NASIONAL
11.615 Siswa Positif Covid-19 Imbas Sekolah Dibuka saat Pandemi
KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA– Wakil Sekretaris Jenderal Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jejen Musfah menilai pembukaan sekolah untuk Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas di tengah pandemi Covid-19 adalah sebuah dilema.
Jejen mengatakan memang idealnya kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di sekolah memang dilakukan setelah pandemi usai, namun hal itu beresiko untuk pendidikan anak itu sendiri.
“Ini dilema memang, pada satu sisi yang ideal tentu menunggu sampai pandemi ini betul-betul zero ya, tapi tidak ada satu pun negara yang tahu pasti kapan pandemi ini akan berakhir,” kata Jejen dalam diskusi virtual, Selasa (21/9/2021).
Dia berharap orang tua selalu mengawasi kesehatan anak di masa pandemi ini agar tidak mudah terserang virus Covid-19, dan terus mengajarkan anak pentingnya protokol kesehatan.
Baca juga : Jelang PTM di Kotabaru, 8 Ribu Pelajar Mulai Divaksin Covid-19
“Yang perlu dilakukan untuk mengatasi was-was itu sebagai guru ya tentu kita harus menjaga makanan, minuman, istirahat, olahraga dan mental anak, jadi jangan lupa yang utamanya itu menjaga asupan makanan mereka supaya mereka sehat bugar senang enjoy,” ucapnya.
Jejen menyebut pembukaan sekolah saat ini sudah sangat mendesak dilakukan, terutama di daerah yang punya jaringan internet, tidak ada gawai, atau tidak memungkinkan melakukan belajar online.
Jika ada kasus positif Covid-19, maka sekolah itu harus segera ditutup, disterilkan, dan dilakukan kontak tracing terhadap semua orang yang masuk sekolah.
“Ditutup ketika terdeteksi ada kasus, kemudian setelah beberapa hari dibuka lagi, karena kita hanya melihat dari penilaian-penilaian satgas Covid-19 bahwa wilayah PPKM 1,2,3 itu bisa melaksanakan PTM,” tuturnya.
Baca juga : Viral Kerajaan Angling Darma di Pandeglang, Raja Punya 4 Istri dan Suka Bantu Warga Miskin
11.615 Siswa Positif Covid-19
Sebelumnya, Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah (Paud Dikdasmen) Kemendikbudristek, Jumeri mengungkapkan bahwa sudah ada 1.296 sekolah yang melaporkan klaster Covid-19 saat PTM Terbatas, total ada 11.615 siswa positif Covid-19.
“Kasus penularan itu kira-kira 2,78 persen yang melaporkan,” kata Jumeri.
Data ini didapatkan dari 46.500 sekolah yang sudah melakukan PTM Terbatas per tanggal 20 September 2021.
Dia merinci jumlah klaster Covid-19 paling banyak ada di Sekolah Dasar (SD) sebanyak 581 sekolah, lalu di sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebanyak 525 sekolah, dan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 241 sekolah.
Baca juga : Rehab Rumah Karya Bhakti Kodim 1001 di Rantau Karau Raya Rampung
Sementara di Sekolah Menengah Atas (SMA) ada 170 sekolah, di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ada 70 sekolah, dan di Sekolah Luar Biasa (SLB) ada sebanyak 13 sekolah.
Pelajar SD menjadi yang paling banyak terkena Covid-19 akibat PTM Terbatas yakni sebanyak 6.908 orang, dan 3.174 guru SD juga positif Covid-19.
Di tingkat SMP terdapat 2.220 siswa dan 1.502 guru positif Covid-19, PAUD terdapat 953 siswa dan 2.007 positif Covid-19.
Lalu, 1.915 guru dan 794 siswa SMA positif Covid-19, 609 siswa dan 1.594 guru SMK positif Covid-19, dan 131 siswa dan 112 guru SLB positif Covid-19. (suara)
Editor: suara
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Terbukti Tidak Profesional, Tiga Komisioner Bawaslu Kalsel Diberi Sanksi “Peringatan Keras”
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Bawaslu Kalsel Rekomendasi Batalkan Pencalonan Aditya, Ini Pendapat Ahli Hukum
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Pencalonan Aditya-Said Abdullah Dibatalkan, Prof Denny: Lawan Putusan KPU Banjarbaru ke MA!
-
HEADLINE3 hari yang lalu
Anak Meninggal Dunia Tenggelam di Sungai Alalak, Sang Ibu Melahirkan di Puskesmas
-
Kota Banjarbaru3 hari yang lalu
Kunjungan Pejabat Pemko Banjarbaru ke Perpustakaan Palnam, Ini Respon Mereka
-
pilkada 20242 hari yang lalu
Tensi Pilwali Banjarbaru Naik, KPU Banjarbaru Dijaga Ketat