Connect with us

HEADLINE

Pemprov Tawarkan Proyek Jembatan Pulau Laut Senilai Rp3,6 Triliun ke Investor Korea

Diterbitkan

pada

Penandatanganan MoU Pemprov Kalsel dengan PT Pasifik Global Investment Foto: ist

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Pemprov Kalsel dan PT Pasifik Global Investment menggelar Memorandum of Understanding (MoU) Signing Ceremony, di ruang rapat Kantor Gubernur Kalsel, Jumat (2/7/2021).

Pemprov menawarkan empat proyek strategis bidang infrastruktur dengan nilai triliunan rupiah kepada manajemen PT Fasific Global Investment, Korea Selatan. Penjajakan kerja sama dipertajam dalam penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU).

Penandatangan MoU Pemprov Kalsel dengan perusahaan di bawah naungan Fasific Group ini dihadiri juga Ketua DPRD Kalsel Supian HK dan Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Kalsel, Nurul Fajar Desira diawal pertemuan memaparkan, beberapa proyek yang ditawarkan yakni Proyek Jembatan Pulau Laut ke dataran Kalimantan senilai Rp3,6 triliun.

 

Diketahui saat ini, jembatan yang terletak di antara Kabupaten Kotabaru dan Tanah Bumbu itu sudah terbangun jalan penghubung. Sementara, bentang utama jembatan yang akan dibangun sepanjang 700 meter.

Adapun proyek lain adalah Jalan Lintas Banjarbaru ke Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu yang sudah memiliki Kawasan Ekonomi Terpadu.

“Jalan sepanjang 157 kilometer ini akan melintasi Pegunungan Meratus yang bisa mempercepat jarak tempuh dibanding jalur yang digunakan masyarakat saat ini, sehingga waktunya lebih cepat,” ujar Fajar.

Untuk estimasi biaya proyek ini sebesar Rp14,3 triliun dengan tawaran pola pinjaman daerah kepada investor.

Baca juga: Gangguan Jiwa Meningkat Saat Pandemi, Psikiater RS Ratu Zalecha: Pasien Bisa 46 Orang Sehari!

Selanjutnya, proyek yang ditawarkan yakni jalur kereta api sepanjang 215 kilometer yang menghubungkan Kota Banjarmasin ke Tanjung Kabupaten Tabalong dengan perkiaraan biaya Rp25,7 triliun.

Serta pembangunan Pelabuhan Trisakti Baru senilai Rp220 miliar di Kota Banjarmasin juga jadi alternatif investor Korsel yang berminat berinvestasi di Kalsel.

Jika proyek ini ditambah dengan kawasan industri terpadu di Mantuil, investasi diperkirakan mencapai Rp2 triliun.

“Kita tawarkan proyek pelabuhan, lengkap dengan kawasan ekonomi terpadu dan jalan aksesnya,” jelas Fajar.

Fajar menyampaikan, untuk proyek tambahan yang ditawarkan Pemprov Kalsel adalah pembangunan Pusat Jantung Terpadu di RSUD Ulin Banjarmasin senilai Rp175 miliar dengan pola kerja sama berupa pinjaman.

Penjabat Gubernur Kalsel, Safrizal ZA mengatakan, setelah penandatanganan MoU ini, akan dilanjutkan dengan tahapan lain yang lebih detil, sehingga bisa dilakukan Memorandum of Agreement (MoA).

“Kita harapkan jarak MoU dan MoA tidak terlalu lama, karena perencanaan ini bagi Kalsel sudah lama sekali, sejak 2016 direncanakan.” ujarnya usai melakukan petemuan.

Ia juga mengatakan, banyak proyek pembangunan di Kalsel, namun yang ditawarkan hanya sebagian, karena menjadi skala prioritas yang diyakni mampu memberikan dampak luas terhadap perekonomian Kalsel.

Sementara itu dalam pertemuan, Safrizal juga menyampaikan harapannya, bahwa MoU berlanjut ke MoA dalam tempo yang tidak terlalu lama.

Baca juga: PENTING. Pelamar Formasi Satpol PP Banjarbaru Ada Ketentuan Tambahan, Ini Persyaratannya!

“Kalsel memiliki masa depan cerah terkait dunia usaha ini, karena terdapat banyak potensi, mulai perkebunan, kekayaan laut, kekayaan alam dan sebagainya,” tegasnya.

Ia juga mengakui untuk mengolah hasil yang maksimal, diperlukan infrastruktur dan sarana atau prasarana yang memadai. Karenanya, kerja sama lebih banyak ditujukan kepada penyediaan infrastruktur hingga bisnis lain bisa terdorong.

“Infrastuktur rumah sakit bonus saja ini, karena Korea terkenal dengan medical bisnis yang baik, maka belajar dengan Korea sesuatu yang lumrah,” ujarnya.

Ketua DPRD Kalsel, Supian HK menyambut baik penjajakan kerjasama Pemprov Kalsel dengan PT Pasifik Global Investment Manajemen ini.

Ia berharap kerja sama lebih konkret segera terwujud dan berkelanjutan. Menurutnya, keterbatasan dana pemerintah dalam pembiayaan pembangunan tidak bisa dipungkiri, sehingga upaya percepatan pembangunan perlu melibatkan pihak swasta atau investor. “Kami mendukung penuh upaya ini,” tegasnya. (kanalkalimantan.com/dewi)

Reporter: dewi
Editor: cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->