Connect with us

HEADLINE

9 Nama ‘Dibidik’ Denny Indrayana sebagai Calon Pasangan di Pilgub Kalsel, Siapa Saja?

Diterbitkan

pada

Denny Indrayana membidik sejumlah tokoh sebagai pasangannya Foto: dok

BANJARBARU, Bursa Pilgub Kalsel semakin dinamis jelang dibukanya masa pendaftaran calon di KPU. Para kandidat mulai melaunching calon pendampingnya. Setelah incumbent Sahbirin Noor yang disebut bakal menggandeng mantan rivalnya H Muhidin sebagai pasangan, giliran sang penantang Denny Indrayana melakukan pendekatan intensif ke sejumlah tokoh untuk diajak duet. Sembilan nama disebut masuk dalam ‘radar’ mantan WamenkumHAM era Presiden SBY tersebut. Siapa saja?

Informasi yang dihimpun Kanalkalimantan.com, sembilan nama yang dijajaki Haji Denny saat ini berasal dari beragam golongan. Mulai politisi, tokoh agama, birokrat, hingga pengusaha. Nama-nama yang beredar pun tak jauh dari kriteria yang sebelumnya disampaikan pakar hukum tata negara tersebut.

Sebagaimana diketahui, Haji Denny terus mematangkan kriteria calon pendampingnya. Ia mengatakan, untuk mencari pendampingnya di Pilgub mendatang adalah pekerjaan yang serius. “Sehingga tidak bisa juga buru-buru, harus dilihat betul-betul. Cocok atau tidak, sama atau tidak visinya untuk bisa jujur, amanah, dan sanggup bekerja keras untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kalsel,” kata dia.

Haji Denny mengatakan, di antara kriteria pendampingnya tentunya mempunyai integritas dan berkomitmen melawan korupsi, memiliki intelektual dalam memimpin Kalsel, mudah diterima oleh seluruh masyarakat dan partai politik pengusung, serta sosok yang agamis.

Dari kretria tersebut, maka sembilan nama calon pendamping telah dijajaki. Kabarnya, pertemuan intensif dilakukan mantan staf khusus presiden ini. Bahkan diantaranya ada yang bertemu lebih dari dua kali untuk menyamakan visi Kalsel ke depan.

Informasi yang dihimpun, nama-nama yang muncul sebagai kandidat cawagub Denny Indrayana diantaranya adalah politisi Golkar yang saat ini juga duduk sebagai anggota DPR RI Hasnuriyadi Sulaiman, tokoh agama KH Ridwan Baseri atau Guru Kapuh, anggota Fraksi Golkar DPRD Kalsel Hariyati, tokoh pesantren Darussalam Guru KH Hatim Salam LC, anggota DPD Ri yang juga ketua FPI Kalsel Habib Zakaria, anggota DPD yang juga mantan duet Muhidin di Pilgub 2015, Gusti Farid Hassan Aman, anggota fraksi Gerindra DPRD Banjar Jihan Hanifa SH, Sekdaprov Kalsel yang juga Ketua PWNU Kalsel Harris Makkie, dan mantan wakil bupati Tanbu yang juga anggota dewan dari fraksi Gerindra, Difriardi. (Lihat Tabel, red).

Nama mantan Wakil Bupati Tanah Bumbu Drs Dirfriadi Darjat sebelumnya sempat muncul disampaikan Sekretaris DPD Partai Gerindra Provinsi Kalsel Ilham Nor. “Kita melihat bang Denny masih belum punya pilihan untuk calon wakil gubernur, dari bincang-bincang dengan pimpinan partai (Ketua DPD H. Abidin HH), lalu mengusulkan satu nama untuk bisa sandingan dengan bang Denny. Keluarlah nama pak Difriadi Darjat,” kata Ilham Nor.

Lalu, bagaimana tanggapan Haji Denny terkait nama-nama yang muncul sebagai kandidat pendampingnya tersebut?

Kepada kanalkalimantan.com, mantan tim pengacara Prabowo di Pilpres 2019 ini tak membantah jika sedang melakukan komunikasi intensif dengan sejumlah nama. “Ya, kita memang menjalin komunikasi intensi dengan sejumlah tokoh. Baik tokoh politik, tokoh agama, tokoh birokrat, hingga tokoh pengusaha. Termasuk di antaranya yang disebutkan itu,” ungkapnya.

Denny mengatakan, belum bisa menyampaikan saat ini siapa di antara sembilan nama tersebut yang nantinya akan diajak sebagai pesangan duet. “Tunggulah. Nanti pada waktunya akan diumumkan. Tentunya juga tak lama-lama, agar teman-teman pers juga tidak penasaran,” katanya sambil tertawa.

Jika dilihat, sembilan nama yang dibidik Haji Denny memang memiliki bobot untuk menghadapi pasangan incumbent. Misalnya saja, Farid Hasan Aman yang selama ini banyak disebut sebagai ‘lumbung suara’ Muhidin di Pilgub 2015 lalu. Begitu juga Habib Zakaria yang memiliki pengaruh besar hingga di Banua Enam lantaran jaringan FPI yang dimilikinya.

Tak kalah, Harris Makkie yang merupakan ‘tangan kanan’ Sahirin di Pemprov Kalsel, memiliki pengarih luas. Bukan hanya di birokrasi, tapi juga di masyarakat dengan posisinya sebagai Ketua PWNU Kalsel. Pun dengan dua tokoh agama Guru Kapuh dan Guru Hatim yang memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat, khususnya jamaahnya yang tersebark di pelosok Kalsel.

Sebelumnya, Sahbirin Noor santer disebut akan memilih mantan rival di Pilgub 2015, H Muhidin sebagai pasangannya. Mantan Walikota Banjarmasin tersebut sudah kepincut disandingkan dengan Sahbirin. Meski di Pilgub Kalsel tahun 2015 sempat bertarung sengit melawan pasangan Sahbirin Noor-Rudy Resnawan, Muhidin menganggap dunia politik bersifat dinamis.  “Memang kemarin saya menjadi rival, tapi siap juga bila memang dijadikan wakil,” ujarnya.

Alasan kubu incumbent memilih Muhidin mungkin realistis. Sebab mempertimbangkan surevi Lembaga Saiful Murjani Researc and Consulting (SMRC) pada 9 – 19 Oktober lalu, nama Muhidin menempati posisi pertama dengan persentase 11,9 persen sebagai cawagub Kalsel yang berpasangan dengan Sahbirin.

Setelah itu, ada sepuluh nama di bawah Muhidin, seperti Rudy Resnawan 7,5 persen, Rosehan Noor Bahri 7,3 persen, Mardani H Maming 6,2 persen, Aboe Bakar Alhabsy 4,7 persen, Zairullah Azhar 4,0 persen, Habib Abdurrahman Bahasyim 3,3 persen, Gusti Khairul Saleh 3,1 persen, Ibnu Sina 3,1 persen, Gusti Farid Hasan Aman 2,0 persen, dan Abdul Wahid 1,5 persen.

Saat ini PAN juga memiliki kekuatan elektoral yang patut diperhitungkan di Kalsel. Sebab pada Pileg 2019 lalu, partai besutan Amin Rais ini berhasil meraih 6 kursi DPRD Kalsel. Sedangkan Golkar sendiri meraih 12 kursi, disusul PDIP dan Gerindra dengan 8 kursi, baru kemudian PAN.

Pilihan Sahbirin untuk menggandeng Muhidin, tentunya bisa menyebabkan sejumlah kandidat Cawagub lain yang sebelumnya berharap digandeng incumbent, bisa patah hati. Diketahui, sebelumnya ada beberapa kandidat yang mengajukan calon sebagai pendamping Sahbirin.

Dari pendaftaran di Partai Golkar saja, setidaknya ada 5 nama. Mereka adalah Gusti Iskandar Sukma Alamsyah, Gusti Syahyar, H Abdul Wahid, M Syaripuddin, dan H Rosehan NB. Hal tersebut sebagaimana disampaikan Ketua Harian DPD Golkar Kalsel H Supian HK.

Sementara Ketua Bidang Polhukam DPD PDIP Kalsel H. Rosehan Noor Bahri menanggapi wacana duet incumbent dengan Muhidin dengan santai. “Namanya klaim, ya biasa saja. Semuanya nanti tergantung SK dari DPP yang menentukan. Kalau kita sih happy saja,” kata Rosehan yang saat dihubungi tengah berada di Jakarta.

Rosehan sendiri, sebelumnya digadang berpasangan dengan Sahbirin. Itu jika koalisi besar di mana kader PDIP ditempatkan untuk mendampingi petahana benar-benar terjadi. “Kita serahkan ke (DPP) PDIP, saya berpasangan dengan Paman Birin atau saya dengan siapa. Itu urusan pengurus partai,” paparnya.

Rosehan pun menekankan, dalam dunia politik memang segala sesuatu mungkin terjadi. Ya, karena baginya politik itu dinamis dan tidak kaku. “Politik itu tidak terlalu harus kaku begitu lah. Santai saja,” bebernya.

Lantas, jika seandainya pasangan Paman Birin-Muhidin benar-benar terjadi?

Rosehan menyebut, semua kewenangan maupun keputusan akhir tetap berada di pengurus DPP PDIP.  Mengapa DPP PDIP? “DPP (PDIP) itu lebih pandai (dalam) mengatur strategi, situasi dan kondisi,” tegasnya.

Rosehan menyebut segala kemungkinan pasti terjadi. Termasuk jika mengusung kader sendiri. Apalagi di panggung perpolitikan. “Makanya jangan terlalu berharap politik itu kepastian. Kepastian itu adalah injury time saat SK dikeluarkan,” pungkasnya.(cell)

 

Editor : Cell

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->