HEADLINE
Pencemaran Sungai Alalak, Timbul Gumpalan Cairan Hitam dan Bau Menyengat!
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Sepanjang sungai Alalak Kota Banjarmasin viral di media sosial akibat permukaan air sungainya terlihat bercampur dengan gumpalan warna hitam pekat dan mengkilat, pada Kamis (11/8/2022).
Terpantau kanalkalimantan.com, gumpalan warna hitam pekat dan mengkilat di permukaan air sungai tersebut menggenang di sepanjang bantaran sungai Alalak yakni di Kelurahan Alalak Utara, Alalak Tengah dan Alalak Selatan, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin.
Beberapa warga mengaku, sejak mulai beraktivitas di pagi hari mereka menyadari bahwa ada bau menyengat seperti bau bahan bakar yang timbul dari bantaran sungai. Bau tersebut tercium jika kita melintasi jalan di bantaran Sungai Alalak.
Mereka mengira itu adalah limbah minyak kapal asing di tengah laut kemudian mencemari sepanjang bantaran sungai Alalak.
Baca juga : Wapres KH Mar’uf Amin Launching One Pesantren One Product di Kalsel
Salah seorang warga, Saparudin yang berprofesi sebagai pengemudi perahu alias kelotok di Kelurahan Alalak Selatan, tidak memungkiri perubahan warna air di bantaran sungai Alalak berasal dari aktivitas kapal.
Menurut dia, pernah beberapa saat air sungai Alalak bercampur dengan minyak, namun tidak separah saat ini, yang menggenangi hampir seluruh bantaran sungai.
“Sejak dulu juga ada pernah air sungai sini ada timbul minyaknya, tapi hanya sedikit sekali bekas pekerja kapal yang membuang sisa-sisa minyak, tapi tidak pernah sampai seperti ini,” kata Saparudin kepada kanalkalimantan.com, Kamis (11/8/2022).
Saparudin mengatakan, limbah berbentuk cairan hitam yang menggumpal, tidak hanya mencemari air, limbah minyak hitam juga menempel di daun-daun dan di bebatuan sepanjang bantaran sungai.
Baca juga : Komitmen Layanan Kesehatan, Puskesmas di Balangan Lakukan Reakreditasi
“Sepanjang sungai Alalak tercemar dari utara hingga selatan, beberapa warga ada yang gak mandi sulit cuci piring,” ujarnya.
Sementara itu warga lainnya seperti Syairul memilih untuk tidak mandi karena karena memang gumpalan cairan hitam pada air tersebut sulit untuk dibuang, sehingga air tidak bisa dipakai.
Menurut dia penduduk di bantaran sungai Alalak kurang lebih hanya 20 persen saja yang hidupnya bergantung pada air sungai, 80 persennya menggunakan air PDAM atau ledeng. Meskipun begitu pencemaran ini tidak bisa dianggap remeh, karena dampaknya jelas merusak.
Dirinya menambahkan pencemaran ini tidak hanya berdampak pada penduduk Alalak tetapi juga sangat dirasakan dampaknya oleh penduduk seberang yakni di Kecamatan Berangas.
“Hingga Kuin mungkin sampai ini minyaknya, soalnya tadi ada penumpang juga katanya minyaknya sampai ke sana,” kata Syairul. (kanalkalimantan.com/wanda)
Reporter : wanda
Editor : cell
-
OBITUARI9 jam yang lalu
Selamat Jalan Didi Gunawan
-
HEADLINE1 hari yang lalu
Geger Temuan Dua Mayat di Banjarbaru, Jasad RFS Didapati Masuk Tong Air Kaki di Atas
-
Bisnis2 hari yang lalu
Harga Emas di Pasar Bauntung Banjarbaru Terus Naik dari Ramadan hingga Lebaran
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Terjerat Cuci Uang Narkoba, Nasib Ayah Fredy Pratama Tinggal Ketuk Palu
-
HEADLINE1 hari yang lalu
Mayat Dalam Tong Air Kaki di Atas, RFS Diduga Alami Kecelakaan di WC
-
Kota Banjarbaru2 hari yang lalu
Ini Harga Beras di Pasar Bauntung Banjarbaru Pasca Lebaran