Connect with us

Kabupaten Pulang Pisau

Dua Bulan Bhabinkamtibmas di Pulpis ‘Kesana Kemari’ Padamkan Api

Diterbitkan

pada

Anggota Bhabinkamtibnas Desa Buntoi dan Mantaren Pulang Pisau saat memindahkan mesin pompa untuk memadamkan kebakaran lahan. Foto : dew

PULANG PISAU, Kebakaran hutan dan lahan melanda banyak wilayah di Pulang Pisau dalam beberapa bulan terakhir sangatlah menguras tenaga dan biaya. Selain masyarakat, dinas terkait, anggota TNI dan pemilik lahan, peran polisi yang bertugas sebagai Bhabinkamtibmas di desa dan kelurahan juga ikut berjibaku menghalau api.

Adalah Briptu Irwanda Wahyu Saputra, Bhabinkamtibmas Desa Buntoi Kecamatan Kahayan Hilir. Sejak masuk musim Kemarau, ia bersama anggota Bhabinkamtibmas Polres Pulang Pisau mendapat perintah untuk gencar melakukan sosialisasi dengan sasaran di sekolah, kelompok pemancing, pencari burung, pencari kayu galam, halaban, madu agar terlibat aktif menjaga lahan sekitar dari ancaman api.

“Terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dimana-mana. Saya saja full dalam dua bulan itu ikut memadamkan api di wilayah desa Buntoi. Tidak siang, sore bahkan saat malam dan waktu yang harusnya hari libur seperti Sabtu-Minggu, juga turun ke lapangan melakukan pemadaman,” cerita Briptu Irwanda.

Meski tugas yang di emban cukup berat, karena harus berpindah-pindah lokasi. Pihaknya terbantu oleh kehadiran Masyarakat Peduli Api (MPA), warga dan anggota Babinsa. Sehingga mobilisasi alat-alat pemadam yang cenderung berat jadi semakin cepat dilakukan. Bahkan, ketika kehabisan persediaan air atau makanan warga sukarela ikut membagi bekal mereka.

“Wilayah Buntoi, kemudian Gohong itu termasuk daerah yang sulit dipadamkan. Karena selain jaraknya jauh, masuk ke dalam hutan, sumber air juga susah didapat. Sehingga kami yang akan melakukan penyemprotan harus melakukan penyisiran sumber air dahulu. Apalagi jika yang terbakar terkena gambut dalam, maka penyiraman harus lebih lama,” kata polisi muda ini.

Dikatakan Briptu Irwanda, meski tugas utama aparat kepolisian bukanlah sebagai petugas pemadam kebakaran, namun karena kebakaran lahan tahun 2019 ini dianggap lebih parah jika dibanding tahun lalu. Pihaknya pun turun berbaur ikut bersama masyarakat memadamkan api. Bahkan ketika melakukan pemadaman, Briptu Irwanda mengaku semangatnya akan naik berkali-kali lipat tatkala berjumpa dengan warga yang tengah menghalau api di kebunnya.

“Saat patroli di Buntoi misalnya, kami bertemu petani yang bekerja sangat keras memadamkan api ketika tengah membakar kebunnya. Kita langsung ikut membantu. Karena kita memahami, kebun itu adalah mata pencaharian mereka (petani). Sering terjadi saat tengah memadamkan api di satu titik tiba-tiba kita diberi kabar ada muncul sumber api lagi di tempat lain, betul-betul kita semua dibuat kerepotan saat itu,” tuturnya.

Kehadiran Bhabinkamtibmas Mampu Halau Kebakaran di Areal Kebun Masyarakat

Upaya patroli keliling yang dilakukan Bhabinkamtibmas dianggap masyarakat cukup efektif dalam upaya mencegah kebakaran hutan dan lahan lebih luas. Hal itu dikatakan Suwandi, warga Desa Buntoi yang merasakan bagaimana kebun karetnya hampir dilahap api pada pertengahan September lalu.

“Mesin pompa kebetulan rusak, jadi mau tidak mau kami melakukan penyiraman secara manual. Untungnya ada rekan sesama petani yang menghubungi Bhabinkamtibnas Buntoi, dengan cepat lalu mereka datang membantu. Hingga kebun karet kami masih sempat terselamatkan,” kenang Suwandi.

Menurut pria 40 tahun ini, keberadaan Bhabinkamtibmas di desa-desa sangat efektif saat musim kemarau seperti ini. Sebab pihaknya jadi tahu kemana harus melapor misalnya ada menemukan indikasi kebakaran lahan sehingga bisa cepat di tangani.

“Hanya saja, mungkin kami juga perlu dibantu peralatan pemadam agar kami siap kapan saja menghadapi ancaman api. Karena tenaga polisi dan TNI juga kan terbatas, misalnya secara berbarengan ada 2-4 tidak api mereka tentu tidak bisa membantu semua, jadi setidaknya meringankan beban mereka,” tukas. (sjy)


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->