lebih tinggi naiknya, dan untuk pemisahnya lebih mudah,” jelas Tanto.

Hanya saja, bahan bakar yang keluar memang masih belum murni karena masih bercampur dengan air. Bahan yang keluar kemudian dipisahkan melalui proses pengendapan, dimana antara air dan bahan bakar nantinya akan terpisah. Dan dalam proses satu ton sampah plastik bisa menghasilkan ¾-nya adalah bahan bakar dan ¼-nya adalah aspal.

“Membuatnya menjadi bahan bakar perlu dua jam lebih pengerjaan, nanti akan otomatis dipisahkan antara bensin dan solar,” ujarnya.

Hasil bahan bakar ini pun sudah memasuki tahap uji coba pada mesin seperti di sepeda motor dan mesin gensetnya. “Selama ini bekerja dengan baik untuk bensin. Cuma untuk solar jika dimasukkan ke mesin genset asapnya ngebul seperti asap sate,” jelasnya.

Diharapkan inovasi terbaru ini nantinya akan lebih dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat dan menjadi salah satu alternatif bahan bakar murah untuk masyarakat. Saat ini mesin yang beroperasi baru bisa dengan kapasitas 20 Kg. Untuk mesin yang lebih besar lagi, akan ada yang berukuran 1 ton -masih dalam tahap prototype-. Tahap pengembangan nantinya, mesin ini bisa menjadi mesin portabel yang bisa bergerak menuju tempat sampah. Bertujuan untuk menghemat waktu pengambilan dan pengolahan sampah tersebut. (devi)

Reporter: Devi
Editor: Abi Zarrin Al Ghifari


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->