Kabupaten Tanah Bumbu
Dinas Perikanan Tanah Bumbu Gencar Kembangkan Jumlah Bioflok di Pedesaan
KANALKALIMANTAN.COM, BATULICIN – Dinas Perikanan Tanah Bumbu (Tanbu) kini mulai menularkan motivasi sistem budidaya ikan Bioflok ke berbagai desa di Bumi Bersujud.
Setelah sukses mengelola dan membudidayakan kolam ikan dengan sistem bioflok di kantor, langkah tersebut cukup direspon dan membuahkan hasil positif.
“Belajar dari keberhasilan panen perdana ikan nila yang kami kembangkan di kantor, kolam bioflok di sini dijadikan percontohan untuk perluasan budidaya,” ungkap Kadis Perikanan Tanah Bumbu, Yulian Herawati, pekan lalu.
Menurutnya, Diskan Tanah Bumbu kini sudah memperluas jaringan pembuatan bioflok ke berbagai desa, baik bagi kelompok maupun perseorangan.
Baca juga : HSU Kembali Raih Opini WTP, Plt Bupati Husairi Terus Bina Pengelolaan Keuangan Daerah
“Tercatat saat ini sudah ada sebanyak 116 kolam milik kelompok desa dan 100 bioflok dibangun secara perseorangan,” terang Herawati.
Dijelaskannya, sebagian besar budidaya didominasi ikan nila, karena lebih menjanjikan. “Hanya ada satu desa yang menambah budidaya ikan Lele,” imbuhnya.
Jumlah ini akan segera bertambah menyusul ada berbagai pihak yang sedang proses pembangunan kolam. “Saat ini sudah proses pembuatan,” tegasnya.
Keberhasilan ini bukan tanpa perjuangan. Karena tahapan dimulai sejak 2020 lalu. Kemudian 2021 diaplikasikan dan hasilnya hingga 2022 mendapatkan respon positif.
Baca juga : Mantan Plt Kalapas Kelas III Batulicin Raih Penghargaan Ketua DPRD Tanbu
“Desa sangat antusias menerapkan sistem bioflok. Terlebih sejumlah desa punya pasar sendiri ke perusahaan, sehingga semangat memperluas budidaya terbuka lebar,” tandasnya.
Dengan banyaknya jumlah pembudidaya daerah di daerah ini diharapkan meningkatkan hasil produksi ikan nila untuk mencukupi kebutuhan masyarakat lokal yang cukup banyak peminatnya.
“Selama ini suplai sebagian besar didominasi kiriman dari luar daerah,” katanya.
Sistem bioflok sendiri dinilai lebih efektif dan efesien dibanding cara metode tradisional. Selain hemat lahan, teknologi ini masa panen juga lebih singkat/ yakni 2 hingga 2,5 bulan.
Bahkan potensi kematian pun sangat kecil dan 99 persen berpeluang hidup. Sehingga wajar budidaya ikan ini mulai dilirik masyarakat. (kanalkalimantan.com/ftr)
Reporter : ftr
Editor : cell
-
PEMILU 20242 hari yang lalu
Caleg Terpilih Tak Harus Mundur Jika Maju Pilkada, Begini Penjelasan Ketua KPU Kalsel
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Jemaah Termuda Kloter 1 Daftar Haji saat Umur 10 Tahun, Setor 2014 Berangkat 2024
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Karst Sangkulirang-Mangkalihat dan Delta Mahakam, Bentang Alam yang Terancam Eksploitasi
-
Hukum2 hari yang lalu
Dilakban di Paha, Empat Orang di Bandara Juwata Tarakan Selundupkan 4 Kg Sabu
-
HEADLINE1 hari yang lalu
Embarkasi Haji Banjarmasin Berangkatkan Kloter 1, 320 Jemaah Menuju Madinah
-
Kalimantan Selatan21 jam yang lalu
Pelantikan Pengurus Wilayah Keluarga Besar PII Kalsel