Connect with us

NASIONAL

Lebih Ngeri dari Rezim Suharto, Kwik dan Susi Takut Bersuara di Era Jokowi

Diterbitkan

pada

Mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri (Menko Ekuin) Kwik Kian Gie saat tiba di gedung KPK, Jakarta, Kamis (11/7). [Suara.com/Arief Hermawan P]

KANALKALIMANTAN.COM – Mantan Menteri Koordinator bidang Ekonomi dan Industri di masa pemerintahan Presiden Gus Dur, Kwik Kian Gie memberikan pernyataan soal kebebasan berpendapat di Indonesia saat ini.

Ia bahkan membandingkan situasi kebebasan berpendapat di era Jokowi dengan era Soeharto.

Lewat sebuah cuitan di akun Twitternya pada Sabtu (6/2/2021) Kwik menyebut dirinya belum pernah setakut ini dalam hal berpendapat.

Ia mengaku resah dengan aksi para buzzer yang akan menyerang dan mengumbar masalah pribadi jika menyampaikan pendaoat yang tak sejalan dengan mereka.

 

Kwik lantas bercerita tentang pengalaman seputar kebebasan berpendapat yang ia rasakan di era Soeharto. Ia mengaku bisa leluasa memberi kritik tajam.

“Saya belum pernah setakut saat ini mengemukakan pendapat yg berbeda dng maksud baik memberikan alternatif. Langsung saja di-buzzer habis2an, masalah pribadi diodal-adil,” tulis Kwik.

“Zaman Pak Harto saya diberi kolom sangat longgar oleh Kompas. Kritik2 tajam. Tidak sekali pun ada masalah,” lanjutnya.

Cuitan Kwik Kian Gie soal kebebasan berpendapat (Twitter/@kiangiekwik)

Dalam kolom komentar cuitan tersebut, muncul akun milik mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti. Susi tampak sepakat dengan apa yang disampaikan oleh Kwik.

“I’m with Pak Kwik (Saya sependapat dengan pak Kwik),” tulis Susi dalam komentarnya.

Para warganet yang membaca cuitan tersebut lantas menuliskan beragam komentar. Sebagian besar dari mereka mendukun Kwik, ada juga yang mendebat pernyataan Kwik.

“Saya cuma sekelas warga biasa pernah juga diancam oleh buzzer di medsos. Jujur saya jadi berpikir dua kali untuk mengkritik apalagi tajam. Beberapa tweet harus saya hapus karena terlalu tajam… era ini nggak asik… sehat selalu pak, dan tetaplah bersama rakyat,” tulis warganet dengan akun @90211***.

“Jaman Pak Harto kalau sudah ada medsos, entah apa yang terjadi dengan bapak. Kok bapak jadi kehilangan jati diri,” tulis warganet lain dengan akun @aewi***.

Sebelumnya, dalam beberapa cuitan Kwik berdebat dengan salah satu Staf Ahli Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo.

Dua orang yang berkompeten dalam bidang ekonomi ini saling beradu argumen soal utang negara. Kwik merasa pernyataanya banyak diserang oleh akun-akun warganet yang tak sepakat dengannya. (suara.com)


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->