Connect with us

HEADLINE

Empat Pelajar Kalsel Tiba dari China, Dinkes Berlakukan Masa Pengawasan Inkubasi 14 Hari

Diterbitkan

pada

Pemeriksaan thermal scanner di bandara dilakukan untuk antisipasi penyebaran Corona Foto: rico

KANALKALIMANTAN.COM – BANJARBARU, Empat pelajar asal Kalsel yang menimba ilmu di Provinsi Nanjing, China– yang berada pada jarak 500 km dari Wuhan, tiba di Bandara Syamsudin Noor, Sabtu (8/2/2020) pukul 16.30 Wita. Mereka datang menggunakan pesawat Lion Air No. Flt JT524 jurusan Cengkareng-Banjar.

Keempat penumpang tersebut sebelumnya diperiksa oleh alat Thermal Scanner milik Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di Bandara Syamsudin Noor, Banjarbaru. Meski dari hasil pemeriksaan dinyatakan sehat, namun keempat pelajar tersebut dilimpahkan ke Dinas Kesehatan untuk penanganan lebih lanjut.

Hal ini sebagai upaya antisipasi, dengan melakukan pengawasan selama masa inkubasi 14 hari oleh Dinas Kesehatan di tempat daerah asal pelajar masing-masing. Keempat pelajar tersebut yakni atas nama M Shalahuddin Ayyubi asal Tapin, Adha Yudha Tri Buana asal Tanah Laut (Tala), Muhammad Shada Nasywa asal Tabalong, dan Muhammad Fitrian Azhari asal HST.

Terkait informasi ini, Kepala Dinas Kesehatan Tapin H Alfian Yusuf saat dikonfirmasi Kanalkalimantan.com, membenarkan seorang pelajar Tapin yang pulang dari China tersebut. Ia mengatakan, bahwa yang bersangkutan saat ini sudah mendapat pengawasan khusus dari Dinas Kesehatan Tapin.

“Yang bersangkutan sesuai dengan prosedur akan dilakukan pengawasan intensif selama masa inkubasi 14 hari. Tentunya dalam masa tersebut, dia tak boleh keluar rumah dan ada petugas dari Dinas Kesehatan yang memantau setiap hari,” ungkapnya.

Alfian mengatakan, meski Shalahuddin dinyatakan sehat tetapi pengawasan tersebut sebagai upaya antisipasi. “Jadi tidak perlu khawatir, karena dia sudah dicek juga dengan thermal scanner di bandara lain dan dinyatakan sehat. Termasuk saat masuk ke Jakarta juga,” terangnya.

Sebelumnya, kondisi mahasiswa asal Kabupaten Tabalong yang mengikuti program beasiswa ke China hingga kini aman dan sehat. Tercatat enam mahasiswa sudah mengikuti karantina di Natuna bersama warga Indonesia lainnya. “Kondisi mahasiswa Tabalong sehat dan saat ini berada di Natuna bersama warga Indonesia lainnya,” jelas Sekda Tabalong Abdul Muthalib Sangadji.

Sangadji, sebagaimana dikutip Antara, menjelaskan ada 44 orang warga Tabalong yang berada di China dan 31 diantaranya merupakan mahasiswa yang mendapatkan bea siswa.

Data di Dinas Pendidikan Kabupaten Tabalong tercatat 7 mahasiswa asal Tabalong ini menjalani program beasiswa ke Nanjing Polytechnic Institute China yang diinisiasi pabrik semen PT Conch South Kalimantan.

Selanjutnya 13 orang bukan berstatus mahasiswa dan tidak terpantau karena keberangkatan sendiri ataupun diberangkatkan oleh pihak lain.

Terpisah Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong Akhmad Rivai mengatakan hingga kini belum ada warga Tabalong yang terjangkit virus Corona. “Kita juga melakukan pemantauan di pabrik semen Conch yang pekerjanya banyak dari China,” jelas Rivai.

Sebelumnya, sebanyak 238 Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok menjalani pemeriksaan kesehatan sebanyak dua kali dalam sehari. Pemeriksaan kesehatan tersebut merupakan bagian dari proses karantina kesehatan sesuai standar kesehatan dunia.(Kanalkalimantan.com/fikri)

 

Reporter : Fikri
Editor : Cell

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->