Connect with us

HEADLINE

Besarnya Efek Ledakan Dinamit Kedaluwarsa, Polda Kalsel Akui Diluar Ekspektasi!

Diterbitkan

pada

Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Moch Rifai Foto : fikri

BANJARMASIN, Pemusnahan bahan peledak (handak) yang dilakukan Sat Brimob Polda Kalsel di Desa Tambak Padi, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, berdampak pada kerusakan bangunan, peralatan elektronik, dan rusaknya empat unit kendaraan. Tak hanya itu, 3 warga Desa Guntung Ujung Gambut mengalami pingsan dan 3 anggota Sat Brimob terluka yang terkena serpihan ledakan di wajah, mata dan kepala. Polda Kalsel pun mengakui, hal tersebut di luar ekspektasi yang diperkirakan sebelumnya!

Ditemui kanalkalimantan.com pada Kamis (28/11) siang, Kapolda Kalsel Irjen Yazid Fanani melalui Kabid Humas Kombes Moch. Rifai mengakui, dampak ledakan akibat pemusnahan handak di luar perkiraan. Padahal, jajaran Sat Brimob Polda Kalsel sebelumnya telah melakukan pemusnahan handak di lokasi yang sama, yang dampaknya tidak begitu signifikan seperti yang terjadi pada Rabu (27/11).

“Betul, dampak ledakan di luar ekspektasi kita. Hingga anggota (Brimob) sendiri terlalu dekat juga jaraknya, karena diperkirakan tidak sebesar itu. Karena sudah pernah dilakukan di lokasi yang sama dan tidak seperti kemarin yang besar,” kata Kombes Rifai.

Jenis handak yang dimusnahkan yaitu dinamit, detonator, dan beberapa jenis sumbu. Handak yang dimusnahkan sendiri, merupakan sisa dari perusahaan PT Multi Nitrotama Kimia (MNK) yang bergerak di bidang kimia yang berbasis di Kaltim. Diketahui, handak yang dimusnahkan telah kedaluwarsa di tahun 2017 dan 2018 yang tidak digunakan lagi. “Sesuai petunjuk dari Intelkam, (handak) itu harus dimusnahkan,” katanya.

Diduga, adanya sisa-sisa bekas pemusnahan handak di lokasi pada Senin (25/11) dan Selasa (26/11) lalu, ditengarai menambah efek ledakan menjadi lebih dahsyat, hingga radius ledakan mencapai 3 hingga 5 kilometer. Kendati demikian, pihaknya mengklaim pemusnahan handak telah sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang ditetapkan.

“Mungkin ada tumpukan sisa-sisa (handak) di dalam tanah, sehingga masih memungkinkan terjadi ledakan tambahan di situ. Jadi ledakan terakhir memicu sisa-sisa handak di hari pertama dan kedua,” tutur Kombes Rifai.

Padahal, lokasi pemusnahan handak yang letaknya tidak begitu jauh dari Danau Biru Gambut, merupakan kawasan yang relatif sepi penduduk.  Luasnya radius ledakan mengakibatkan rumah warga mengalami kerusakan. Lokasi disposal sendiri, menurut Kombes Rifai, merupakan kawasan resmi. “Sebetulnya jauh (dari pemukiman), tapi radiusnya agak besar sehingga membuat rumah menjadi terdampak,” tegasnya.

Kendati demikian, Kombes Rifai mengklaim, jajaran Sat Brimob telah bertanggungjawab dengan melakukan perbaikan rumah warga Desa Guntung Ujung yang rusak akibat dampak ledakan. “Hari ini teman-teman Brimob dibantu masyarakat setempat melakukan kerja bakti untuk memperbaiki kerusakan, seperti penggantian kaca. Yang penting kita bertanggungjawab untuk mengembalikan,” paparnya.

Selain itu, Kombes Rifai meminta masyarakat untuk melapor ke Kepolisian terdekat jika mengalami kerugian akibat dampak pemusnahan handak. “Nanti kita data, dilaporkan ke kami untuk diteruskan ke Brimob,” katanya.

Lantaran pemusnahan handak ini berdampak buruk bagi masyarakat, Kombes Rifai menambahkan, pihaknya akan melakukan penyelidikan. “Jika ditemukan adanya ketidakhati-hatian ataupun kecerobohan, itu pasti kita lakukan penyelidikan,” pungkasnya. (fikri)

Reporter : Fikri
Editor : Chell

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->