Connect with us

VOA Indonesia

Empat WNI Belum Dapat Dihubungi, setelah Tsunami Akibat Letusan Gunung Api Bawah Laut di Tonga

Diterbitkan

pada

Orang-orang melihat kapal yang rusak di marina di Tutukaka, Selandia Baru, 16 Januari 2022, setelah gelombang dari letusan gunung berapi menyapu marina. (Foto: Associated Press)

KANALKALIMANTAN.COM – Empat warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Tonga belum diketahui nasibnya karena tidak dapat dihubungi hingga berita ini ditulis. Pasca gunung berapi bawah laut Hunga-Tonga-Hunga-Ha’apai meletus dan memicu gelombang tsunami pada Sabtu (15/1), hingga Senin (17/1) dini hari waktu setempat.

KBRI di Selandia Baru – yang merangkap Samoa, Kerajaan Tonga, Kepulauan Cook dan Niue – dalam pernyataan tertulis di situsnya menyatakan “KBRI Wellington melalui Fungsi Protokol dan Konsuler terus memantau kondisi empat WNI yang berada di Tonga yang tidak dapat dihubungi karena putusnya kabel komunikasi bawah laut.”

Sebelumnya, tambah pernyataan itu, pada Jumat (14/1) petang seorang WNI di Tonga, Thomas Egbert, melaporkan terjadinya peningkatan permukaan air laut dan peringatan tsunami. Namun setelah itu belum dapat dihubungi kembali.

KBRI yang berkedudukan di Wellington juga terus berusaha menghubungi agensi kapal Ngatai Marine Entrepriss Ltd di Tonga yang memperkejakan tiga orang ABK WNI guna memastikan keselamatan mereka, tetapi belum dapat dihubungi.

 

 

Baca juga: Tan Paulin Ratu Batu Bara di Kaltim, Mengaku Tak Punya Tambang, Pernah Dilaporkan Tapi Tak Ditangkap

 

Letusan Gunung Berapi Bawah Laut Picu Tsunami

Gunung berapi bawah laut Hunga-Tonga-Hunga-Ha’apai, yang terletak sekitar 65 kilometer dari Ibu Kota Tonga, Nuku’alofa, meletus Jumat sore waktu setempat, memicu tsunami dan melumpuhkan jalur komunikasi. Tonga diselimuti abu vulkanik. Sementara Pulau Atata di dekatnya dilaporkan tenggelam.

Tonga Meteorological Services telah memberlakukan kondisi darurat bagi seluruh pulau di Tonga dan meminta masyarakat untuk melakukan evakuasi ke tempat yang lebih tinggi. Informasi di Tonga hanya tersedia melalui komunikasi radio Tonga Meteorological Services, National Emergency Management Office (NEMO), dan His Majesty’s Armed Force (HMAF).

Kuatnya letusan juga dirasakan hingga ke Samoa dan Fiji. Namun menurut KBRI Wellington, berdasarkan informasi salah satu WNI di Samoa, kondisi masih terkendali dan hingga kemarin tidak ada peringatan tsunami meskipun “pemerintah setempat meminta masyarakat tetap waspada.”

 

Jalur Komunikasi dan Internet Masih Terputus

Kantor berita Associated Press, Minggu (16/1) melaporkan ancaman tsunami di sekitar Pasifik akibat letusan gunung berapi bawah laut mulai mereda. Namun awan abu tebal masih menutupi Tonga dan menyulitkan akses pesawat-pesawat yang dikirim dari Selandia Baru untuk melihat luasnya kerusakan akibat bencana.

Baca juga: Dukung Fasilitas Pendidikan, Jalan ke Kampus II UIN Antasari Bakal Diaspal

Foto-foto satelit menunjukkan letusan luar biasa besar pada Sabtu (15/1) malam dengan gumpalan abu, uap dan gas yang naik seperti jamur raksasa di atas perairan Pasifik. Ledakan sonik terdengar sampai ke Alaska.

Foto Planet SkySat menunjukkan kepulan asap gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha’apai beberapa hari sebelum meletus pada 15 Januari, di Hunga Tonga-Hunga Ha’apai, Tonga, 7 Januari 2022. (Foto: Planet Labs PBC via REUTERS)

Di Tonga, gelombang tsuami yang menerjang pantai membuat orang-orang lari menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi. Internet dan jalur komunikasi lain hingga Minggu (16/1) malam masih terputus, termasuk situs pemerintah dan sumber informasi lain.

 

PM Selandia Baru: Daerah Pesisir dan Pulau Kecil Belum Dapat Dihubungi

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan belum ada laporan resmi tentang jumlah orang yang cedera atau korban meninggal di Tonga, tetapi memperingatkan bahwa pihak berwenang belum berhasil menghubungi beberapa daerah pesisir dan pulau-pulau kecil.

“Komunikasi dengan Tonga masih sangat terbatas. Dan saya tahu hal ini menimbulkan kecemasan bagi komunitas Tonga di sini,” ujarnya. Ditambahkannya, kapal dan toko di sepanjang garis pantai Tonga rusak; sementara Ibu Kota Nuku’alofa tertutup lapisan tebal debu vulkanik yang mencemari pasokan air bersih.

VOA telah berupaya menghubungi perwakilan KBRI Selandia Baru di Wellington dan KBRI Fiji di Suva, namun hingga laporan ini disampaikan belum membuahkan hasil.

Sebelumnya diketahui KBRI Wellington telah mengirim imbauan pada warga Indonesia di Selandia Baru, Samoa, Tonga, Kepulauan Cook dan Niue untuk “tetap waspada dan memantau perkembangan bencana yang terjadi yang dikeluarkan otoritas keamanan dan kebencanaan setempat.” (VOA/em/ah)


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->