Connect with us

WARGA+62

Rumah Terisolasi Pagar Beton di Ciledug. Asep: Anak-Anak seperti di Penjara

Diterbitkan

pada

Awak media memanjat pagar beton usai mengunjungi kediaman keluarga almarhum Munir di Tajur, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, Minggu (14/3/2021). [Suara.com/Muhammad Jehan Nurhakim]

KANALKALIMANTAN.COM – Asep (28), salah satu anak almarhum Munir yang rumahnya terisolasi pagar beton di kawasan Tajur, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, mengaku kesulitan beraktivitas.

Sebab, untuk keluar masuk rumah, ia tak hanya harus melewati satu pagar beton setinggi dua meter tersebut. Melainkan dua tembok.

Belum lagi di salah satu pagar beton juga dipasangi kawat berduri. Sontak kondisi ini membuat aktivitasnya terhambat.

Saat disambangi SuaraJakarta.id—grup Suara.com—Minggu (14/3/2021), Asep pun menceritakan kronologi rumah keluarganya di Ciledug itu terisolasi dipagar beton oleh ahli waris pemilik tanah, Asrul Burhan alias Ruli.

Baca Juga:
Sangkut di Tali, Satu Korban Kelotok Tenggelam di Sungai Barito Ditemukan

Asep menuturkan, keluarganya membeli rumah tersebut pada tahun 2016. Saat itu, almarhum ayahnya membeli melalui pelelangan.

Keluarganya tak mengetahui saat pembelian rumah tersebut, ternyata tak bersama jalanan yang ada di depan rumah mereka.

Asep (28), salah satu putra almarhum Munir, menceritakan kronologi kediaman keluarganya terisolasi pagar beton di Tajur, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, Minggu (14/3/2021). [Suara.com/Muhammad Jehan Nurhakim]

Pada Oktober 2019, salah satu anak ahli waris pemilik tanah, Ruli, membangun dua tembok betok di sepanjang jalan gang rumahnya.

Saat pertama kali dibangun, pihak Ruli masih memberikan akses keluar masuk rumah untuk keluarga Munir dengan lebar 2,5 meter.

Konflik mulai terjadi saat banjir melanda kawasan itu pada 21 Februari 2021 lalu. Pagar beton tersebut roboh.

Baca Juga:
Terjatuh dari Gedung Sarang Walet, Pria 58 Tahun Tewas di Palangkaraya

Ruli menduga robohnya pagar beton itu karena dihancurkan oleh keluarga almarhum Munir.

“Sekitar tanggal 24 Februari lalu dibangun (kembali) lah itu pagar beton dan ditutup total,” ujar Asep saat ditemui awak media di kediaman keluarganya.

Penampakan pagar beton yang menutup akses rumah warga di Jalan Akasia Tajur, Ciledug, Kota Tangerang, Jumat (12/3/2021) malam. [Suara.com/Muhammad Jehan Nurhakim]

Asep mengatakan, sejak penutupan total dengan pagar beton itu, tak hanya dirinya yang kesulitan beraktivitas. Empat anak-anak yang masih keluarganya yang tinggal di rumah tersebut juga terhambat aktivitasnya.

“Jangankan tukang sayur, buang sampah aja susah. Ini sudah numpuk. Tukang sampah juga jalan aja, soalnya nggak ada akses masuk ke dalam sini,” ujarnya.

Sebelum ditutup total pagar beton, keempat anak tersebut disebut Asep masih bisa beraktivitas normal dengan anak-anak tetangga lainnya.

Kini, keempat anak itu hanya bisa bermain di sekitaran rumah saja.

“Anak-anak kecil ya kayak dipenjara aja. Harus manjat, susah (manjatnya),” ucapnya.

Asep menambahkan, untuk kendaraan pribadi, ia terpaksa harus menitipkan di tanah tetangganya.

“Kendaraan titip di tetangga. Alhamdulillah punya tetangga baik,” ucapnya.

Asep berharap masalah ini cepat selesai dan pihak keluarga yang membangun pagar beton tersebut mau membuka akses menuju rumah milik keluarganya lagi.

“Semoga aja dia dibukakan mata, pikirannya, segala-galanya,” pungkasnya. (suara.com)


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->