Connect with us

Kota Banjarbaru

Duh, Tak Punya Jaminan Kesehatan, Arief Biarkan Kakinya Membusuk

Diterbitkan

pada

MEMBUSUK, Kaki Syarif yang dibiarkan membusuk karena tidak punya biaya pengobatan. Foto : devi

BANJARBARU, Tak bisa kemana-mana, Syarif seorang penderita diabetes ini hanya bisa menghabiskan waktu di atas tempat tidurnya. Mengidap kadar gula tinggi alias diabetes yang menggerogoti tubuhnya sejak 10 tahun itu membuat tubuh Syarif kian tak berdaya.

Didatangi Kanal Kalimantan Syarif yang tinggal bersama ibu, istri dan kedua anaknya tinggal di sebuah rumah kontrakan. Praktis pria berusia 40 tahun ini tak lagi bisa menafkahi seluruh anggota keluarga yang menjadi tanggungannya. Jangankan untuk pergi bekerja, sekedar buang hajat saja Syarif harus dibantu sang istri menuju WC.

Syarif tinggal di Kelapa Sawit 8 RT 01 RW 02, Kelurahan Sungai Besar, Kecamatan Banjarbaru ini sudah lama mengidap diabetes, namun setelah melakukan pengobatan pertama ia tak bisa lagi melanjutkan pengobatan. Akhirnya hampir 5 bulan menderita kencing manis (diabetes) di bagian kaki, ia hanya bisa mengobati dengan ala kadarnya.

Syarif bercerita, awal mula ia melihat salah satu jari kakinya melepuh dan tak kunjung sembuh. Ia pun lantas membawa ke Puskesmas untuk berobat, hingga akhirnya ia melakukan pengobatan di RSUD di Kabupaten Tapin, kampung tempat asalnya. Dan diputuskan untuk mengamputasi empat jari kaki sebelah kanan yang kini tertinggal jempol kaki saja.

Syarif mengaku kondisinya yang semakin hari semakin parah. Untuk kebutuhan hidupnya dan anak istri, ia mengaku hanya mendapatkan belas kasihan dari kawan dan keluarga.

“Hampir 5 bulan sudah tak bisa kerja lagi, kemarin sempat berobat, tapi karena saya tidak memiliki BPJS saya tidak bisa berbuat banyak. Ini juga di bantu saudara dan kawan untuk kebutuhan sehari-hari,” ujar Syarif.

Dengan kondisi perekonomian sangat tidak memungkinkan untuknya melakukan pengobatan, kini ia terpaksa hanya menahan sakit itu.

“Bisa bertahan hidup, anak istri bisa makan dan ibu bisa makan sudah Alhamdulillah. Sampai saya tidak memikirkan lagi untuk berobat, karena bila ada dikasih teman uang, saya gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ungkap Syarif.

Akhirnya Syarif memposting keadaanya di facebook, karena menurutnya akan direspon oleh banyak orang berharap bantuan datang kepadanya.

Foto : devi

Untuk saat ini Syarif berserta keluarga hanya memiliki KTP sementara. Ingin meminta bantuan kepada pihak mana, ia tidak bisa lagi berpikir. Istrinya juga baru saja operasi caesar anak kedua yang baru berusia tiga bulan, dan ibu yang sudah lansia mengalamai stroke, sehingga tidak mampu berbuat banyak.

“Sebelum saya disewakan rumah dan jadi warga Banjarbaru, saya dulu tinggal di Rantau, disana sempat operasi dan setelah operasi bukannya sembuh tapi malah makin parah,” ujarnya.
Jamilah, sang isteri juga tak bisa berbuat banyak, melihat keadaan suaminya yang hanya bisa berbaring.

“Sedih dan tidak bisa berbuat banyak, ingin bisa mengobati suami,  tapi tidak punya biaya. Karena untuk hidup sehari-hari saja sulit, makan pun kadang pakai lauk, kadang juga tidak pakai lauk. Beruntung untuk sewa rumah, ada saudara yang menjamin,” tutur Jamilah.

Ibu yang baru tiga bulan itu melahirkan anak keduanya mengaku sangat berharap kepada pemerintah daerah, sudi kiranya membantu pengobatan suaminya. (devi)

 

Reporter : Devi
Editor : Abi Zarrin Al Ghifari


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->