Teknologi
Mengenang Georges Melies yang Jadi Google Doodle Hari Ini
BANJARBARU, Google Doodle hari ini menampilkan pengalaman virtual reality (VR) 360 derajat dalam sebuah video. Google menjelaskan, Doodle interaktif tersebut merupakan hasil kolaborasi Google Spotlight Stories dan Google Arts & Culture bersama tim Cinémathèque Française, sekaligus Doodle VR pertama yang pernah mereka hadirkan.
Ditampilkan pada laman muka Google, Doodle interaktif ini jika diklik akan membawa pengguna pada video YouTube 360 derajat. Ada dua cara dalam menikmati video tersebut, yakni menggunakan smartphone dengan headset (Cardboard atau Daydream) atau tanpa headset.
Bila menggunakan smartphone, pengguna memerlukan aplikasi tambahan bernama Google Spotlight Stories yang bisa diunduh di Play Store (Android) atau App Store (iOS).
Selain itu, karena ini memakai alat tambahan, tidak semua smartphone mendukung. Menurut Fossbytes, Virtual Reality membutuhkan sejumlah sensor untuk bekerja mulai Accelerometer, Gyroscope, dan Magnetometer.
Kendati demikian, Google juga menyediakan solusi untuk menikmati sensasi Doodle hari ini tanpa headset sebagai video 360 derajat melalui channel YouTube Google Spotlight Stories. Pengguna dapat gerakkan ponsel ke kiri dan ke kanan untuk mengikuti aktor teater yang bermain di sepanjang video berdurasi dua menit 10 detik itu. Bagi yang menonton lewat komputer, navigasi itu bisa dilakukan dengan klik kiri dan tahan tetikus.
Adapun Google Doodle hari ini mengenang sosok Georges Melies, seorang sineas Perancis yang memelopori beragam teknik film dalam aspek teknis dan naratif di masa awal perfilman. Lahir di Paris, Perancis pada 8 Desember 1861 dan meninggal pada 21 Januari 1938, Google memberikan penghormatan kepada Melies pada 3 Mei karena tepat pada 3 Mei 1912, dia merilis film berjudul À la Conquête du Pôle atau The Conquest of the Pole.
Film tersebut adalah salah satu maha karya dari Melies yang menyuguhkan interpretasi komikal nan ajaib atas eksplorasi yang dilakukan Amundsen dan pesaingnya yang malang. “Dia bahkan membangun sebuah ‘Raksasa Salju’ di dalam studio kaca Montreuil-nya untuk film ini, yang kepalanya saja berukuran dua meter,” tulis Google.
Menurut catatan Britannica, sepanjang 1899 sampai 1912 Melies telah memproduksi 400 film. Beberapa film Melies antara lain Cléopâtre (1899; Cleopatra’s Tomb), Le Christ marchant sur les eaux (1899; Christ Walking on Water), Le Voyage dans la lune (1902; A Trip to The Moon), Le Voyage àtravers l’impossible (1904; The Voyage Across the Impossible), dan Hamlet (1908).
Dalam karya-karyanya Melies mengkhususkan diri dalam menggambarkan transformasi fisik yang ekstrim dari tubuh manusia, contohnya pemotongan kepala dan anggota badan untuk memberikan efek komik. Masih menurut Britannica, pertumbuhan komersial industri memaksa dia keluar dari bisnis film pada tahun 1913 dan Melies meninggal dalam kemiskinan.(cel/net/berbagai sumber)
Editor : Chell
-
Kota Banjarmasin2 hari yang lalu
Nobar Piala Asia U-23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota Banjarmasin
-
Kota Banjarmasin1 hari yang lalu
Polresta Banjarmasin Tengah Selidiki Kasus Bayi Meninggal Saat Persalinan
-
HEADLINE12 jam yang lalu
Lelaki di Banjarmasin Habisi Kakak Ipar, Jasad Dibuang ke Wilayah Kintap
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Kasus Cuci Uang Narkoba Fredy Pratama, Sang Ayah Divonis 20 Bulan Penjara
-
Kabupaten Hulu Sungai Utara2 hari yang lalu
Pengedar Sabu di Desa Paminggir Seberang Diringkus Polisi
-
HEADLINE1 hari yang lalu
Relokasi Normalisasi Sungai Kuranji di Cempaka Warga Ada yang Tak Setuju