Connect with us

PILKADA BANJARMASIN

Tarung Pilkada di Banjarmasin, Para Kandidat Masih Saling Intip Kekuatan!

Diterbitkan

pada

Sejumlah kandidat masih mengukur kekuatan di Pilkada Banjarmasin Foto: dok kanal

BANJARMASIN, Bursa kandidat yang akan tampil di Pilkada Banjarmasin mulai menggeliat. Meskipun belum banyak yang muncul, beberapa sudah berani mendeklarasikan diri. Sebut saja Ketua DPRD Hj Ananda, Hj Karmila, Wakil Walikota Hermansyah, dan sejumlah tokoh lainya. Namun, sejauh ini mereka masih enggan menggeber dukungan atau show up, karena masih saling intip kekuatan lawan.

Seperti, Hj Ananda yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Banjarmasin. Dalam wawancara dengan Kanalkalimantan.com beberapa waktu lalu, ia mengaku telah mantap untuk meramaikan kancah bursa pemilihan Walikota. Begitu juga dengan Hermansyah yang menyatakan siap maju.

Kepada Kanalkalimantan.com, pengamat politik Khairiadi Asa menuturkan, ada kemungkinan komunikasi politik jelang Pilwali Banjarmasin akan muncul usai pelantikan anggota DPRD Kota Banjarmasin pada 9 September nanti. “Partai-partai antar politisi, misalnya tokoh A berpasangan dengan tokoh siapa, ataupun partai A berpasangan dengan partai B, ini masing-masing masih menunggu sebenarnya,” ucap Khairiadi, saat ditemui awal pekan lalu.

Sejauh ini, menurut Khairiadi, beberapa tokoh yang dimunculkan ke khalayak yang nantinya akan dicalonkan pada pilwali Banjarmasin 2020 mendatang seperti Hj Karmila (putri H Muhidin) dari Partai Amanat Nasional (PAN), dan Hj Ananda dari Partai Golkar. “Tokoh-tokoh yang lain ini kan senyap-senyap saja. Artinya, masih wait and see lah. Masih menunggu,” kata Khairiadi.

Khairiadi menekankan, baik Ibu Sina maupun Hermansyah yang merupakan pertahana baik walikota dan wakil walikota, dikarenakan masih menjabat sehingga masih belum menyatakan sikap.

“Dan partainya masih belum menyatakan koalisi, dikarenakan masih terikat (kontrak politik). Karena proses pencalonan sendiri pun tidak terlepas dari peran pengurus partai politik pusat. Jadi yang berperan disetujui atau tidak, di saat pendaftaran tiap-tiap partai, nah di pendaftaran partai itulah nanti masing-masing kandidat mempresentasikan kesungguhannya dalam mengikuti ajang pilkada,” kata Khairiadi.

Sehingga, sangat wajar jika tokoh-tokoh yang cukup ternama belum menyatakan kesiapan. Hal ini, Khairiadi menjabarkan, ada proses dan mekanisme. “Pertama, harus ada pendaftaran di parpol. Kedua, ada komunikasi politik, harus berkoalisi dan tidak bisa berdiri sendiri. Itu kan hari per hari ada terus (komunikasi politik) terlebih mendekati hari pendaftaran calon. Biasanya itu berubah, apalagi waktunya masih panjang,” tambah Khairiadi, sembari menambahkan, kandidat calon walikota yang akan bertarung tentu akan mendapat restu dari pusat.

Khairiadi menyebut, meski belum ada komunikasi politik secara tampak, bukan berarti tidak ada komunikasi politik di balik layar. “Itu pasti, hanya saja tidak terekspos. Jadi gerakan senyap bisa saja terjadi, namun kita belum tahu pasti,” kata Khairiadi.

Jika dibandingkan dengan Pilwali pada tahun 2015 lalu, Pilwali 2020 mendatang, menurut Khairiadi, sangat menarik. Karena jeda waktu antara Pileg dan Pilpres mepet. Dan juga pengaruh Pilpres masih melekat, menarik bagi pemilih.

“Artinya, fanatisme pemilih itu masih kuat. Fanatisme antara kedua kubu di Pilpres 2019 (kubu 01 dan kubu 02) itu, kalau kita lihat di medsos masih terpecah. Polarisasinya masih ada. Apakah ini (akan) terbawa di Pilwali mendatang. Ini yang kita tunggu, apakah partai koalisi 02 hanya mau berkoalisi dengan sesama 02, turunannya ke daerah,” ujar Khairiadi.

Disinggung soal apakah ada calon independen yang akan ikut bertarung, Khairiadi belum bisa menjabarkan lebih jauh. “Kalau Banjarmasin, itu tergantung nanti siapa yang menyatakan kesiapan. Kalau calon independen tentu melihat track recordnya di masa lalu. Sementara di Banjarmasin belum ada,” tutup Khairiadi. (fikri)

Reporter : Fikri
Editor : Cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->