Connect with us

HEADLINE

Tim Dokter Pastikan Netralitas dalam Pemeriksaan Kesehatan Kandidat di Pilkada Kalsel 2020

Diterbitkan

pada

pemeriksaan kesehatan yang dilakukan tim dokter teradap para kandidat di Pilkada Kalsel 2020. Foto: Fikri

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Tim Dokter Pemeriksaan Kesehatan Bapaslon Pilkada Kalsel memastikan dalam pemeriksaan kesehatan bakal pasangan calon (bapaslon) Pilkada di Kalsel tetap mengedepankan netralitas.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Tim Dokter Pemeriksaan Kesehatan Bapaslon Pilkada Kalsel, dr. M Rudiansyah, SP.PD-KGH, FINASIM saat ditemui di RSUD Ulin Banjarmasin, Rabu (9/9/2020) siang.

“Kami netral. Karena kami dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia) bukan dari rumah sakit. Walaupun kebanyakan orang-orangnya dari rumah sakit dan menggunakan fasilitas rumah sakit,” kata Rudiansyah kepada Kanalkalimantan.com.

Karena, tambah Rudiansyah, tim dokter mengacu pada data hasil pemeriksaan kesehatan di rumah sakit tipe A yang ditunjuk oleh KPU Provinsi Kalsel ini.

Ketua Tim Dokter Pemeriksaan Kesehatan Bapaslon Pilkada Kalsel, dr. M Rudiansyah, SP.PD-KGH, FINASIM. Foto: fikri

Apalagi, tim dokter ini merupakan gabungan dari dokter-dokter di beberapa rumah sakit khususnya di Kota Banjarmasin.

“Pemeriksaan kita selalu pakai data, dan saya berani mempertanggungjawabkannya karena saya sudah 10 tahun mengurus ini. Jadi, kita tidak pernah melaksanakan sesuai dengan keinginan kita dan tidak memaksakan keinginan yang lain.

Kita tetap netral, karena pertaruhannya nama baik dan harga diri,” terang dokter yang juga Ketua IDI Kalsel ini.

Dokter spesialis penyakit dalam ini menerangkan, pemeriksaan swab sebelum pemeriksaan kesehatan bukanlah bagian dari pemeriksaan kesehatan balon kepala daerah.

Karena, di tengah pandemi Covid-19, pemeriksaan swab diperlukan guna memberikan perlindungan kepada tim dokter yang memeriksa balon kepala daerah.

“Kami menjaga keamanan dari segi tim pemeriksa, agar tidak tertular dan tidak menularkan (Covid-19). Sebenarnya konsepnya itu, artinya ada pemeriksaan swab ini karena ada pandemi Covid-19 saja. Kalau tidak ada pandemi, tidak ada masuk hubungan apa-apa,” imbuh Rudiansyah.

Karena, pemeriksaan swab tidak lantas menggugurkan balon kepala daerah saat hendak diperiksa kesehatannya. Rudiansyah mengibaratkan, pemeriksaan swab ini sebagai ‘pintu masuk’ sebelum pemeriksaan kesehatan.

“Ini hanya sebagai ‘pintu masuk’ kami yang memeriksa. Maka, kami harus yakin negatif (Covid-19) dulu,” kata Rudiansyah.

Jika sudah menjalani masa karantina selama 10 hari, Rudiansyah menambahkan, tahapan pemeriksaan kesehatan kembali dilanjutkan.

Namun, pemeriksaan nantinya akan berbeda dan lebih berhati-hati jika dibandingkan pemeriksaan kesehatan baru-baru ini, seperti menggunakan pakaian lengkap atau APD (alat pelindung diri).

“Kita lanjutkan setelah 10 hari, mungkin agak beda dan hati-hati,” pungkas Rudiansyah. (Kanalkalimantan.com/fikri)

Reporter: Fikri
Editor: Cell

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->