Teknologi
Mengenal Polder Mini, Sistem Pengelolaan Air di Lahan Rawa HPS 2018
Hendri menambahkan sistem polder sejatinya adalah antara sistem handil, tabat, dan tanggul keliling yang kemudian dikenal dengan sistem polder. Sistem ini diperkenalkan oleh seorang ahli pengairan berkebangsaan Belanda bernama Schophyus, bersama dengan H Idak -seorang Manteri Tani di Kalimantan pada masa pemerintah Belanda-. Implementasi sistem polder ini pernah dilakukan di rawa lebak Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan yang dikenal dengan Polder Alabio dengan luasan 6.000 hektare, tetapi belum berhasil dengan baik.
“Sistem ini merupakan bangunan air berupa tanggul keliling yang dilengkapi dengan saluran utama masuk, keluar, dan saluran pembagi serta dilengkapi dengan pompa besar untuk memasukan air pada saat kekeringan dan mengeluarkan pada saat kelebihan,†terang Hendri.
Herman Subagio, peneliti dari Balittra menjelaskan, sistem polder ini dikembangkan dan disempurnakan sehingga bisa diterapkan dengan baik. Herman menerangkan, jika yang dikembangkan pada Polder Alabio mencapai luas 6.000 hektare, maka pada sistem polder mini ini hanya mencapai luas antara 100-300 hektare.
Dalam sistem polder mini ini ada tiga jurus pengelolaan air yang diaplikasikan yaitu : (1) adanya tanggul keliling yang kokoh; (2) adanya jaringan tata air berupa adanya saluran masuk, saluran keluar, dan saluran pembagi, dan (3) tersedianya pompa besar baik pada pintu masuk maupun pintu keluar untuk sekaligus mengatur tinggi muka air dengan memompa air masuk apabila kekurangan air dan memompa air keluar dari dalam apabila kelebihan air.
“Penyempurnaan sistem polder dan mengoptimalkan pertanian di lahan rawa telah dikembangkan sistem polder mini yang pada prinsipnya menerapkan apa yang disebut handil, tabat atau tanggul dan aliran satu arah,†jelas Herman.
Tiga jurus pengelolaan air diimplimentasikan pada sistem polder mini Jejangkit Muara yang unit pengembangannya seluas 240 hektare dengan dibangunnya tanggul keliling, saluran sekunder dan tersier masuk dan keluar, dan tersedianya pompa, yaitu pompa masuk dan pompa keluar.
Dengan dibangunnya polder mini ini, maka dapat ditingkatkan indeks pertanaman dari IP 100 menjadi IP 180 dan/atau IP 200, ditingkatkan hasil panen karena meningkatnya efisiensi pencucian zat-zat beracun (leaching) dan meningkatkan pH tanah dan ketersediaan hara tanaman, sehingga hasil padi juga meningkat.
“Melalui sistem polder mini, hasil pertanaman padi varietas Inpara 2,3, 8 dan 9 menunjukkan pertumbuhan yang optimal, tampak menguning dengan bulir-bulirnya yang panjang dan berisi, ungkapnya,†kata Herman. (rico)
Editor : Abi Zarrin Al Ghifari
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Modal Menang Pileg 13 Kursi, Golkar Pede Calon Sendiri di Pilgub Kalsel 2024
-
HEADLINE3 hari yang lalu
Brio Ugal-ugalan Tabrak Polisi, Kabur saat Dihentikan di Flyover A Yani Km 4,5 Banjarmasin
-
Kota Banjarbaru3 hari yang lalu
Manusia Silver Terjaring Satpol PP Banjarbaru, Orangtua Libatkan Anak Mengemis di Lampu Merah
-
HEADLINE1 hari yang lalu
Golkar Kalsel Mulai Mengelus Jagoan Pilkada 13 Kabupetan Kota
-
HEADLINE3 hari yang lalu
Brio Tabrak Polisi dan Sepeda Motor di Banjarmasin Berawal dari Melawan Arah
-
HEADLINE3 hari yang lalu
Cuci Uang Narkoba Fredy Pratama, Jaksa Tuntut Harta Sitaan Lian Silas Dirampas untuk Negara