Connect with us

HEADLINE

Era Baru Disrupsi Bisnis Saat Pandemi Covid-19, Pilih Berubah atau Mati!

Diterbitkan

pada

Pandemi Covid-19 menyebabkan sejumlah bisnis terpuruk, sementara pada sektor tertentu seperti e-commerce justru mengalami booming. Foto: Pexels

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Pandemi coronavirus baru (Covid-19) membuat sebagian usaha sulit berkembang, bahkan tak mendapatkan pemasukan sama sekali. Sebab, kebijakan pemerintah yang meminta masyarakat beraktivitas di rumah menjadikan sebagian bisnis kehilangan konsumen.

Dalam sebuah telekonferensi #SharingSolusi, Minggu (19/4) lalu, CEO dan Co-Founder Blibli.com, Kusumo Martanto, mengatakan, pelaku bisnis saat ini mesti melihat aspek yang dibutuhkan masyarakat jika ingin memulai usaha baru. Untuk sekarang, bisnis telemedis (telemedicine) dan pendidikan daring (online) yang akan tumbuh. “Saya melihat ada dua bisnis yang akan tumbuh. Satu, kesehatan dan dua, edukasi,” ungkapnya.

Dikutip dari laman katadata.co.id, era normal baru atau “new normal“ perekonomian ini kemungkinan tidak mudah, meskipun peluang-peluang bisnis tetap terbuka. Berkaca pada pengalaman krisis 2008, ketika itu, Indonesia relatif berdaya tahan, dengan ekonomi yang masih tumbuh 4,5% di 2009.

Namun, Amerika Serikat yang menjadi titik awal krisis terkontraksi 2,5%. Pemerintah AS menggelontorkan stimulus ekonomi besar-besaran, sebelum mulai menjajaki masa normalisasi lima tahun kemudian pada 2014.

Saat ini, di tengah risiko krisis akibat pandemi corona, negara-negara menggelontorkan aneka paket stimulus, dari mulai pemangkasan pajak, subsidi besar-besaran gaji, dan bantuan lainnya.

Harapannya, ekonomi bisa lekas bangkit setelah pandemi berakhir. Meski begitu, risiko lambatnya pemulihan ekonomi setelah pandemi tetap membayangi. Hal ini seiring risiko lamanya pandemi berakhir.

Durasi pandemi Covid19 diprediksi akan berlangsung dalam jangka 1-2 tahun ke depan (sesuai prediksi dipasarkannya vaksin, yang paling cepat akhir 2021). Dulu, depresi 1929 dampaknya berlangsung sampai dengan 6 tahun.

Bisnis yang ‘Booming’:
1. E-commerce
2. Remote working (bekerja dari jauh)
3. Logistik
4. Sekolah Daring (Online schooling)
5. Webinar / online training

Bisnis yang Terpuruk :
1. Hotel
2. Travel
3. Bioskop
4. Mall
5. Retail
6. Entertainment
7. Property
8. MICE
9. Persewaan kantor
10. Rekreasi Indoor
11. Restoran, khususnya di kota besar yang menerapkan PSBB, dimana tidak diperbolehkannya pembeli untuk makan ditempat.

Sementara itu berbicara dengan kanalkalimantan.com, Dhita Juli seorang Business Trainer mengatakan bahwa pandemi covid-19 memang sepenuhnya telah mengubah banyak hal dalam kehidupan manusia. Bisnis dan ekonomi menjadi salah satu yang paling terpukul.

“Walaupun big discount konsumen masih tahan spending, termasuk perusahaan menunda bayar supplier. Kelangsungan hidup menjadi yang utama,” ungkapnya.

Banyak perusahaan merubah haluan bisnis dan juga produknya. Martha Tilaar dari kosmetik berubah jadi hand sanitizer. Es teler 77 sekarang masuk ke Frozen food, Lippo mall / hotel difungsikan ke rumah sakit, dan masih banyak lagi.

“Bisnis harus mampu beradaptasi dengan perubahan, makhluk yang bisa survive bukan yang paling besar, kuat dan kaya tapi adalah yang paling bisa beradaptasi” ujar Dhita mengutip sebuah pernyataan dari teori Darwin.(kanalkalimantan.com/andy)

 

Reporter : Andy
Editor : Cell

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->