Connect with us

Dishut Prov Kalsel

Miniatur Hutan Hujan Kalsel Dapat Apresiasi dari Menteri Lingkungan Hidup

Diterbitkan

pada

Menteri LH saat meninjau Miniatur Hutan Hujan Tropika (MH2T) di area Perkantoran Pemprov Kalsel. Foto: humas

BANJARBARU, Guna mempertahankan keberadaan hutan hujan tropis di Banua. Pemprov Kalsel melalui Dinas Kehutanan Kalsel sejak 2017 tengah membangun Miniatur Hutan Hujan Tropika (MH2T) di area Perkantoran Pemprov Kalsel.

Selasa (30/7), Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya Bakar berkunjung ke lokasi yang memiliki luas sekitar 90 hektare tersebut. Usai menghadiri acara peletakan batu pertama pembangunan Plaza Jokowi di Ekowisata Mandiangin, Tahura Sultan Adam.

Dalam kesempatan itu, Siti Nurbaya menyerahterimakan tanaman yang ditanam melalui dana APBN Kementerian LHK di lahan seluas 25 hektare di area MH2T kepada Pemprov Kalsel. Selain itu, menteri berusia 62 tahun ini juga ikut melakukan penanaman bibit pohon dan pelepasan burung bersama Gubernur Kalsel Sahbirin Noor.

Kepala Dinas Kehutanan Kalsel, Hanif Faisol Nurofiq mengatakan, sejalan dengan program revolusi hijau yang diinisiasi Gubernur Kalsel. Pemprov Kalsel telah melakukan berbagai upaya nyata dalam mengurangi dan menangani lahan kritis. “Salah satu upaya nyata itu ialah dengan membangun miniatur hutan hujan tropis yang merupakan ciri khas dari hutan di Kalsel,” katanya.

Lanjutnya, Pembangunan Miniatur Hujan Hutan Tropika berdasarkan SK Gubernur Kalsel nomor 29 pada Januari 2018 tentang Penunjukkan Lokasi Miniatur Hutan Hujan Tropis pada Kawasan Perkantoran Pemprov Kalsel. “Total luasnya sekitar 90 hektare,” ucapnya.

Dia menjelaskan, pembangunan MH2T merupakan salah satu upaya Pemprov Kalsel untuk mempertahankan keberadaan hutan tropis. Serta, menjaga kelestarian pohon endemik yang ada di dalamnya. Seperti, Ulin dan beberapa jenis Meranti. “Beberapa pohon endemik yang tumbuh di hutan hujan tropis sudah jarang ditemukan, bahkan terancam punah,” jelasnya.

Pembangunan MH2T sendiri dimulai pada akhir 2017, melalui Dinas Kehutanan Kalsel. Yang diawali dengan menanam bibit tanaman jenis fast growing atau tumbuh cepat. Seperti jabon dan sengon.

“Sampai akhir triwulan satu 2019 ini tanaman fast growing telah tertanam di 55 hektare lahan MH2T. Di mana di dalamnya terdapat tanaman peneduh program kerja BPDAS HL Barito seluas 25 hektare yang hari ini (kemarin) juga diserahkan ke Pemprov Kalsel,” ujar Hanif.

Untuk lahan kosong yang masih tersisa sekitar 35 hektare dari keseluruhan luas MH2T, Hanif menargetkan bakal menanaminya pada 2020 nanti. “Untuk saat ini tanaman yang mendominasi adalah tanaman yang sifatnya untuk peneduh dari tanaman endemik hujan hutan tropis. Tanaman endemik sendiri kita tanam secara bertahap,” bebernya.

Dipaparkannya, sejak akhir 2018 hingga di awal 2019 sudah ada ribuan tanaman endemik hutan hujan tropis yang ditanam di area MH2T. Dengan rincian, 750 bibit ulin dan 2.810 meranti. “Tanaman endemik ini dinaungi pohon fast growing jabon dan sengon,” paparnya.

Di tempat yang sama, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor menambahkan, pembangunan MH2T di kawasan Perkantoran Pemprov Kalsel merupakan komitmen Pemprov Kalsel untuk memelihara kekayaan hutan hujan tropis di Kalimantan.

“MH2T dibangun seluas 90 hektare dan ditanami meranti dan ulin. Pengayaan jenis endemik akan terus kita laksanakan, sehingga miniatur hutan ini kelak mencerminkan hutan hujan tropis yang seutuhnya,” tambahnya.

Dia menuturkan, kawasan MH2T dibagi menjadi dua blok utama. Yakni, blok Ulin dan Meranti. Di mana di masing-masing blok juga ditanami tanaman fast growing: sengon dan jabon sebagai peneduhnya.

Disampaikannya, pohon ulin merupakan jenis yang langka. Karena lambat dan kecilnya tingkat keberhasilan perkecambahan. Jika tidak dilestarikan maka dikhawatirkan akan punah. “Maka dari itu, kita gencar melakukan penanaman pohon ulin di miniatur hutan ini,” bebernya.

Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya Bakar mengapresiasi pembangunan MH2T di Kalsel. Sebab, menurutnya kehadiran hutan kota di wilayah perkotaan sangat penting. Guna mengurangi peningkatan suhu udara, pencemaran udara dan mencegah terjadinya banjir. “Yang lebih penting, hutan kota juga bisa sebagai wahana edukasi publik,” ujarnya.

Guna mempercepat pembangunan hutan kota, dia berharap pemda dapat menjalin kerja sama dengan masyarakat, komunitas lingkungan maupun kalangan bisnis. “Kerja sama ini sudah dilakukan dengan baik oleh Pemprov Kalsel. Mereka sudah menjalin interaksi secara baik dengan komunitas,” ucapnya.

Siti membeberkan, sesuai dengan laporan Kepala Dishut Kalsel Hanif Faisol Nurofiq, MH2T mulai dirancang dan dibangun pada 2017. Di mana 25 hektare nya melalui APBN Kementerian LHK RI. “Tahun 2016 saya pernah ke sini. Waktu itu masih kosong dan panas. Tapi, saat ini sudah menjadi hamparan pepohonan yang rindang dan sejuk,” pungkasnya. (rico/dishut)

Reporter : rico/dishut
Editor : Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->