Connect with us

Film

Dunia Terbuka Mata pada ‘Parasite’

Diterbitkan

pada

Film Parasite yang berhasil memenangi Oscar 2020 Foto: CJ Entertainment/Korean Film Council

KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA– Parasite mencatat sejarah dunia perfilman kala menjadi film Asia pertama yang menang Film Terbaik ajang Oscar. Predikat tersebut memang layak diberikan bagi film garapan sutradara Bong Joon-ho itu.

Sebelum melenggang ke ajang penghargaan film tertinggi di dunia ini, Parasite sendiri telah mencatat sejumlah prestasi yang menunjukkan taringnya sebagai salah satu karya terbaik. Sebut saja saat meraih penghargaan tertinggi di Festival Film Cannes Palme d’Or, Film Berbahasa Asing Terbaik di Golden Globes 2020, Outstanding Performance by a Cast in a Motion Picture di SAG Award, hingga dua piala di BAFTA Award.

Kini, empat piala Oscar, termasuk Sutradara Terbaik, Film Internasional Terbaik, Naskah Asli Terbaik, dan Film Terbaik juga diboyong Parasite.
Lalu, apa kekuatan dari Parasite hingga sukes mencatat sejumlah sejarah baru di dunia perfilman?

Lewat Parasite, Bong menunjukkan kepiawaiannya mengemas cerita, membangun karakter dan suasana, hingga membuat penonton terpana. Di balik itu, ia juga membawa pesan kuat lewat premis yang cukup sederhana.

Kegeniusan Bong terlihat saat mencoba memotret kehidupan orang-orang dengan keadaan berbeda untuk hidup di satu ruang yang sama. Bukan hanya itu, ia juga menggambarkan upaya sekelompok manusia bertahan hidup di dunia sampai terpaksa masuk sebagai parasit dalam hubungan dengan manusia lain.

Associate Professor Studi Film Universitas Chapman, Nam Lee, pernah mengatakan bahwa Parasite menjadi wadah bagi Bong Joon-ho untuk menggambarkan ketidakadilan dan kesulitan dari perspektif pihak yang lemah.

“Bong tidak lupa mengaitkan hal tersebut dengan kondisi yang lebih luas dalam masyarakat, seperti apa yang membuat satu karakter bertindak demikian? Apa yang mendorong ke bencana secara fisik dan moral?” kata Nam Lee dalam hasil studinya yang dilansir di makalah diskusi Busan International Film Festival.

Cerita Parasite berfokus pada keluarga Ki-taek, beranggotakan empat orang pengangguran dengan masa depan suram. Suatu hari, Ki-woo, anak laki-laki tertua di keluarga itu direkomendasikan oleh kawannya yang merupakan mahasiswa dari universitas bergengsi untuk menjadi guru les dengan bayaran mahal.

Tawaran itu lantas membuka secercah harapan Ki-woo dan keluarga untuk mengantongi penghasilan tetap. Dengan penuh restu serta harapan besar dari keluarga, Ki-woo–berbekal dokumen mahasiswa palsu–pun menuju ke rumah keluarga Park untuk wawancara.

Setibanya di rumah pemilik perusahaan IT global tersebut, Ki-woo bertemu dengan Yeon-kyo, nyonya muda di rumah itu. Setelah pertemuan itu, serangkaian kejadian dimulai. Selama hampir separuh film, Bong membawa penonton lebih dulu larut dan akrab dengan tiap karakter. Penonton juga diajak menikmati humor penuh satire disajikan dengan sangat mulus, lewat karakter, gambar-gambar kontradiktif tapi simpel, serta dialog.

Contoh sederhananya saat Yeon-kyo ingin melangsungkan pesta ulang tahun mendadak untuk anak bungsunya, Da-song. Saat Ki-taek–yang kini sudah ‘berhasil’ menjadi sopir–mengantar dan membantunya berbelanja persiapan pesta, Yeon-kyo mensyukuri cuaca dan langit cerah berkat hujan semalam suntuk.

Di sudut kota lain, hujan yang disyukuri itu sudah merendam rumah Ki-taek, hingga ia dan ratusan warga lain harus mengungsi di sebuah stadion olahraga. Joon-ho berhasil pula membangun konflik dengan pelan, halus. Ia tak perlu membuat garis tegas hitam-putih, benar-salah atau jahat-baik. Keluarga Park memang kaya, tapi tak serta merta mereka menjadi jahat karenanya–mungkin naif dan tak peduli.

Sebaliknya, meski sudah menipu, keluarga Ki-taek digambarkan sangat manusiawi. Mereka kompak, ceria di tengah kemelaratan, dan saling cinta. Begitu penonton kian terbawa akan alur cerita yang terasa sederhana, Joon-ho tiba-tiba mengirimkan “serangan” bertubi-tubi.

Laju cerita kian intens, mencekam juga menimbulkan pertanyaan-pertanyaan akan nasib tiap karakter dan laju cerita, seperti dibawa bermain roller coaster. Tak heran jika Bong mendapat apresiasi berkat caranya mengemas dan mengeksekusi cerita dengan menarik, bahkan meninggalkan decak kagum.

Bukan hanya dari kekuatan cerita, tapi Joon-ho dan tim produksi pun menyeimbangkan karya ini dengan sinematografi serta musik scoring yang luar biasa. Apresiasi patut diberikan juga kepada Hong Kyun-pyo selaku Director of Photography beserta Jung Jae-il, Choi Tae-young dan Kang Hye-young selaku tim pengarah musik dan penata efek. Kehebatan Parasite ini tak lepas juga dari aksi para pemain yang membuat terkesima. Tanpa semua itu, mungkin film Parasite tak bisa sehidup seperti di dunia nyata. (has/cnni)

Reporter : Has/cnni
Editor : Kk


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->