Connect with us

Budaya

Adat Macceratasi, Memberikan Tanda “Darah” di Tengah Laut

Diterbitkan

pada

PESTA LAUT, Macceratasi yang dilakoni oleh suku Bugis wilayah pesisir Pulau Laut tepatnya di Desa Gedambaan, Kecamatan Pulau Laut Utara, Kotabaru. Foto : azey

KOTABARU, Keberagaman adat istiadat pelestarian budaya khas diperingati dengan berbagai cara, baik di darat maupun di laut. Begitu pula dengan kegiatan Macceratasi yang dilakoni oleh suku Bugis wilayah pesisir Pulau Laut tepatnya di Desa Gedambaan, Kecamatan Pulau Laut Utara, Kotabaru.

Adat Macceratasi dapat diartikan sebagai pemberian tanda darah kepada laut dari hewan kambing maupun sapi. Darah yang dilarutkan sebagai simbol penghormatan kepada laut. Namun, terlepas dari hal tersebut masyarakat dalam prosesinya memanjatkan do’a kepada Sang Pencipta alam semesta yakni Allah SWT karena sudah memberikan limpahan rezeki dari laut.

Meskipun kental dengan nuansa magis, upacara Macceratasi sarat akan makna budaya serta mengandung nilai kebersamaan didalamnya. Kegiatan tersebut dipimpin oleh salah seorang tokoh pemuka adat yang biasa disebut dengan panggilan Sandro.

Ada pemandangan unik dari prosesi Macceratasi, sebagian besar nelayan pesisir Gedambaan adalah nelayan Bagan. Nah, saat pelepasan sesajian berupa berbagai makanan yang ditaruh di atas miniatur Bagan yang dibuat persis menyerupai Bagan aslinya, dan pelepasannya pun dilakukan di tengah laut tak jauh dari salah satu Bagan milik nelayan.

Macceratasi sendiri meskipun sudah dilakukan sejak dulu secara turun temurun, namun baru di perkenalkan ke khalayak sekitar tahun 2001 dan pelaksanaan awalnya berlangsung di wisata pantai Sarang Tiung. Hingga sekarang upacara adat tersebut semakin dikenal kalangan masyarakat. Memang, tak sebesar pesta pantai Mappanretasi di Pagatan, Pemkab Kotabaru bertekad untuk terus meramaikan dan mengembangkannya karena dinilai mampu dijadikan sebagai destinasi wisata baik lokal maupun luar negeri.

Perayaan puncak Macceratasi di gelar hari ini tadi, Senin (12/03) yang dihadiri oleh Wakil Bupati Kotabaru H Burhanudin bersama jajarannya serta unsur Muspika dan lainnya.

Menurut Wakil Bupati Kotabaru, pemerintah daerah sangat apresiasi dengan gelar upacara adat tradisi Macceratasi nelayan Gedambaan.

“Di Kotabaru sendiri banyak adat serupa seperti halnya Mallasuang Manu, Mappanretasi dan masih banyak yang lainnya. Oleh karennya, bagus juga kalau perayaannya nanti bisa di gabung sehingga akan besar dan menjadi daya tarik bagi para wisatawan,” ujarnya.

Pelestarian budaya semacam itu, katanya melanjutkan, secara tidak langsung menjadi destinasi baru untuk menambah khasanah dunia pariwisata khususnya di Kabupaten Kotabaru dengan keberagaman yang ada.

“Kalau sudah begitu, maka agenda rutin pelaksanaannya akan semakin besar dan untuk anggarannya sendiri bisa saja diambil dari sumber pendanaan pemerintah,” jelasnya.

Kepala Desa Gedambaan Wardihang menilai, apa yang dilakukan oleh pemerintah guna mendukung moment upacara seperti itu tentunya sangat baik sekali dalam pelestarian adat istiadat di daerah.

“Mudah-mudahan saja acara semacam ini terus berlangsung dengan tambah meriah di tahun-tahun mendatang, sebagai ajang promosi bahwa di Desa Gedambaan, selamatan laut dalam rangka menjaga warisan budaya leluhur dari nenek moyang,” katanya. (azey)

Reporter: Azey
Editor: Abi Zarrin Al Ghifari


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->