Connect with us

Bisnis

Disparitas Harga Jadi Masalah Utama LPG 3 Kg

Diterbitkan

pada

Ketua Hiswana Migas Kalsel H Saibani Foto: Arief Rahman

BANJARMASIN, Disparitas atau perbedaan harga yang terlalu jauh masih menjadi masalah utama seringnya Liquified Petroleum Gas (LPG) 3 Kg dipakai oleh masyarakat yang bukan haknya maupun dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

Menurut Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Kalsel H Saibani, jika ingin kedua masalah tersebut bisa diselesaikan, hendaknya Pemerintah bisa berani memotong disparitas harga yang terlalu jauh tersebut.

“Kalau Pemerintah berani membuat Disparitas harga LPG 3 Kg dengan LPG Non Subsidi tidak terlalu jauh bahkan sama, saya yakin dua masalah itu bisa terselesaikan dengan sendirinya,” tegasnya, Sabtu (23/3).

Jika harga LPG Bersubsidi dan Non Bersubsidi tidak ada disparitas harga, maka tentu masyarakat menengah atas maupun pelaku usaha akan kembali memakai LPG Non Subsidi. Kemudian para pengecer pun enggan menjual LPG 3 Kg diatas HET, karena tidak akan laku.

“Ketimbang menjalankan program distribusi LPG 3 Kg tertutup, saya lebih menyarankan Pemerintah berani mengambil kebijakan memotong disparitas harga. Namun memang akan ada efek negatifnya, salah satunya akan membuat naiknya harga LPG 3 Kg dipasaran,” ungkapnya.

Selama ini LPG 3 Kg di Kalsel memang sudah menjadi salah satu kebutuhan utama masyarakat. Bahkan kini pemakainya sudah sulit diatur hanya untuk kalangan masyarakat menengah bawah dan pelaku usaha mikro saja, tapi juga seiring dipakai oleh masyarakat menengah atas bahkan pelaku usaha besar.

“Karena banyak dipakai oleh mereka yang bukan haknya, menjadikan LPG 3 Kg sering sulit dicari. Kalau pun ada di tingkat pengecer dijual dengan harga yang tidak wajar,” pungkasnya.(arief)

Reporter: Arief
Editor: Cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->