OPINI
Menanti Lahirnya ‘Mo Salah’ dari Kotabaru
Sebagai putera asli Kotabaru, saya sangat berkeinginan memajukan Bumi Saijaan melalui sepak bola. Olahraga paling digandrungi seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari hanya kelas kampung sampai kelas dunia. Hadir di tengah masyarakat perdesaan hingga masyarakat perkotaan.
Saya penggila permainan si kulit bundar ini. Melalui sepak bola saya berkeinginan memajukan Kotabaru. Saat ini, Kotabaru memiliki dua tim sepak bola, Persiko Kotabaru dan Kotabaru FC. Keduanya memang masih berkutat di Liga 3 Indonesia. Masih jauh dari mimpi saya untuk bisa bertanding secara resmi di kompetisi kasta tertinggi sepak bola nasional melawan tim-tim di Liga 1.
Persiko sejatinya bukan tim ayam sayur. Sekadar catatan pengingat saja, Persiko pernah berkiprah di Divisi 1 Liga Indonesia pada pertengahan tahun 2000-an. Pemain-pemain dan pelatih level nasional pernah menjadi bagian tim berjuluk Laskar Todak Saijaan ini.
Pada tahun 2006, Persiko ditangani oleh Aji Santoso, pelatih Persebaya saat ini. Aji sukses membawa Persiko lolos ke Divisi II Liga Indonesia. Setahun berikutnya, 2007, mantan pemain nasional Sudirman, duduk mengisi kursi kepelatihan Persiko.
Di bawah komando Sudirman, Persiko berhasil menembus level Divisi I Liga Indonesia dan mampu bertahan di Divisi I beberapa tahun berikutnya.
Saat berlaga di Divisi I inilah menjadi masa-masa sulit sebagai suporter Persiko. Home base Persiko terpaksa pindah ke Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST). Ya, karena Stadion Bamega Kotabaru tidak punya standar menggelar laga kompetisi nasional Divisi I sesuai yang ditetapkan PSSI.
Era tahun 1980-an Persiko juga sudah mampu menarik minat pemain-pemain kelas wahid untuk berkostum kuning khas Laskar Todak Saijaan. Ya, saya ingat ada nama Arifin Djoefri, penjaga gawang asal Surabaya yang pernah mengawal gawang Persebaya saat menghadapi Ajax Amsterdam di Gelora 10 Nopember Surabaya.
Gairah sepak bola Kotabaru semakin bergeliat dengan kemunculan Kotabaru FC pada tahun 2017 lalu. Teranyar, baru saja menoreh prestasi menjadi juara Liga 3 Regional Kalimantan. Harus diakui, sepak bola bisa membuat nama suatu daerah menjadi sangat positif.
Bisa ambil contoh Madura yang saat ini semakin dikenal seantero Indonesia berkat Madura United-nya.
Saat pertandingan sepak bola digelar di Kotabaru, warga Kotabaru tumpah di sekitar Stadion Bamega. Perekonomian berputar, meski tak banyak. Okupansi hotel meningkat untuk tempat menginap tim tamu dan suporter yang datang. Pedagang atribut sepak bola, makanan, minuman, hingga tukang parkir semua terlibat.
Tahun 2019 lalu, saya menggelar turnamen sepak bola Bupati Cup Kotabaru. Berharap muncul bibit-bibit muda pesepak bola untuk Kotabaru ke depan. Selain Bupati Cup, Kotabaru menggelar turnamen sepak bola Pulau Laut Barat (PLB) Cup dan beberapa turnamen lainnya.
Banyaknya turnamen yang digelar ini tentu dengan tujuan membina dan memupuk kemajuan persepakbolaan Kotabaru. Cuma satu keinginan saya, Persiko dan Kotabaru FC bisa bertengger di kasta tertinggi elit liga sepak bola Indonesia, sekaligus menelurkan pemain Timnas Indonesia.
Semua kecamatan harus melakukan suatu dorongan kepada generasi muda di wilayahnya untuk menyukai dan menggemari sepak bola sejak dini.
Saya menyerukan agar dibuat ajang pencarian bakat guna menumbuhkan bibit bibit muda yang nantinya bisa membawa kejayaan Kotabaru melalui sepak bola.
Selain sisi olahraga, sepak bola juga bisa menyambung silaturahmi antar warga Kotabaru. Sepak bola lengkap. Sepak bola mengajarkan kita banyak ilmu kehidupan, seperti kemanusiaan, sedih, senang, dan cinta, sportivitas, kebersamaan, kepedulian, serta kedisiplinan.
Keberhasilan Kotabaru FC menjuarai Liga 3 Regional Kalimantan ini seperti oase yang mengakhiri dahaga prestasi sepak bola Kotabaru. Ini yang sudah lama kita dambakan. Kotabaru mempunyai klub sepak bola yang bisa mengangkat nama daerah.
Sebagai bupati yang menjadi bapak dari seluruh warga Kotabaru, apresiasi kerja keras tim yang sukses mengharumkan nama Kotabaru ini. Bahkan saya menjanjikan dukungan fasilitas untuk meningkatkan prestasi sepak bola Kotabaru dengan membenahi sarana dan prasarana Stadion Bamega, seperti pembenahan lapangan dan tribun serta membangun membangun stadion baru untuk latihan.
Pembangunan stadion baru di atas lahan seluas 15 hektare yang berlokasi di Desa Stagen, Kecamatan Pulau Laut Utara yang sedang berjalan ini didanai oleh pihak ketiga. Rencananya stadion untuk latihan ini juga akan dilengkapi mes untuk pemain.
Saya yakin, suatu saat mimpi saya untuk bisa menyaksikan pemain-pemain sepak bola asal Kotabaru bertanding di kasta tertinggi Liga Indonesia akan terwujud. Tentunya dengan dukungan seluruh warga dan kerjasama dengan pihak ketiga yang juga mencari hidup di Kotabaru.
Jangan lelah bermimpi dan berharap. Mohammed Salah-Mohammed Salah baru pasti akan lahir dari kompetisi dan pembinaan sepak bola Kotabaru. (sayed jafar alaydrus/kanalkalimantan.com)
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Sempurnakan Gugatan di MK, Tim Hanyar Menyoal Ketiadaan Kolom Kosong Pilwali Banjarbaru
-
Kota Banjarbaru2 hari yang lalu
50 Kolaborator Seni Berkumpul dalam Banjarbaru Murdjani Festival 2024
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Kalsel Ditinggal Ulama KH Muhammad Saberan Afandi, Wafat di Usia 82 Tahun
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Hasil Pilgub Kalsel: Muhidin-Hasnur 1.629.456 Suara, Acil Odah-Rozanie 348.118 Suara
-
pilkada 20242 hari yang lalu
Polda Kalsel Turunkan 425 Personel Amankan Rapat Pleno Rekapitulasi
-
Lifestyle3 hari yang lalu
Kuis Berhadiah MotionBank: Bagi-bagi Uang Jutaan Rupiah Tiap Hari di MNCTV