Connect with us

HEADLINE

Pemantauan Hilal Awal Ramadhan di Kalsel Dilakukan di 5 Lokasi


Perhitungan hisab Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), menyampaikan, 1 Ramadhan 1439 H akan jatuh bertepatan dengan tanggal 17 Mei 2018.


Diterbitkan

pada

Awal ramadhan akan diumumkan pemerintah hari ini Foto: net

BANJARBARU, Pemantauan hilal untuk penetapan awal Ramadhan Ramadlan 1438 H di Kalsel akan dilaksanakan di lima lokasi. Sejumlah titik yang ditetapkan tersebut meliputi, di atas gedung Bank Kalsel Banjarmasin, Jembatan Rumpiang Marabahan, Pantai Pagatan Tanah Bambu, atas gedung Hotel Q-Dafam Syariah Banjarbaru, dan Gunung Kayangan Pelaihari.

Rencananya, pengumuman awal puasa Ramadhan 1439 H atau 2018 M akan dilakukan Kementerian Agama RI, Selasa (15/5) ini. Kemenag RI akan menggelar sidang itsbat atau penetapan awal bulan Ramadhan 1439 H pada hari ini.

Hal itu diungkapkan Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kemenag RI, Juraidi. “Melalui sidang itsbat tersebut, Kemenag akan menetapkan kapan umat Muslim Indonesia akan mulai menjalankan ibadah puasa Ramadhan,” kata Juraidi.

Proses sidang akan dimulai pukul 16.00 WIB, diawali dengan pemaparan dari tim hisab dan rukyat Kemenag tentang posisi hilal menjelang awal Ramadhan. Adapun, proses sidang itsbat dijadwalkan berlangsung selepas salat maghrib, usai adanya laporan hasil rukyatul hilal dari lokasi pemantauan.

“Kemenag akan menurunkan sejumlah pemantau hilal di seluruh provinsi di Indonesia,” ujar Juraidi. Nantinya, hasil rukyatul hilal dan data hisab posisi hilal awal akan dimusyawarahkan dalam sidang itsbat untuk kemudian diambil keputusan penentuan awal Ramadhan.

“Sidangnya tertutup, sebagaimana itsbat awal Ramadhan dan awal Syawal tahun lalu. Hasilnya disampaikan secara terbuka dalam konferensi pers setelah sidang,” kata Juraidi.

Sidang itsbat mendatang akan dihadiri oleh Duta Besar negara-negara sahabat, Ketua Komisi VIII DPR RI, Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Kemudian, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan Informasi Geospasial (BIG), Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium, serta pakar falak dari ormas-ormas Islam dan lainnya. “Ini sebagai wujud kebersamaan pemerintah dengan ormas Islam dan instansi terkait dalam mengambil keputusan, yang hasilnya diharapkan dapat dilaksanakan bersama,” tutur Juraidi.

NU: Awal Puasa 17 Mei 2018

Perhitungan hisab Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), menyampaikan, 1 Ramadhan 1439 H akan jatuh bertepatan dengan tanggal 17 Mei 2018. Meskipun begitu, Ketua Lembaga Falakiyah PBNU KH Ghazalie Masroeri menegaskan pihaknya akan menunggu hasil rukyat hilal dan sidang itsbat, Selasa (15/5/2018). Bagi NU, data hisab hanya bersifat prediktif dan menunjang aktivitas pengamatan hilal.

“NU menunggu hasil rukyat dan sidang itsbat,” ujarnya, sebagaimana dikutip dari laman NU.or.id.

Ia mengungkapkan bahwa NU melaksanakan rukyat hilal karena dasar hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Abu Dawud dengan status hasan dan shahih. “Jika tidak terlihat, maka 30 hari Sya’ban,” katanya menerjemahkan penggalan hadits tersebut.

Meskipun secara hisab, hilal tidak akan terlihat, Kiai Ghazalie menyatakan NU akan tetap melakukan rukyat. Hal ini, menurutnya, bukan perkara percuma. “Memperhatikan peristiwa alam (adalah) ibadah. Bukan percuma,” tegasnya.

Menurutnya, dalam lembaga pendidikan di NU tidak ada pelajaran hisab. Yang ada, lanjutnya, pelajaran falak. “Nilainya lebih tinggi. Kalau falak itu astronomi,” tuturnya.

Pakar ilmu falak NU Kalsel Akhmad Syaikhu juga mengungkapan seluruh wilayah Indonesia bulan terbenam lebih awal dari matahari. Artinya ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia negatif, yaitu berkisar pada ketinggian antara -1.64 derajat di Sulawesi Utara dan -0.05 derajat di Pelabuhan Ratu Jabar.

Berdasar data tersebut, cukup untuk menyatakan bahwa awal Ramadan 1439 jatuh pada Kamis 17 Mei 2018. Sebab untuk rukyah harus memenuhi kriteria kumulatif tinggi hilal minimal 2 derajat, jarak sudut bulan-matahari minimal 3 derajat  atau umur bulan minimal 8 jam. “Data hisab pada 29 Syakban 1439 H di Indonesia menunjukkan bahwa hilal aspek ketinggian dan usia bulan tidak memenuhi kriteria rukyah,” jelasnya.(ammar/devi)

Reporter: Ammar/devi
Editor: Cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->