Connect with us

Lifestyle

Derbi Milano Bahasan di Edisi Terakhir BOLA

Diterbitkan

pada

Pojok kios penjual tabloid Bola di jalan Sudimampir, Banjarmasin. Foto : Mario

BANJARMASIN, Siapa yang tidak kenal dengan tabloid BOLA. Tabloid yang sudah ada dari generasi ke generasi di Indonesia selama 34 tahun itu akhirnya berpamitan kepada seluruh pembacanya.

“Halo, BOLAMania, seperti kabar yang sudah beredar, kami memang akan pamitan. Sebagai pembaruan informasi, dua edisi terakhir akan terbit pada Jumat (19/10), yang akan membahas derbi Milano, dan edisi pamitan pada Jumat (26/10),” begitu cuitan yang tertulis dari akun Twitter resmi BOLA.

Edisi terakhir diterbitkan pada hari Jumat adalah karena edisi pertama BOLA pada 1984 terbit pada hari Jumat pula. Edisi terakhir ini terbit 56 halaman dan color.

BOLA awalnya terbit sebagai sisipan harian Kompas pada 3 Maret 1984, namun empat tahun kemudian mulai diterbitkan terpisah. Tabloid ini berfokus pada berita-berita sepak bola dan sering mengirimkan wartawannya untuk meliput ajang-ajang olahraga di luar negeri, termasuk Piala Dunia FIFA.

BOLA tentu juga mempunya kenangan tersendiri bagi orang-orang yang hidup pada era 80-90an. Masa di mana media informasi masih terbatas.

Prayoga, seorang bapak dua anak ini mengaku kaget ketika mengetahui tabloid favoritnya tidak akan beredar lagi. Ia yang merupakan fans berat Barcelona ini berbagi sedikit cerita bagaimana tabloid tersebut menemani masa mudanya.

“Dulu saya ikut-ikutan karena banyak teman yang baca (BOLA). Dimulai dari situ saya mulai tertarik dunia sepak bola” ungkap pria yang sangat senang mengoleksi poster-poster yang ia dapatkan dari BOLA.

Lain halnya dengan Ahmad Surkati, ia sudah mengetahui jika BOLA tidak akan terbit lagi.

Pria berusia 68 tahun ini sudah puluhan tahun berjualan koran dan majalah di kawasan pasar Sudimampir.

Ia berkata bahwa pada tahun 80 hingga 90-an, BOLA menjadi incaran banyak pembaca.

Hal ini terus berlanjut sampai pada masa penetrasi internet ke khalayak luas di tahun 2010-an.
“Karena informasi mudah didapat dari hp, orang-orang mulai jarang beli koran dan majalah. Lagipula lebih hemat biaya juga. Sekarang pasarannya (koran dan majalah) cuma sampai 50%,” ujarnya sembari mengambil salah satu majalah lama terbitan 2012 dengan harga yang tertera pada sampul 75 ribu rupiah.

Dengan berhenti terbitnya BOLA, hal ini menambah lagi daftar bacaan yang tidak akan hadir lagi di tempat-tempat yang menjual koran dan majalah.

Selain itu pula sudah banyak bacaan lainnya yang sudah tidak masuk ke Banjarmasin. Paras, Kartini, Trubus, Cosmopolitan adalah contohnya. Hal ini dikarena sudah tidak ada lagi para pembelinya.

Namun di tengah semakin besarnya peran teknologi bagi masyarakat zaman kiwari, Ahmad tetap optimis bahwa media cetak tidak akan hilang dimakan kemajuan zaman. (mario)

Reporter : Mario
Editor : Abi Zarrin Al Ghifari


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->