Connect with us

HEADLINE

Sejumlah Kendala Warnai PPDB Sistem Zonasi, Ada Sekolah Minim Pendaftar!

Diterbitkan

pada

Sejumlah kendala mewarnai PPDB SMP yang berlangsung tiga hari. Foto : ammar

BANJARMASIN, Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) melalui sistem zonasi resmi ditutup Rabu (4/7) tadi. Sejumlah kendala menyertai penerimaan siswa untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kota Banjarmasin ini. Terutama terkait gangguan koneksi internet.

Antrean pendaftaran beruebut kuota pendidikan di 35 SMPN di Banjarmasin mewarnai kesibukan orangtua murid beberapa hari terakhir. Kabid Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin Sahnan mengatakan, jumlah kursi PPDB melalui zonasi tahun ini ditetapkan sebanyak 6.120 kursi dan 360 kursi khusus dari luar kota.

Hal ini sudah menjadi arahan dari Kementerian Pendidikan pada Rapat Koordinasi di Jakarta sebelumnya. “Daya tampung untuk kouta kursi PDPB online sistem zonasi tahun ini  di SMP Negeri sebanyak 6.120 kursi dari 35 SMP Negeri serta Kouta 360 kursi dari luar daerah,” ucapnya.

Ditetapkan juga, bahwa jatah kursi untuk calon siswa di luar daerah untuk  5 persen untuk siswa luar kota dalam penerimaan peserta didik baru PPBD online zonasi.

Seperti Pantauan di SMPN 7 Banjarmasin di Jalan Veteran, bahwa jatah tersebut sudah tidak bisa lagi untuk di sana. Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Banjarmasin Drs Kobul mengatakan, sekolahnya pada hari pertama PPDB online sistem zonasi yang telah menyiapkan sekitar 300 formulir sudah habis diambil oleh para calon siswa.

“Untuk petugas penginputan PPDB di SMAN 7 Banjarmasin pada hari pertama saja telah memasukan data calon siswa sebanyak 217 pendaftar, untuk hari kedua, dan hari ini, saya belum mendapatkan laporannya,” ucapnya.

Ditambahkannya jatah kursi yang bisa ditampung oleh sekolahnya sebanyak 126 kursi dan 8 kursi untuk luar daerah. Pihak menjamin tidak ada sistem titip kursi di sekolahnya karena kobul menginginkan transparansi di SMPN 7 Banjarmasin.

“Formulir akan kami sebar sebanyak-banyaknya. Namun biar mendaftar disini calon siswa bisa daftar draft di sekolah lain”singkatnya.

Untuk Di SMP Negeri 1 Banjarmasin, Plt Kelapa Sekolah Edy Miharto mengatakan, dalam sehari pada PPDB online zonasi di SMPN1 ditargetkan bisa menginput data sebanyak 150 calon siswa. Padahal untuk meninput data tersebut tidak harus datang ke sekolah karena PPDB sudah berbasis online. “Untuk input data yang belum sebenarnya bisa tidak harus kesekolah karena sudah onlinekan,” katanya.

Terkait lambatnya proses input data calon siswa, karena ada gangguan koneksi internet pada server. Hal inilah yang menghambat proses.

Sementara itu, Wakil Ketua komisi IV DPRD Kota Banjarmasin Dedy Sophian mengatakan, untuk sekolah yang telah mencapai kuota diharapkan jangan menerima lagi input data. Sebab akan menyalahi aturan yang berlaku pada PPDB Sistem Zonasi Tahun ini. “Sekolah yang sudah memenuhi koutanya bisa menutup data input calon siswa. Agar tidak ada kejanggalan nantinya,” ungkapnya.

Ditambahkannya lagi, kekurangannya tenaga panitia operator input PPDB tahun ini hanya 4 orang hal ini menjadi salah satu keterlambatan pemasukan data calon siswa. “Saya harap dinas pendidikan terkait tenaga operator yang kurang dibeberapa sekolah  bisa ditambahkan,” katanya.

SMPN 28 Kemuning Minim Siswa

Imbas dari sistem zonasi,  beberapa sekolah yang hingga hari ini hanya mendapatkan calon siswa yang teramat sedikit. SMPN 28 Kemuning yang bertempat di Jalan Kelayan A, Gang Dahlia, Banjarmasin Selatan misalnya, hanya mendapatkan 29 siswa saja.

Bendahara BOS SMPN 28 Kemuning, Siti Ridhawati mengatakan sekolah tersebut telah diperbaharui seperti sekolah negeri pada umumnya yang layak untuk melakukan kegiatan mengajar. Mereka juga telah memiliki laboratorium sendiri dan penumjang kegiatan ekstrakulikuler yang lengkap dan telah diperbaharui. “Sampai siang ini baru 5 siswa yang daftar hari ini,” katanya.

Menghadapi hal tersebut, ia menyatakan untuk tetap buka sampai kouta sampai terisi penuh. Apabila belum terpenuhi juga kedepalan kelas tersebut, paling tidak tiga kelas bisa dilakukan kegiatan pembelajaran. “Kami optimalkan, sayangkan sekolah yang bagus masa tidak ada siswanta nanti.”katanya.

Dibanding sebelumnya, sekolah tersebut dikatakan oleh Bendahara BOS SMPN 28 Kemuning, Siti Ridawati, semua ruangan belajar penuh. Namun kini, semenjak dua tahun lalu, ada ruangan tidak terisi karena tidak adanya siswa. Terlebih tahun ini pun ia mengatakan terancam lima ruang belajar malah mubazir karena tidak berfungsi. Hal itu disebabkan kurangnya minat siswa pada sekolah negeri.  “Kebanyakan warga disini memilih memasukan anaknya ke pesantren, tsanawiyah, madrasah. Para orangtua ingin agar anaknya belajar agama lebih mendalam,” jelasnya.

Diakuinya, kawasan tersebut memang termasuk zona rawan. Khususnya pada pengaruh negatif obat-obatan. Bahkan termasuk adanya penjualan obat. “Pokoknya di sini rawan. Jadi banyak dari orang tua siswa yang menyekolahkan anaknya ke agama terutama tentang penggunaan handphone,” ungkap Rida.

Mengingat hal tersebut, ia mengatakan cukup berpengaruh pada jumlah siswa. Termasuk adanya pendaftaran sistem PPDB online.(ammar)

Reporter : Ammar
Editor : Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->