Connect with us

Budaya

Chunyun, Ritual “Pulang Kampung” Terbesar Umat Manusia Saat Imlek!


Ada sekitar 390 juta manusia yang melakukan mudik Imlek. Jumlah ini, 10 kali lipat lebih besar dari jumlah orang yang mudik saat lebaran di tanah air. Itu pun masih harus ditambah 90 juta lagi!


Diterbitkan

pada

Ratusan juta warga dunia melakukan mudik pada saat tahun baru Imlek. Foto : net

Tahun baru Imlek menjadi fenomena sosial migrasi manusia terbesar. Setiap tahun baru China ini, sekitar 390 juta manusia akan pulang ke kampung halamannya. Baik domestik, maupun dari luar China untuk kembali ke negeri Tirai Bambu tersebut.

Maka jika dibandingkan dengan mudik lebaran di Indonesia pada 2017 lalu yang mencapai 30 juta orang, tentu fenomena di tanah air ini bukan apa-apanya! Masih harus dikalikan 10, dan ditambahkan 90 juta, untuk bisa menyamai jumlah orang yang mudik pada saat imlek.

Mudik untuk merayakan Imlek sekaligus liburan bersama keluarga itu kerap disebut sebagai “chunyun”. Chunyun bermula sejak 15 hari sebelum hari H. Total arus mudik dan balik berlangsung kurang lebih 40 hari. Jadi, untuk Tahun Baru Imlek yang jatuh pada Jumat (16/2) ini, pergerakan mudiknya sudah berlangsung sejak awal bulan Februari.

Jumlah tersebut memungkinkan, karena imlek tidak hanya dirayakan di daratan utama China saja. Tapi di seluruh dunia. Kesenian budaya seperti barongsai dan pemasangan lampion sudah ramai mewarnai jalanan pecinan. Sebagai salah satu perayaaan paling berpengaruh di dunia, perayaan Tahun Baru Imlek digelar di 400 kota lebih di 130 negara. Hal itu diungkapkan Kantor Informasi Dewan Negara China. Di beberapa negara seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Mauritius, dan Suriname, Tahun Baru Imlek telah menjadi hari libur nasional.

Event dan ritual seperti gala, barongsai, pameran, dan kunjungan ke kuil-kuil bebas dilakukan dan di sebagian negara dilindungi Konstitusi. Dalam Tahun Baru Imlek sebelumnya, kepala negara, pemerintah, dan para pemimpin organisasi dari seluruh dunia menyampaikan ucapan selamat tahun baru kepada yang merayakan..

Sama seperti di Inggris, di Amerika Serikat (AS), Prancis, Australia, Indonesia, Malaysia, dan Hungaria juga mengeluarkan perangko dan koin dengan elemen Tahun Baru Imlek. Secara tradisional, Tahun Baru Imlek dimulai pada malam Tahun Baru dan berakhir dengan Cap Go Meh, hari ke-15 di bulan pertama pada kalender China.

Di China sendiri, masyarakat melalui libur panjang. Mereka yang bekerja di wilayah perkotaan akan mudik ke kampung halaman untuk berkumpul bersama keluarga. Namun, sebagian warga China ada juga yang memilih pergi ke luar negeri. Akademi Pariwisata China memperkirakan jumlahnya mencapai 6,5 juta orang.

Foto : net

Agen travel online paling popular di China, Ctrip, juga menyatakan para pelanggannya yang berasal lebih dari 200 kota juga sudah mem-booking tiket menuju 700 kota di 68 negara dan kawasan. Daftar teratas destinasi mereka ialah Thailand, Jepang, Singapura, Vietnam, Uni Emirates Arab (UEA), dan negara Nordic (Eropa utara).

Namun, sebagian besar warga China tetap berwisata ke objek-objek wisata lokal. Administrasi Pariwisata Nasional China menyatakan selama Tahun Baru Imlek kali ini akan terjadi 385 juta perjalanan, sebagian besar domestik, naik 12% dari tahun sebelumnya. Revenue pariwisata diperkirakan meningkat 12,5% atau 476 miliar yuan.

Lalu lintas di Bandara Jinan juga kemungkinan akan sangat padat. Jumlah pengunjung diproyeksikan mencapai 177 juta orang selama 40 hari Tahun Baru Imlek. Shandong Airport Group menyatakan jumlah rata-rata penumpang per hari diperkirakan mencapai 44.000 orang, sedangkan rata-rata penerbangan mencapai 330.

Arus mudik di stasiun juga ramai. Warga China mengantre panjang sebelum dapat naik ke atas kereta. Dengan kereta peluru dan jalur rel baru, waktu perjalanan menjadi lebih singkat dari berhari-hari menjadi berjam-jam. Perjalanan dari Beijing ke Shanghai kini hanya memakan waktu empat jam dari sebelumnya satu hari.

Jaringan rel kereta api China akan melampaui 175.000 kilometer pada 2025, 38.000 kilometer di antaranya merupakan rel kereta peluru. Pada Tahun Baru Imlek kali ini, jumlah penumpang diperkirakan mencapai 390 juta orang. Masyarakat China juga tidak lagi menumpuk di loket karena tiket dapat dibeli secara online.

Istilah chunyun mulai muncul pada era 1980-an sebagai konsekuensi dari urbanisasi yang tumbuh pesat di Cina. Bagi warga pinggiran, kota-kota besar seperti Beijing, Shanghai, Guangzhou, Shenzhen, Zhengzhou, Hangzhou, Suzhou, dan Dongguan adalah tempat mengadu nasib. Imlek menjadi kesempatan bagi mereka untuk pulang atau berlibur—sebagaimana tercantum dalam aturan ketenagakerjaan di China.(cel/net)

Reporter : Cel/net
Editor : Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->