Connect with us

HEADLINE

Menebak Arah ‘Tanduk’ Banteng di Pilkada Banjarbaru, ke Incumbent atau Penantang?

Diterbitkan

pada


BANJARBARU, Tarung berebut dukungan parpol telah digeber. Di depan mata, target yang dituju oleh kandidat adalah dukungan dari PDIP Banjarbaru.

Setelah mengumumkan membuka pendaftaran calon, dipastikan sejumlah calon akan melakukan pendekatan agar bisa mengantongi rekomendasi ketua umum PDIP, Megawati Soekarno Putri. Saat ini, baru pasangan Aditya Mufti Ariffin-AR Iwansyah yang mendaftar. Sedangkan, pasangan incumbent Nadjmi Adhani-Daramawan Jaya Setiawan masih ancang-ancang. Dari arah angin, kemana tanduk banteng akan mengarah?

Melihat gelagat, saat ini baru dua pasangan kandidat yang menyatakan siap meramaikan Pilkada Banjarbaru. Yakni pasangan incumbent Nadjmi Adhani-Darmawan Jaya Setiawan, serta pasangan Aditya Mufti Ariffin-AR Iwansyah, yang beberapa waktu lalu mendeklarasikan diri sebagai penantang.

Kemunculan dua pasangan tersebut terbilang unik. Sebab kehadiran mereka mewarnai pergulatan politik di internal partai, yakni PPP dan Partai Golkar. Aditya, yang merupakan Ketua DPW PPP Kalsel akan berhadapan dengan koleganya Darmawan Jaya yang tak lain Ketua DPC PPP Banjarbaru. Sedangkan AR Iwansyah, merupakan Ketua DPD Partai Golkar Banjarbaru akan melawan kadernya Nadjmi Adhani.

Hingga saat ini, perebutan legitimasi di internal partai tersebut belum tuntas. Namun, melihat kedudukan di dalam struktur partai, bahwa Aditya-Iwansyah memiliki kans lebih besar mendapatkan lampu hijau dari DPP masing-masing.
Lalu bagaimana dengan PDIP?

Banteng tentu saja akan melihat arah angin. Siapa yang memiliki kans besar untuk menang. Itu dilakukan, sebab dengan cuma bekal 3 kursi di dewan, mereka harus menentukan langkah secara efektif dan cerdas. Maka, siapa yang mendapatkan legitimasi PPP dan Golkar dalam perebutan mandat nanti pastinya akan menjadi pertimbangan.

Hal lain, tentu saja kedekatan kultur politik. Parpol akan lebih nyaman ‘menyokong’ kandidat yang didukung partai lain daripada yang maju lewat kursi independen. Meski memiliki keuntungan dari satu sisi, tapi berjuang dengan indepent akan lebih menguras tenaga.

Apalagi, jika membaca menggunakan peta Pilpres 2019 lalu, peluang PDIP untuk membuka kerjasa dengan mitra koalisi yakni PPP dan Golkar akan lebih terbuka. Meskipun, saat ini mekanisme untuk turunnya rekomendasi masih panjang.

Baca: Berebut Tunggangan Banteng, Aditya-Iwansyah Dului Ambil ‘Karcis’ PDIP Banjarbaru

Ketua DPC PDIP Banjarbaru Wartono mengatakan, pihaknya membuka pendaftaran calon kepala daerah untuk umum. Baik dari tokoh agama, elite politik, akademisi, pemuda, bahkan Wali Kota yang sekarang. Dijelaskannya juga, ada formulir yang harus diisi bagi bakal calon. Didalam formulir tersebut sudah tertera berbagai persyaratan.

“Formulirnya berisikan visi misi dan riwayat hidup bagi yang mendaftar. Batas pengambilan formulir dari tanggal 3 sampai 15 September. Nanti batas pengumpulan formulir yang sudah diisi paling lambat tanggal 20 September,” katanya.

Setelah formulir yang telah diisi bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota, DPC akan mengantarkan berkas formulir tersebut ke Dewan Perwakilan Pusat (DPP) PDIP pada tanggal 22 September untuk dilakukan penjaringan dan seleksi.

“DPP yang akan memilih. Kita akan tunduk dari para bakal calon yang terpilih di DPP. Siapapun yang terpilih pasti akan kita dukung penuh,” tandas Wartono.(rico)

Reporter : rico
Editor : Cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->