Connect with us

HEADLINE

Aroma Rekomendasi Sambut Aditya-Iwansyah Saat Antar Formulir ke Golkar

Diterbitkan

pada

Pasangan Aditya-Iwansyah saat mendaftar di Partai Golkar Banjarbaru Foto: rico

BANJARBARU, Perburuan mendapat dukungan Partai Golkar begitu terasa di Kota Banjarbaru. H-3 sebelum ditutupnya pendaftaran, pasangan Bakal Calon (Balon) Walikota dan Wakil Walikota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin-AR Iwansyah mengantarkan berkas formulir pendaftaran, Sabtu (12/10) siang. Langkahnya menyusul pasangan incumbent Nadjmi-Jaya yang mendahului sebelumnya.

Bedanya, nuansa kesederhanaan yang ingin dibangun dua kandidat ini begitu terasa. Aditya-Iwansyah datang mengenakan baju putih lengan pendek.Tak mengenakan seragam seperti halnya pasangan Nadjmi-Jaya yang sebelumnya diantar ratusan relawan.

Meskipun sederhana, tapi nampak sambutan berbeda terhadap kedua pasangan ini dari partai beringin. Mereka disambut jajaran pengurus inti partai Golkar yakni Ketua Tim Penjaringan Iriansyah Ghani, Wakil Ketua Tim Penjaringan Sayuti, Sekretaris Tim Penjaringan Ahmad Rivani, dan beberapa kader lain seperti Taufik Rahmat yang saat ini menduduki kursi di DPRD Banjarbaru.

Aroma kekeluargaan yang kental begitu terasa saat kedatangan duet penantang di DPD Golkar Banjarbaru. Tampak, Aditya-Iwansyah begitu akrab dengan jajaran pengurus Golkar hingga canda gurau pun saling dilemparkan. Apalagi, Balon Wakil Walikota Banjarbaru, AR Iwansyah merupakan kader sendiri dan menjabat sebagai ketua DPD Golkar Banjarbaru.

Berkas formulir dari pasangan penantang langsung dilakukan pemeriksaan oleh tim penjaring DPD Golkar Banjarbaru. Usai dilakukan pemeriksaan, Ketua Tim Penjaringan Iriansyah Ghani, menegaskan bahwa berkas formulir dari pasangan penantang telah dinyatakan lengkap. “Berkas sudah kita verifikasi dan dinyatakan lengkap,” tegas Iriansyah.

Sampai saat ini, kata Iriansyah, di DPD Golkar Banjarbaru sudah ada empat orang kandidat Bacalon yang telah mendaftar dan melengkapi berkas. Keempatnya yakni dalam paket dua pasangan; Nadjmi-Jaya serta Aditya-Iwansyah.

“Kita pendaftaran hingga tanggal 15 Oktober. Tentu prinsipnya kita masih membuka pendaftaran bagi bakal calon lainnya,” katanya.

Disisi lain, Balon Walikota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin, bersyukur telah diterima dengan baik oleh jajaran pengurus inti Golkar.  “Alhamdulillah, berkas formulir saya dan pak Iwan telah dinyatakan lengkap. Sampai saat ini, Golkar merupakan partai kedua yang kita daftar, setelah sebelumnya PDIP. Kita harap kedua partai ini memilih kita dan membantu memenangkan di Pilwali Banjarbaru 2020 nanti,” katanya.

Sebelumnya, Nadjmi-Jaya yang datang bersama ratusan relawan pendukungnya ke Partai Golkar, pada Rabu (9/10) pukul 15.20 Wita, hanya diterima Wakil Ketua Tim Penjaringan Sayuti, Sekretaris Tim Penjaringan Ahmad Rivani, dan beberapa kader lain.

Kepada tim penjaringan, Nadjmi-Jaya menyerahkan berkas pendaftaran yang sebelumnya diambil salah satu pendukungnya dari DHC 45 Banjarbaru. Usai diperiksa, berkas pendaftaran Nadjmi-Jaya dinyatakan lengkap.

“Alhamdulillah, setelah tadi diterima di Nasdem, saat ini kita juga pada hari ini menyelesaikan proses pendaftaran Golkar Banjarbaru. Terima kasih kami ucapkan kepada para pengurus parpol yang telah menerima kedatangan kami untuk menyerahkan formulir pendaftaran,” kata Nadjmi saat itu.

Untuk Golkar, Nadjmi berharap partainya dapat mengusung dirinya bersama Darmawan Jaya Setiawan. Meski dari pasangan penantang juga ada sosok Iwansyah yang juga kader Golkar, namun ia percaya diri dengan posisinya sebagai Walikota incumbent, bisa lebih menguntungkan secara politik bagi partai. “Kami berharap Golkar dapat mengusung kader yang berada di papan satu. Kalau bisa mengusung kader di papan satu (Walikota, Red), kenapa harus mengusung di papan dua (Wakil Walikota),” selorohnya.

Namun, pernyataan menarik juga keluar dari Iwansyah menanggapi statement Nadjmi Adhani. “Boleh-boleh saja berpendapat seperti itu. Saya meyakini DPD Banjarbaru, DPD Kalsel hingga DPP pusat punya perhitungan, kalkulasinya tersendiri bagaimana strategi agar Golkar bisa menenangi Pilkada,” tanggapnya.

Soal kata-kata Papan 1 dan Papan 2. Iwansyah berpandangan jika itu bukan hal yang bisa dikotomi (pembagian). “Itu tidak bisa dikotomi antara walikota & wakil walikota. Kalau itu dikotomi ya kita ada UU yang membagi tugas antara walikota dan wakilnya.”

Ditambahkannya, Golkar pandang Iwan yang terpenting bisa memenangi Pilkada. Terlepas di posisi Walikota atau Wakil Walikota ketika maju.

“Intinya yang penting menang Pilkada, itu yang saya tangkap selama ini. Karena saya sudah jadi kader Golkar  dari tahun 1987, sekarang sudah 32 tahun. Ya yang berharap dari kader Golkar, ya saya yang sudah 32 tahun di Golkar dan berdarah-darah di Partai Golkar,” jujur Iwan.

Dari hitung-hitungan politik, kans Iwansyah yang berpasangan dengan Aditya Mufti Ariffin, sebagai Balon Wakil Walikota Banjarbaru memiliki kedekatan emosional dengan partai ketimbang Nadjmi. Apalagi, Iwansyah yang juga merupakan ketua DPD Golkar Banjarbaru, menjadi poin plus.

Namun bagi Iwansyah sendiri, tidak ada yang namanya pilih kasih di tubuh Golkar. Dirinya tidak ingin mengambil pusing dan menyerahkan seluruh keputusan kepada DPP Golkar. Bahkan menurutnya, hal yang wajar jika setiap orang mau mendaftar, termasuk dari kader sendiri.

“Tidak ada masalah, semua bisa mendaftar, termasuk kader sendiri ataupun dari luar parpol, silakan saja. Intinya nantinya DPP Golkar pasti memiliki pertimbangan dalam memutuskan siapa yang akan didukung nanti,” katanya.

Di sisi lain, Nadjmi sebenarnya juga sadar untuk tidak terlalu memaksa masuk di Golkar. Ia cukup bisa membaca tidak mudah untuk ‘lolos’ dalam penjaringan di partainya itu. Apalagi yang menjadi rivalnya adalah ketua DPD Golkar Banjarbaru.

Maka dari kalkulasi politik, ia tak terlalu ‘pede’ untuk memasukkan Golkar di barisan pengusungnya dalam Pilkada nanti. Itu disampaikan melalui gimmick warna seragam yang dikenakannya saat mendaftar di Nasdem Banjarbaru.

Terlihat seragam yang dikenakan Nadjmi-Jaya berserta para relawan memiliki corak warna yang berbeda-beda, salah satunya warna biru yang tak lain adalah warna partai Nasdem. Selain itu, di baju tersebut juga tertulis jargon duet pertahana yakni “Bersama Nadjmi-Jaya Banjarbaru Lebih Baik”.

“Ini ada warna biru, jadi kami sudah yakin Partai Nasdem akan mengusung kami. Ada warna orange juga yang kami yakini Partai Gerindra akan mengusung kami. Kami percaya partai-partai ini akan memenangkan kami dalam Pilkada 2020,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Nadjmi tidak menyebut warna kuning Partai Golkar atau pun warna merah PDIP. Walau demikian, jika dua partai tersebut bisa dikuasai incumbent, yakni Nasdem dan Gerindra, sudah cukup bagi mereka sebagai kendaraan politik maju dalam Pilkada Banjarbaru. Sebab dari hitungan kursi di dewan, Gerindra memiliki 6 kursi dan Nasdem 4 kursi. Ini sudah cukup sebagai ambang minimal pengusung calon yang harus memenuhi syarat minimal 6 kursi di DPRD.

Sementara itu, pasangan penantang Aditya-Iwansyah sudah didepan mata mengantongi 9 kursi yang merupakan gabungan dari 5 kursi milik Golkar dan 4 kursi milik PPP. Jika mereka berhasil menderek PDIP, maka mereka mendapatkan tambahan hingga menjadi 12 kursi. Jumlah ini juga sudah lebih dari cukup mengantar mereka ke tahap pencalonan di KPU.(rico)

Reporter : Rico
Editor : Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->