Connect with us

Budaya

Museum se Borneo Siap Gelar Wastra Borneo 2018

Diterbitkan

pada

Pembutan kain tenun tradisional di pulau Kalimantan. Foto : net

BANJARBARU, Museum-museum yang ada di Borneo akan melaksanakan pameran kain tradisional yang ada di Pulau Borneo. Rencananya pameran ini akan dilaksanakan di Museum Lambung Mangkurat pada 25-31 April 2018.

Sekedar diketahui, kata wastra merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta yang memiliki arti selembar kain (sandangan). Saat ini penggunaan kata wastra mulai dikenalkan kembali untuk mewakili nama kain tradisional Indonesia. Wastra adalah kain tradisional Indonesia yang memiliki makna dan simbol tersendiri dengan matra tradisional setempat yang mengacu kepada dimensi seperti warna, ukuran panjang atau lebar. Dengan demikian arti wastra adalah bukan sekedar kain biasa, namun kain yang sarat makna.

Ketua Pelaksana Pameran Wastra Borneo 2018 Rusmiadi SPd mengatakan, dalam setiap tahunnya museum regional yang ada di Pulau Borneo melaksanakan dua tema pameran yakni manik-manik Borneo dan Wastra Borneo. Tahun ini Museum Lambung Mangkurat berkesempatan untuk menjadi tuan rumah pelaksanaan, sebelumnya di Sabah Malaysia pada tahun 2017 dan Museum Sintang pada tahun 2016.

“Rencananya akan diikuti oleh museum-museum seluruh Borneo seperti Museum Brunei Darussalam, Museum Sabah Malaysia, Museum Serawak Malaysia, Museum Kalimantan Barat, Museum Kalimantan Timur, Museum Kalimantan Tengah, Museum Kapuas Raya Kabupaten Sintang dan Museum Lambung Mangkurat, serta juga dari museum Jawa tengah dan Museum Batik Pekalongan,” katanya kepada Kanal Kalimantan, Senin (9/4).

Tenaga Pamong Budaya Ahli Madya Museum Lambung Mangkurat ini juga mengatakan, sementara ini khusus pameran kain, ditambah acara lain untuk memeriahkan acara seperti lomba lukis, kisah Bahasa Banjar (lokal). “Juga menampilkan musik bambu untuk hiburan masyarakat yang dilaksanakan parkir Museum dari grup musik Swara Anak Banua bimbingan Pak Enus,” bebernya.

Dia menambahkan, selain pameran juga dilaksanakan seminar terkait permuseuman, dari pusat terkait sosialisasi PP 66 tentang Permuseuman yang dilaksananakan pada tanggal 25 April.

Pelaksanaan selama 4 hari (25-29 April), saat para peserta dari museum lain pulang pameran tetap dilaksanakan, barang-barang dari museum lain masih ditinggal di Museum Lambung Mangkurat, namun nantinya akan dikirim lagi ke Museum yang akan menjadi tuan rumah pada pelaksanaan selanjutnya.

Rusmiadi mengatakan, Wastra dari Kalsel akan memamerkan kain kulit kayu yang terbuat dari kulit kayu dengan cara pembuatannya dengan dipukul, kain sarigading dari Sungai Tabukan Alabio, Kabupaten HSU yang digunakan untuk mandi-mandi dibuat dengan tujuan untuk pengobatan, sasirangan dan kain jenis lainnya.

Tujuan dilaksanakan pameran wastra menurut Rusmiadi, pada intinya untuk menunjukkan dan mengenalkan motif-motif tradisional. “Kita mengenalkan motif-motif tradisional kepada masyarakat yang kemudian bisa dikembangkan menjadi motif modern,” ucapnya.

Dia menambahkan, selain itu tujuan pameran Wastra untuk menunjukkan seni budaya kreatifitas masyarakat kBorneo tentang adanya persamaan atau perbedaan.

“Tujuan khusus adalah untuk menjalin kerjasama antara sesame museum yang ada di Borneo,” ujarnya.

Pameran Wastra rencananga akan dibuka oleh Gubernur Kalsel. Selain itu juga mengundang tamu lain dari Kementerian terkait.

Dalam kegiatan ini, pihak panitia juga mengundang sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten/kota sekitar seperti Banjarbaru, Banjarmasin dan Banjar.

Rusmiadi berharap, dengan masyarakat mengenal budaya terutama tentang kain (wastara), setelah itu masyarakat bisa mengembangkan. “Tidak hanya melihat namun akhirnya bisa untuk mengembangkan kemajuan ekonomi masyarakat,” tutupnya. (abdullah)

Reporter: Abdullah
Editor: Abi Zarrin Al Ghifari


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->