Connect with us

Hukum

Air Keras dan Kisah Kejahatan, dari Pangeran Leopold, Novel, hingga Asep Syarifudin

Diterbitkan

pada

Sejumlah orang menjadi korban kejahatan menggunakan air keras Foto: net

Selama ratusan tahun, air keras memang kerap dimanfaatkan senjata melampiaskan amarah akibat perkara domestik. Diberitakan Kompas.com, 9 Januari 2017, Heriyanto menyiram istri dan 2 anaknya dengan air keras karena terbakar cemburu. kasus lain, siraman air keras oleh Lamaji yang cemburu menewaskan Dian Wulansari pada 1 April 2017.

Penyerangan berlatar belakang sosial politik seperti yang menimpa Novel Baswedan juga pernah terjadi di Ghana. Adam Mahama, tokoh utama partai oposisi Patriotik Baru Ghana, disiram air keras oleh lawan politiknya pda tahun 2015 lalu.

Kostadinka Kuneva, sekretaris Greek Trade Union of Cleaners and Housekeeper, diserang dengan air keras pada Desember 2009 karena memperjuangkan hak perempuan dan buruh. Pelaku penyerangan tersebut diduga adalah bosnya sendiri.

Air keras juga pernah mencoreng wajah pendidikan Indonesia. Diberitakan Harian Kompas pada 17 Februari 1971, iar keras pernah dimanfaatkan untuk menyerang 19 mahasiswa baru saat masa orientasi di Institut Teknologi 10 Nopember di Surabaya (ITS).

Di Indonesia, pemakaian air keras untuk tindakan kriminal meningkat sejak tahun 1970-an. Peningkatan di negara Asia lain terjadi sejak tahun 1950-an. India dan Bangladesh merupakan negara dengan pemakaian air keras untuk kriminalitas tinggi.

Yang fenomenal, adalah kasus yang menimpa salah seorang penyidik KPK Novel Bawesdan itu. Selasa (11/4/2017) subuh, penyidik senior KPK Novel Baswedan tiba-tiba disiram air keras oleh dua pria yang mengendarai sepeda motor. Saat itu Novel sedang berjalan menuju rumahnya setelah menjalankan shalat subuh di Masjid Jami Al Ihsan, Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Cairan itu tepat mengenai wajah Novel. Kejadian itu berlangsung begitu cepat sehingga Novel tak sempat mengelak.

Tak ada seorang pun yang berada di lokasi saat peristiwa penyiraman itu terjadi. Novel juga tak bisa melihat jelas pelaku penyerangannya. Novel kemudian dibawa ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta Utara. Pada sore harinya, Novel dirujuk ke Jakarta Eye Center (JEC) di Menteng, Jakarta Pusat, untuk perawatan dengan alat yang lebih memadai.

Menurut publikasi Ashim Mannan di Burns tahun 2006, laki-laki lebih sering menjadi korban air keras, kecuali di Bangladesh dan Taiwan. Di Inggris, laki-laki kerap jadi korban siraman air keras karena aksi antar gang. Di Bangladesh, perempuan jadi korban siraman air keras karena alasan seksual.

Studi Acid Survivor Trust, lembaga yang menangani korban siraman air keras mengungkap, serangan dengan air keras berkorelasi dengan ketimpangan gender. Di negara di mana perempuan memiliki hak sangat terbatas, kasus siraman air keras lebih tinggi.

Di Indonesia, banyak bahan bahan kimia berpotensi berbahaya dan beracun dijual bebas. Air Raksa pun bisa dibeli bebas dan dimanfaatkan untuk menambang emas. Demikian juga dengan air keras yang mudah diakses.(cel/trb/berbagai sumber)

Reporter: <Cel/Trb/Berbagai Sumber
Editor: Chell


Laman: 1 2

iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->