Connect with us

HEADLINE

Babak Penuh Kejutan Pilkada Banjarmasin, Skenario di Balik Munculnya Haris Makkie!

Diterbitkan

pada

Haris Makkie muncul sebagai calon di Pilkada Banjarmasin Foto: ist

BANJARMASIN, Tarung di Pilkada Banjarmasin memunculkan banyak kejutan. Sejumlah kandidat yang selama ini tak diprediksi, muncul sebagai rival penantang incumbent Ibnu Sina. Kandidat yang tak bisa dianggap enteng muncul seperti putri mantan Walikota H Muhidin, yakni Hj Karmila yang berduet dengan Kepala Bappeda Kalsel Fajar Desira, dan kini muncul sosok ‘kuda hitam’ tak kalah potensial Sekdaprov Kalsel, Abdul Haris Makkie.

Haris Makkie, bagian dari kejuatan yang muncul dalam beberapa waktu ke depan. Meski kemunculannya terkesan sembunyi dari incaran media, namun dipastikan jika yang bersangkutan tak hendak main-main saat mendaftar di PDIP Banjarmasin, beberapa waktu lalu.

Kabarnya, ada ‘deal politik’ tertentu dibalik kemunculan Haris Makkie yang juga Ketua PWI NU Kalsel ini sebagai kandidat yang akan berlaga di Pilkada Banjarmasin.

Sebelumnya, Sekretaris DPD PDIP Kalsel Syaripuddin mengatakan, Haris Makkie telah mendaftar ke partainya tanggal 25 September lalu. Sehingga, saat ini ada lima kandidat yang resmi mendaftar di partai berlambang banteng tersebut. “Untuk Pilkada Banjarmasin, ada Pak Herman (Wakil Walikota Banjarmasin), Muhaimin, Pak Sekda Haris Makkie, Ibu Ananda (Golkar Banjarmasin), Fazlur Rahman,” paparnya.

Saat ini, PDIP telah menyerahkan seluruh berkas lamaran bakal calon ke provinsi dan 7 kabupaten/kota yang menggelar Pilkada 2020 ke DPP. Penyerahan berkas bakal calon tersebu guna ditindak lanjuti untuk dilakukan fit test and proper tes (uji kelayakan dan kepatutan) bahkan juga akan dilakukan motede survey elektabilitas, agar nantinya diusung parpol.
Di sisi lain, Haris Makkie masih tertutup terkait pencalonannya tersebut.

“Aku tidak ada komentar soal itu, untuk urusan-urusan Pilkada, aku tidak komentar saat ini, tulis saja seperti itu, mohon maaf ya,” katanya dikonfirmasi beberapa waktu lalu.

Bisa jadi juga Haris Makkie tidak hanya akan maju melalui PDIP. Sebab PDIP sendiri masih belum mencukupi untuk mengajukan calon sendiri. Sehingga ia harus menggandeng parpol lain.

Langkah ini juga berlaku bagi Haris Makkie yang tentunya akan melirik mendafar di partai lain. Seperti Partai Golkar, Nasdem, dan PPP yang menusul akan membuka pendaftaran. Namun hingga saat ini, belum ada komunikasi antara Haris Makkie dengan partai tersebut.

Ketua DPD Partai Golkar Banjarmasin Hj Ananda yang dikonformasi mengatakan, belum ada komunikasi antara Haris Makkie dengan pihaknya. “Belum ada informasi beliau akan mendaftar dalam waktu dekat ini,” ungkapnya.

Pertanyaanya, apa yang menggerakkan Haris Makkie untuk ikut bertarung di Banjarmasin?

Informasi yang dihimpun kanalkalimantan.com, kabar bakal majunya Haris Makkie di Banjarmasin sebenarnya sudah lama berhembus. Tanda-tandanya, sudah diprediksi dari maraknya baliho yang bersangkutan di Banjarmasin.

Majunya Haris Makkie, di Banjarmasin disebut-sebut bagian dari deal politik antara yang bersangkutan dengan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor di Pilkada Serentak 2020 nanti. Sahbirin yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kalsel sengaja memasang Haris Makkie untuk di Banjarmasin I, untuk mengamankan kebijakan pemerintah ke depan.

Sebab Gubernur Sahbirin, perlu sokongan dari Banjarmasin sebagai ibukota Kalsel untuk melakukan penataan pembangunan. Hal ini juga memunculkan isu, ditangan Ibnu Sina saat ini kerjasama antara Pemprov Kalsel dan Pemko Banjarmasin kurang maksimal.

Bocoran lainnya, munculnya nama Haris Makkie di Pilkada Banjarmasin wujud gagalnya upaya menyatukan Sahbirin dengan Muhidin sebagai pasangan Pilgub nanti. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Muhidin yang juga Ketua DPW PAN Kalsel ini berharap bisa mendampingi Sahbirin untuk periode selanjutnya.

Gagalnya duet Sahbirin-Muhidin ini, menjadi ancaman jika nanti Banjarmasin dipegang oleh Hj Karmila. Sehingga hubungan antara Banjarmasin dan Pemprov Kalsel menjadi tidak sinkron. Maka, untuk menghindari hal tersebut, Sahbirin menempatkan Haris Makkie untuk bertugas di Banjarmasin.

Namun, terkait skenario tersebut Haris Makkie masih enggan bicara. Begitu juga dengan Sahbirin Noor yang mengatakan menyerahkan pada proses yang saat ini sedang berlangsung di partai. “Tahapan saat ini masih pendaftaran di partai. Nantinya akan ada penyaringan oleh mekanisme DPP Partai Golkar,” katanya.

Nah, dengan tampilnya Haris Makkie sebagai ‘kuda hitam’ di Pilkada Banjarmasin, diprediksi akan muncul tiga calon atau lebih. Yakni Hj Karmila, Haris Makkie, dan incumbent Ibnu Sina.

Langkah incumbent Ibnu Sina dalam Pilkada Banjarmasin 2020 nanti masih belum terlihat. Namun menyikapi dinamika politik yang kian sengit, Ibnu Sina pun dipastikan dalam waktu dekat ini akan mulai turun gunung. Ia akan mulai gerilya ke sejumlah parpol yang membuka pendaftaran untuk mencari pasangan idealnya. Salah satunya yang diincar adalah Partai Golkar. “Ya tentunya ke parpol yang susah buka pendaftaran. Partai Golkar, kemudian PKS. Dan tak menutup kemungkinan juga partai lain,” ungkapnya.

Langkah Ibnu Sina mencari dukungan di Golkar ini menjadi langkah positif. Mengingat saat ini, Ibnu yang merupakan petinggi PKS, masih memerlukan sokongan partai lain untuk bisa maju dalam pencalonan. Berbeda dengan PAN yang bisa mengusung calon sendiri karena mengantongi 9 kursi di DPRD Banjarmasin, PKS masih harus mencari dukungan partai lain.

Pada pemilu lalu, PKS hanya mendapatkan 5 kursi di DPRD. Jumlah ini sama dengan PDIP, Demokrat dan PKB. Maka, untuk bisa mengajukan calon PKS minimal harus menggandeng salah satu partai yang juga tak bisa mengumpulkan batas minimal pengajuan calon.

Yang paling ideal, tentunya adalah Partai Golkar dan Gerindra. Apa sebab? Karena Partai Golkar dan Gerindra masing-masing mengantongi 6 kursi di DPRD. Sehingga jika diperlukan sebagai syarat minimal dukungan ditambah kursi PKS, akan menjadi 11 kursi.

Tapi, di antara dua parpol tersebut yang lebih stategis tentunya Golkar. Sebab partai beringin itu, sejak awal telah membuka diri untuk dilamar ‘incumbent’ atau calon kuat lainnya. Buktinya, dalam penjaringan bakal calon di Pilkada kali ini, Ketua DPD Golkar Banjarmasin Hj Ananda hanya mendaftar sebagai calon Wakil Walikota.

Hal ini juga ditegaskan Hj Ananda saat mendaftar ke Golkar dan PDIP beberapa waktu lalu. “Saya lebih nyaman untuk mendaftar sebagai calon Wakil Walikota. Karena bagi saya, politik itu berproses,” kata Ananda kepada Kanalkalimantan.com, saat mendaftar beberapa waktu lalu.

Sementara di Gerindra, saat ini Ibnu Sina harus melakukan negosiasi dulu. Karena belum ada kepastian apakah Gerindra akan mengusung Walikota, atau calon Wakil Walikota. Sedangkan Ibnu sendiri, tidak mungkin untuk ‘turun kasta’ menjadi Wakil Walikota dalam Pilkada nanti.

Ibnu Sina sebenarnya telah menegaskan hal tersebut. “Karena begitu misalnya kita harus ke parpol, boleh saja mengajukan sebagai wakil. Tentu wajar dong. Kami mendaftar tentunya sebagai calon walikota, tidak mungkin kan saya mencalon sebagai wakil walikota,” kata Ibnu kepada Kanalkalimantan.com.(fikri)

Reporter : Fikri
Editor : Chell

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->