Connect with us

kampus

Soal ‘Pemboikotan’ Diskusi di Kantin UNISKA Banjarmasin, Rektor Enggan Komentar

Diterbitkan

pada

Rektor UNISKA Prof Abdul Malik enggan komentar soal gagalnya diskusi Denny Indrayana di kampusnya Foto: dok

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Rektor Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al Banjari (MAB) Prof Abdul Malik memilih bungkam terkait ‘pemboikotan’ acara ngobrol bareng Denny Indrayana di kantin kampus UNISKA Banjarmasin, Kamis (23/1/2020) lalu.

Abdul Malik yang belum lama dikukuhkan sebagai guru besar ini justru enggan berkomentar dan mengatakan ingin buru-buru ke Banjarbaru saat ditemui Kanalkalimantan.com, Jum’at (24/1/2020) siang.

Sementara Humas UNISKA Gusti Furqon menerangkan, pihaknya tidak ada menerima surat resmi terkait diskusi tersebut. “Kalau surat resmi tidak ada,” terangnya melalui panggilan telepon Whatsapp, Jum’at (24/1/2020).

Namun menurutnya, jika ingin berdiskusi bebas di tempat mana pun tanpa mengajukan surat resmi.

Lantas, mengapa tiba-tiba tempat kantin yang ingin dijadikan ruang diskusi bersama Denny Indrayana ini seketika tutup pada hari itu? Sedangkan Rabu (22/1/2020) sebelumnya dan hari ini tetap buka?

Gusti sapaan akrabnya menjelaskan, hal itu kemungkinan karena keadaan kampus yang saat ini sudah memasuki liburan semester. “Mungkin karena suasana kampus libur jadi kantinnya tutup,” dalihnya.

Dosen Fakultas Teknik ini juga mengungkapkan, pihaknya menyatakan terbuka untuk siapapun yang ingin mengadakan diskusi di kampus Uniska, asalkan tidak ada kepentingan pribadi di dalamnya. “Dengan catatan untuk pembelajaran mahasiswa. Tidak ada unsur politik,” pungkasnya.

Sebelumnya, diskusi santai yang dikemas dalam acara ‘Ngobrol Bareng Pakar Hukum Tata Negara Prof Denny Indrayana di kantin Kampus Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) Banjarmasin urung dilakukan. Diduga, ada unsur ‘sabotase’ yang mengakibatkan diskusi urung dilaksanakan, Kamis (23/1/2020) pukul 14.00 Wita.

Ditandai tutupnya tiga warung yang berada di kantin itu beserta dipadamkannya lampu yang mengakibatkan kantin menjadi gelap gulita. Padahal, paginya kantin tersebut buka seperti biasa.

Lantaran gagal menggelar diskusi di lokasi tersebut, diskusi digelar di kediaman Dr. M. Uhaib As’ad yang merupakan akademisi UNISKA Banjarmasin. “Hari ini saya sangat kecewa, diskusi santai hari ini dengan Pak Denny dan adik-adik mahasiswa, yang rupanya iklan yang menyebar ke mana-mana dan dibaca pihak kampus, akhirnya kampus UNISKA tutup,” keluh Dr. Uhaib di kediamannya di kawasan Sultan Adam Banjarmasin, Kamis (23/01/2020) sore.

Padahal, diskusi merupakan bagian dari demokrasi. Namun yang sangat disayangkan Dr. Uhaib, kampus sendiri tidak memberikan cerminan demokrasi, lantaran tidak memberikan tempat untuk berdiskusi. “Mau bicara demokrasi, kampus saja tidak memberi contoh demokrasi! Apalagi rezim kan!,” kata Dr. Uhaib lagi.

Menurut Prof Uhaib, dengan adanya dugaan tindakan represif ini menandakan kampus telah menjadi bagian dari oligarki. Alih-alih menjadi sumber pencerahan bagi setiap mahasiswa. Selain itu, untuk berdiskusi pun tidak mutlak harus dilakukan di kampus atau di rumah. “Kita kan bisa diskusi di pinggir sungai, atau di bawah pohon. Tidak mesti di gedung kan,” katanya.(Kanalkalimantan.com/Riki)

 

Reporter : Fikri
Editor : Cell

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->