Kota Banjarbaru
Selama 26 Tahun Muhammad Riyadi hanya Bisa Merangkak

BANJARBARU, Muhammad Riyadi (26), remaja yang tinggal di Jalan Golf, Kelurahan Landasan Ulin Utara, Banjarbaru ini hingga di usianya tersebut tak mampu berjalan selayaknya orang normal.  Ruang geraknya hanya bisa di sekitar rumah yang dilakukan dengan merangkak jika tidak dibantu orang lain.
Tak hanya itu, Riyadi yang sejak kecil menderita polio ini juga kesulitan dalam berbicara. Hingga orang tuanya pun terus mengawasinya saat dia beraktivitas.
Arbainah, orangtua Riyadi mengatakan anaknya sejak lahir mengalami gejala penyakit polio. Suhu badan panas dan menginjak usia lima tahun, baru diketahui anaknya tidak dapat berjalan layaknya anak seusianya. “Sudah dibawa berobat dari dokter sampai orang pintar. Tapi belum ada perkembangan yang baik,” kisah Arbainah.
Berbagai upaya terus dilakukan kedua orangtuanya termasuk membawanya untuk terapi pengobatan. Namun akibat keterbatasan biaya, terapi yang rutin dilakukan saat ini terhenti. Untuk itu, kedua orangtuanya berharap para darmawan berkenan dapat membantu biaya pengobatan anaknya. Termasuk minta perhatian pemerintah Kota Banjarbaru.
“Hidup kami serba kekurangan, kami cuman mau Riyadi bisa kembali normal kaya anak seusia dia,” harap Arbainah.
Lalu, mengapa penyakit polio kembali menyeruak ke permukaan setelah bertahun-tahun lamanya? Padahal, Indonesia sempat dinyatakan sebagai negara bebas polio oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Meski beberapa waktu belakangan ini, pemerintah Indonesia sedang gencar-gencarnya menggalakkan program imunisasi wajib untuk balita dan anak. Termasuk di antaranya adalah imunisasi polio.
Ini menandakan bahwa penyakit polio kembali mewabah dan mengintai anak-anak Indonesia. Apa pula yang harus dilakukan untuk menghentikan penyebaran penyakit ini?
Penyakit polio kembali mewabah di Indonesia sejak tahun 2005. Indonesia pernah dinobatkan sebagai negara bebas polio oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 1995. Namun semenjak tahun 2005, virus penyakit menular ini pertama kali muncul kembali di daerah Sukabumi setelah tak sengaja terbawa dari negara lain. Selanjutnya, polio terus menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, seperti pulau Jawa dan Sumatera.
Polio itu sendiri adalah infeksi menular yang disebabkan oleh virus polio. Penyakit polio menyerang sistem saraf pusat sehingga menyebabkan kelumpuhan  seringnya melumpuhkan kaki. Pada kasus yang berat, penyakit ini dapat membuat anak kesulitan bernapas dan menelan.
Sampai saat ini, polio tidak ada obatnya. Oleh karena itu, satu hal yang bisa dilakukan dan dijamin efektif adalah mencegah penyebaran virus penyebabnya. Pencegahan virus polio hanya bisa dilakukan lewat vaksin alias imunisasi. Maka dari itu, WHO mewajibkan setiap negara untuk melakukan vaksin rutin demi mencegah penyakit polio mewabah. Inilah yang sudah dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI sejak lama. (devi)
Editor: Chell

-
HEADLINE3 hari yang lalu
Utami Sempat Bingung Pilih Jalur Alternatif, Warung Usaha Terimbas Sepi
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Sidang Kasus Prajurit TNI AL Jumran, Penasihat Hukum: Terdakwa Tidak Memiliki Rencana Matang
-
Kabupaten Banjar3 hari yang lalu
Kenalkan AI ke UMKM, Diskominfo Banjar Gelar Pelatihan
-
Kabupaten Hulu Sungai Utara3 hari yang lalu
Bekali Kader PKK Menuju Lomba Masak Serba Ikan Tingkat Kalsel
-
Pemprov Kalsel1 hari yang lalu
Kolaborasi PLN-Pemprov Kalsel, Tanam Pohon di Bukit Batu Tahura Sultan Adam
-
Kabupaten Banjar1 hari yang lalu
Buka Sosialisasi Pengelolan Pengaduan Pelayanan Publik, Ini Harapan Sekda Banjar