Connect with us

HEADLINE

Koalisi ‘Dua Jenderal’ di Belakang Haji Denny, Adu Strategi Politik di Masa Sulit!

Diterbitkan

pada

pertemuan Haji Denny dengan Prabowo dan SBY Foto: istimewa

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Menjawab koalisi besar incumbent Sahbirin Noor-H Muhidin di Pilgub Kalsel, kubu penantang Denny Indrayana tak tinggal diam. Bersamaan dengan pengumuman duet koalisi mantan rival di Pilkada 2015 itu di kantor DPD Golkar Kalsel, Senin (29/6/2020), mantan staf khusus presiden SBY tersebut melakukan pertemuan khusus dengan sejumlah petinggi partai di Jakarta. Dari hasil pertemuan itu, ‘dua jenderal’ yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku pendiri  Partai Demokrat, dan Prabowo Subianto selaku Ketua Umum Gerindra, akan berada dalam barisan pengusung Haji Denny.

Pertarungan Pilgub 2020 di Kalsel pun nampaknya akan menjadi adu stategi dua kekuatan besar, antara koalisi incumbent yang disokong 5 partai besar melawan barisan relawan Haji Denny yang disokong 2 partai.

Senin (29/6/2020) malam, Haji Denny—demikian kini panggilan Denny Indrayana, bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo di kediamannya di Kartanegara. Ia mengatakan, pertemuan dengan Prabowo yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) RI tersebut, berlangsung kekeluargaan.

“Saya dipanggil Pak Prabowo, dan sebelumnya sudah meminta izin dengan Ketua DPD Gerindra Kalsel Haji Abidin,” katanya.

Pada pertemuan tersebut, Prabowo menegaskan akan membantu di barisan penantang kubu petahana di Pilgub Kalsel. “Kita dukung Denny. Beliau bantu kita di Pilpres, jadi sekarang wajar kita bantu Beliau di Pilgub Kalsel,” kata Prabowo dikutip Denny dalam pertemuan tersebut.

Dengan dukungan Prabowo dan Gerindra tersebut, Denny sudah tinggal memastikan pendaftaran ke KPU sebagai calon gubernur. Sebab sebelumnya Haji Denny telah mendapatkan dukungan penuh dari Partai Demokrat. Minggu lalu Ketum Demokrat AHY mengatakan, Demokrat mendukung penuh  di Pilgub Kalsel.

Dukungan penuh Ketum AHY tersebut, makin ditegaskan dengan pertemuan Haji Denny dengan Presiden Ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, sehari sebelum bertemu Prabowo, tepatnya Minggu (28/6/2020) sore di kediaman. Dalam pertemuan itu SBY menyampaikan dukungan dan doa keberhasilan buat Haji Denny. “Selamat berjuang di Kalsel, Insya Allah menang,” katanya.

Gabungan  8 kursi  Gerindra dan 3 kursi Demokrat sudah pas untuk menjadikan Haji Denny sebagai Cagub Pilgub Kalsel 2020. Dengan total 55 kursi DPRD Provinsi Kalsel, maka 11 kursi Gerindra-Demokrat sudah memenuhi syarat minimal 20% kursi pencalonan.

Namun, Denny rupanya tidak hanya memastikan 11 kursi DPRD Provinsi. Sedang berada di Jakarta, Denny terus berkeliling dan memastikan mendapatkan dukungan partai lainnya. Ketika ditanya, ia tidak mau mengungkapkan partai mana saja yang ditemuinya. “Saya terus membangun komunikasi dengan partai lain untuk berkoalisi. Insya Allah dalam waktu dekat partai koalisi kami akan mendeklarasikan dukungannya,” katanya.

Namun demikian, dari sejumlah parpol yang sebelumnya diklaim sebagai pendukung incumbent, menyisakan PKB dengan 5 kursi, PPP 3 kursi dan Hanura 1 kursi. Untuk PKB dan PPP, kabarnya sudah menjadi incaran koalisi besar Sahbirin-Muhidin. Tapi, bukan berarti peluang tak ada. Sebab kenyataannya, sebelum Demokrat pun diklaim sebagai parpol yang didekati incumbent. Padahal nyatanya, Demokrat jauh hari sebelumnya sudah menyerahkan ‘surat tugas’ kepada Denny untuk mencari mitra koalisi sebagai wujud dukungan!

Adu Strategi

Di atas kertas, tentu saja jumlah partai pengusung Haji Denny kalah melawan koalisi incumbent. Dimana parpol yang direkrut saat ini cuma dua, yakni Demokrat dan Gerindra yang memiliki total 11 kursi di parlemen. Sedangkan incumbent, memiliki 5 partai pengusung. Terdiri dari Partai Golkar dengan 12 kursi, PDIP dengan 8 kursi, PAN 6 kursi, PKS 5 Kursi, dan Nasdem 4 kursi. Total jumlah kursi pengusung berjumlah 35 kursi.

Tapi, besaran jumlah parpol ukuran kemenangan!

Strategi politik menjadi kunci dalam pemenangan Pilgub 2020 nanti. Sebab di tengah Covid-19 ini, suasana Pilkada akan berbeda dengan sebelumnya. Inilah yang menjadi tantanga kedua pihak, baik incumbent maupun penantang.

Gerindra dan Demokrat, memiliki pengalaman panjang berjuang pada situasi sulit. Itu terbukti dalam Pilpres lalu. Meskipun duet kedua parpol tersebut tak terlalu ‘mesra’ tetapi tetap berada di satu kubu ketika itu mendukung pencalonan Prabowo-Sandi.

Teknik gerilya, dengan bertumpu pada semangat relawan menjadi penentu kemenangan mereka di Kalsel semasa Pilpres lalu. Walaupun, di level nasional mereka kalah.

Soliditas tim relawan inilah yang saat ini terus dipupuk Haji Denny yang mengambil slogan politik “Hijrah gasan (untuk) Banua”. Dimana dalam berbagai kesempatan, ia mengatakan perlunya Kalsel untuk kembali pada peta yang benar dalam pembangunan SDM, ekonomi, hukum, dan pemerintahan.

“Kita harus hijrah untuk Banua yang lebih baik. Yang lebih mementingkan kepentingan masyarakat, berwawasan lingkungan, agamis, dan antikorupsi. Kita tidak ingin perjuangan untuk membangun Kalimantan Selatan justru dinodai dengan money politik,” tegasnya.

Tapi meski demikian, di dalam koalisi incumbent juga ada banyak yang menjadi penyeimbang gerilya Denny Indrayana. Selain banyaknya tokoh ‘besar dan berpengaruh’ di dalamnya, juga ada Partai Golkar (pemenang pemilu di Kalsel),  PDIP (yang menguasi sejumlah kabupaten) dan PAN (populer di kota Banjarmasin). Juga ada PKS yang dikenal mampu mengorganisir kader di lapangan. Meskipun saat ini, di tubuh partai dakwah tersebut juga digerogoti berdirinya Partai Gelora yang dimotori mantan pentolan PKS seperti Fahri Hamzah.

Jadi, tinggal ditunggu gerilya siapa nanti yang lebih unggul dalam suasana Pilgub yang berbeda kali ini. Adalah siapa yang nantinya bisa memenangkan ‘hati’ calon pemilih di Kalsel. (Kanalkalimantan.com/cel)

 

Reporter : Cel
Editor : Cell

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->